Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lebih Sering Digigit Nyamuk ketimbang Orang Lain? Ini Penjelasannya

Kompas.com - 24/10/2022, 13:25 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber CNN

KOMPAS.com - Pernahkah kamu merasa tubuhmu lebih sering digigit nyamuk daripada orang lain walaupun berada di satu ruangan yang sama?

Mudahnya tubuh digigit nyamuk memang terasa menyebalkan, namun tidak sedikit orang yang menjadi penasaran mengapa hal ini bisa terjadi.

Ada yang mengatakan baju hitam dapat mengundang nyamuk, tapi faktor lain seperti ruangan yang gelap juga disebut sebagai pemicunya.

Karena hal ini begitu menyebalkan bagi sebagian orang, Leslie Vosshall asal Rockefeller University beserta tim berusaha mencari tahu apa penyebabnya.

Baca juga: 6 Obat Gatal Alami untuk Atasi Gigitan Nyamuk

Vosshall bersama timnya berhasil mengetahui pemicu mengapa orang tertentu lebih sering digigit nyamuk.

Hasil temuan mereka lantas dipublikasikan ke jurnal Cell pada tanggal 18 Oktober yang lalu.

Lantas, seperti apa temuan Vosshall, dkk?

Jalannya penelitian

Selama tiga tahun, peneliti meminta 64 responden untuk mengenakan stoking nilon di lengan mereka selama enam jam untuk beberapa hari.

Setelah itu, peneliti melakukan uji olfaktometer dengan meletakkan dua stoking ke dalam ruang kaca akrilik.

Olfaktometer adalah aktivitas pengujian untuk melihat perilaku serangga terhadap suatu aroma.

Peneliti kemudian melepaskan nyamuk demam kuning atau Aedes aegypti ke ruang kaca akrilik.

Hal itu dilakukan peneliti untuk mengamati stoking mana yang lebih menarik perhatian nyamuk.

Setelah perilaku nyamuk diamati, peneliti membagi responden menjadi dua kelompok berdasar stoking yang pernah mereka pakai yang disukai nyamuk.

Kelompok pertama adalah responden yang stokingnya disukai nyamuk, sementara kelompok kedua daya tariknya terhadap nyamuk rendah.

Baca juga: 5 Faktor yang Bikin Kita Gampang Digigit Nyamuk

Peneliti kemudian meneliti kulit responden yang disukai nyamuk dan mendapati 50 senyawa molekul yang lebih tinggi ketimbang respoden lain.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com