Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lebih Sering Digigit Nyamuk ketimbang Orang Lain? Ini Penjelasannya

Kompas.com - 24/10/2022, 13:25 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber CNN

Ia mengatakan, asam karboksilat seperti yang ditemukan Voshall, dkk termasuk bahan kimia yang berat sehingga sulit dicium dari kejauhan.

"Bisa jadi bahan kimia ini diubah oleh, katakanlah mikrobioma kulit, dan itu menyebabkan jenis bau tertentu," kata dia.

"Atau bisa jadi faktor lain di lingkungan sedikit memecah bahan kimia ini, sehingga lebih mudah dideteksi nyamuk."

Baca juga: Pakai Baju Warna Terang Bisa Cegah Gigitan Nyamuk? Ini Kata Ahli

"(Penelitian Vosshall) contoh yang sangat bagus tentang seberapa baik serangga dapat mencium baunya."

"Serangga ini telah berevolusi untuk memburu kita," tambah DeGennaro.

Bagi DeGennaro, daya tarik daya tarik orang tertentu adalah salah satu aspek penelitian yang paling menarik.

"Kami tidak tahu bahwa ada preferensi nyamuk yang sangat stabil untuk orang-orang tertentu," kata dia.

"Ini bisa menunjukkan bahwa mikrobioma kulit itu penting, meskipun mereka tidak membahasnya."

Dalam hal ini, DeGennaro menyarankan supaya penelitian lebih lanjut dilakukan.

Tujuannya untuk mengeksplorasi mikrobioma yang hidup di kulit manusia.

Dengan begitu, dapat diketahui alasan mengapa nyamuk tertarik pada senyawa tertentu daripada yang lain.

Penelitian seperti itu, kata DeGennaro, bisa menghasilkan produk yang lebih baik untuk mengurangi gigitan nyamuk dan penyebaran penyakit.

Baca juga: 9 Tanaman Pengusir Nyamuk, Mudah Ditanam di Rumah

"Saya pikir jika kita memahami mengapa nyamuk menemukan inang, kita dapat merancang penolak baru yang akan menghalangi nyamuk untuk merasakan bahan kimia tersebut," kata DeGennaro.

"Dan ini bisa digunakan untuk meningkatkan kemampuan tidak digigit nyamuk," tegas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com