Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/11/2022, 15:36 WIB
Gading Perkasa,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Saat ini, kita hidup di dunia yang serba cepat. Kecanggihan teknologi mengharuskan kita untuk terus "online" dan memantau perkembangan terkini.

Di dunia yang penuh tekanan itulah, menggeluti hobi tertentu --seperti mengoleksi jam tangan mekanis-- bisa menjadi pelarian sekaligus bentuk pemberontakan.

Minat pasar terhadap jam tangan mekanis selalu tinggi. Wajar memang, sebab selain fungsinya dalam menunjukkan waktu, jam tangan mekanis juga dapat melambangkan status seseorang.

Pada saat yang bersamaan, jam tangan pintar (smartwatch) terus membanjiri pasar jam tangan.

Dalam artikelnya, jurnalis DMarge Jamie Weiss menuliskan, keberadaan jam tangan pintar saat ini mewakili sekitar 15 persen dari semua penjualan jam tangan. Tren tersebut diperkirakan akan meningkat.

Baca juga: Jam Tangan Kuarsa, Bukan Jam Murahan yang Kalah dari Arloji Mekanis

Keunggulan jam tangan pintar

Smartwatch Samsung Gear S3 bisa dipasangkan dengan Galaxy S8 dan S8+Yoga Hastyadi Widiartanto/KOMPAS.com Smartwatch Samsung Gear S3 bisa dipasangkan dengan Galaxy S8 dan S8+
Jika dibandingkan dari segi teknologi, jam tangan pintar memang lebih unggul daripada jam tangan mekanis.

Jam tangan pintar dilengkapi berbagai aplikasi dan fitur terkait kesehatan, mulai dari melacak detak jantung hingga memantau tingkat stres.

Karena memiliki beragam fungsi yang membuat hidup menjadi lebih mudah, kita dapat berargumen jika jam tangan pintar baik untuk kesehatan kita.

Namun menurut Weiss, memakai jam tangan mekanis sebenarnya jauh lebih baik untuk kesehatan mental individu dibandingkan jam tangan pintar.

"Saya belum lama ini memutuskan untuk menukar jam tangan mekanis dengan jam tangan pintar selama sebulan," tulis Weiss.

"Sebelumnya, saya bukanlah penggemar jam tangan pintar. Saya merasa, harus mengisi daya dan melakukan update pada jam tangan pintar jauh lebih merepotkan daripada memutar (winding) jam tangan mekanis."

Dalam hal ketepatan waktu, Weiss memang mengakui jam tangan mekanis yang paling presisi sekalipun tidak seakurat jam tangan bermesin kuarsa.

Lalu, jam tangan pintar atau ponsel apa pun jauh lebih akurat daripada jam tangan kuarsa.

"Jadi jika akurasi penunjuk waktu yang dicari, jam tangan pintar adalah pemenangnya," sebutnya.

Masih banyak fungsi pada jam tangan pintar yang tidak ditemui di jam tangan mekanis, seperti menjawab panggilan telepon, mengakses asisten virtual, atau melacak detak jantung.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com