Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Makanan yang Picu Kerutan dan Kulit Kering Setelah Usia 40-an

Kompas.com, 6 Desember 2022, 10:52 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber She Finds

KOMPAS.com - Pola makan kita ternyata berperan dalam segela aspek kesejahteraan, mulai dari kebugaran fisik hingga kesehatan mental dan bahkan dapat memiliki efek besar pada kualitas kulit.

Oleh sebab itu, mempertahankan pola makan yang seimbang sangat penting untuk menjaga kulit tetap terlihat sehat dan awet muda, terutama setelah usia 40 tahun.

Itulah mengapa kita harus menghindari beberapa makanan untuk melawan tanda-tanda penuaan seperti kerutan dan kulit kering.

Baca juga: Baru, Elemis Luncurkan Serum untuk Atasi Kerutan Halus di Sekitar Mata

Dilansir dari laman She Finds, para ahli pun membagikan tiga jenis makanan yang harus dihindari untuk mempertahankan kulit yang glowing dan lebih awet muda sebagai berikut.

1. Keripik kentang

Memiliki rasa yang gurih dan lezat membuat kita ketagihan untuk mengunyah sekantong keripik kentang.

Sayangnya, camilan populer ini justru dapat menyebabkan kerutan dan kulit kering.

"Keripik kentang terkenal tinggi garam yang akan membuat kulit dehidrasi," kata dokter spesialis kulit, Dr Simran Sethi, MD, MBA.

Menurut dia, semua garam itu akan membuat seluruh tubuh dehidrasi, tetapi kita mungkin akan melihat tanda-tanda pertama di wajah.

"Kulit adalah organ terbesar dalam tubuh kita dan merupakan organ pertama yang menunjukkan gejala dehidrasi yang muncul sebagai kulit kering," jelasnya.

Selain itu, keripik kentang juga dapat menyebabkan tanda-tanda penuaan lainnya.

Dokter spesialis kulit, Dr Rudolf Probst, MD, mengatakan bahwa karena keripik kentang penuh dengan karbohidrat olahan, makanan ini dapat menyebabkan kulit menjadi meradang, sehingga menyebabkan kerutan dan kulit kendur.

Baca juga: Baby Botox, Diklaim Ampuh Cegah Kerutan dan Penuaan Dini

2. Mi instan

Ada makanan lezat dan nyaman lainnya yang juga harus kita hindari setelah usia 40-an tahun jika kita khawatir tentang kulit kering dan kerutan, yakni mi instan.

Dokter spesialis kulit, Dr Elaine F. Kung, MD, mengatakan bahwa mi instan sarat dengan natrium, yang dapat berdampak buruk pada kesehatan kulit.

"Studi ilmiah telah menunjukkan bahwa asupan garam yang tinggi telah terbukti merusak remodeling jaringan kulit, menyebabkan peradangan pada kulit, dan meningkatkan vasoreaktivitas hormonal," ujar Kung.

"Maka, garam mungkin memiliki implikasi dalam penyembuhan luka dan penuaan," ujar dia.

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau