Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Tujuan Suntik Hormon Saat Program Bayi Tabung

Kompas.com - 12/07/2023, 16:01 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

KOMPAS.com - Program bayi tabung atau In Vitro Fertilization (IVF) memiliki tahapan yang panjang. Salah satu tahapan dalam program bayi tabung adalah rutin melakukan suntik hormon selama 8-10 kali.

Penyuntikan tersebut bertujuan untuk merangsang sel telur yang dihasilkan menjadi lebih besar dan lebih banyak.

"Rata-rata perlu 8-10 kali suntikan untuk mendapat folikel atau cangkang sel telur yang cukup besar dengan ukuran 18 mm ke atas," papar dr.Batara Imanuel Sirait Sp.OG-KFER kepada Kompas.com.

Ia menambahkan, dalam proses bayi tabung diharapkan didapat lebih banyak sel telur agar kesempatannya juga lebih besar untuk menjadi embrio.

Baca juga: Berapa Kali Bisa Mencoba Program Bayi Tabung?

"Kalau memanfaatkan hormon natural yang ada dalam tubuh perempuan biasanya setiap bulan hanya ada satu sel telur yang berkembang. Kalau dalam program IVF kita ingin dapat lebih banyak sel telur," ujarnya.

Sel telur -sel telur dengan kualitas yang baik kemudian akan diambil lalu disatukan dengan sel sperma suami di bawah mikroskop agar terjadi pembuahan dan berlanjut menjadi embrio.

Pada waktu yang tepat dan rahim dalam kondisi siap menerima embrio, dokter akan melakukan transfer atau implantasi embrio dengan harapan dapat menempel dan diterima dengan baik oleh rahim agar berkembang menjadi kehamilan yang sehat.

Dijelaskan oleh dokter Batara, pemberian hormon untuk merangsang sel telur dalam dosis yang sudah disesuaikan dengan kondisi calon ibu.

"Untuk stimulasinya sendiri tidak ada aturan yang strict harus berapa kali boleh diulang selama semua baik-baik saja dan pasien dalam kondisi sehat. Pengulangannya bisa lebih dari 9 kali, selama pasien dalam monitoring yang baik," papar dokter dari klinik Morula IVF Jakarta ini.

Baca juga: Coco Lee dan Perjuangannya untuk Hamil

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com