Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Koleksi 'Sandyakala Smara' Denny Wirawan, Merayakan Pulangnya Batik Kudus ke Kota Kretek

Kompas.com - 08/09/2023, 09:44 WIB
Sekar Langit Nariswari

Penulis

KOMPAS.com - Keindahan batik Kudus diantar pulang kembali ke Kota Kretek lewat tangan kreatif Denny Wirawan.

Desainer kenamaan itu menggelar pagelaran busana bertajuk Sandyakala Smara pada Rabu, (6/9/2023) di jantung Kota Kudus, menandai sewindu kolaborasinya dengan Bakti Budaya Djarum Foundation.

Setidaknya 70 look ditampilkan, seluruhnya sarat nuansa peranakan yang juga dipengaruhi budaya Nusantara dan Eropa, sebagai bagian masyarakat Kudus di masa lampau.

Baca juga: Denny Wirawan: 25 Tahun Berkarya di Industri Mode, Awalnya Berjualan di Pasar

Dengan ciri khas kebaya encim dan kain batik Kudus di era 1930 sampai 1950-an, Denny Wirawan membuktikan kekayaan wastra Nusantara ini bisa begitu luwes dan serbaguna.

Ia membagi koleksinya menjadi tiga bagian berbeda, dengan karakter dan gaya berbeda tapi sama menawannya.

Koleksi batik Kudus Sandyakala Smara 2023/2024 karya Denny WirawanBakti Budaya Djarum Foundation Koleksi batik Kudus Sandyakala Smara 2023/2024 karya Denny Wirawan
Bagian pertama, Mahajana menampilkan padu padan batik Kudus yang lebih tradisional, dengan kebaya dan baju kurung, berwarna putih, nude dan rona pastel lainnya.

"Saya tidak menggunting sama sekali karena mau menonjolkan kainnya, ada cheongsam modifikasi tapi esensinya peranakan makanya ada baju kurung, umumnya loose," ujar Denni Wirawan, dalam jumpa media setelah acara tersebut.

Baca juga: Akulturasi Budaya dan Kearifan Lokal, Ciri Utama Batik Kudus

Ciri khas karyanya yang anggun dan glamor tetap ditunjukkan, berupa kebaya putih dengan veil panjang dan baju kurung berpotongan structured dengan detail payet yang begitu atraktif.

Koleksi yang tampil di bagian kedua, Asmaradana, mengusung konsep aplikasi batik Kudus dengan inspirasi era kebangkitan industri di Tiongkok tahun 1920-an tapi dibuat menjadi busana yang lebih modern.

"Ready to wear, busana yang simple, party tapi light, menekankan kalo batik Kudus juga bisa dipakai dengan gaya kekinian," terang Denny.

Atasan cheongsam dijadikan kanvas utama tapi dengan pengolahan kekinian seperti gaun dan crop top dengan lekukan yang memesona, seperti koleksi yang diperagakan Indah Kalalo.

Indah Kalalo memeragakan salah satu koleksi Koleksi batik Kudus Sandyakala Smara 2023/2024Bakti Budaya Djarum Foundation Indah Kalalo memeragakan salah satu koleksi Koleksi batik Kudus Sandyakala Smara 2023/2024
Ada pula celana berpotongan lebar, outer untuk pria, full skirt berpinggang tinggi dan pantalon.

"Saya menerapkan teknik aplikasi mix motif tapi tetap didominasi batik utuh namun tidak ribet supaya orang tetap kenal dengan batiknya," ujar desainer yang telah berkiprah di dunia mode selama 25 tahun ini.

Baca juga: Alasan Denny Wirawan Pilih Batik Kudus untuk Pekan Mode New York

Koleksi Batik Kudus Sandyakala Smara yang tampil di bagian ketiga yakni Layar Sutera adalah perjalanan kembali ke masa lalu negeri Tiongkok di era kerajaan.

Tampilannya jauh lebih dramatis dan spektakuler, dengan keindahan motif-motif khas Tiongkok di atas kain batik Kudus.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com