Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Kita Terlalu Memanjakan Anak? Jawab Dulu 4 Pertanyaan Ini

Kompas.com - Diperbarui 02/12/2023, 11:30 WIB
Sekar Langit Nariswari

Penulis

Sumber CNBC

KOMPAS.com - Setiap orangtua ingin anaknya bahagia dan hidup nyaman.

Harapan tersebut kadang kala berbuah buruk menjadi sikap memanjakan yang berlebihan.

Akibatnya, anak tumbuh menjadi pribadi yang egois, minim empati dan selalu menuntut.

Biasanya ditandai dengan perilaku tantrum yang tak mengenal waktu dan tempat apabila keinginannya tidak dipenuhi.

Baca juga: 7 Langkah Sederhana Mengatasi Tantrum pada Balita

Lauren Silvers, psikolog anak berlisensi di Florida mengatakan memanjakan anak secara berlebihan dapat menimbulkan konsekuensi.

“Terkadang Anda harus melakukan apa yang perlu Anda lakukan untuk melewati masa-masa sulit dan jangka panjang yang bisa menjadi bumerang bagi kita, dan anak-anak kita,” katanya.

Memanjakan secara berlebihan tidak sama dengan menyayangi mereka, tegasnya.

Menyayangi anak adalah tentang kebutuhan dan keinginan mereka, tetapi memanjakan secara berlebihan cenderung dilakukan demi kemudahan orangtua belaka.

“Ketika kita menjadi orangtua yang terlalu memanjakan, itu lebih merupakan masalah kita dan ketidaknyamanan kita saat mendengar anak kita tidak bahagia atau melihat mereka merasa tidak nyaman,” terang Silvers.

Baca juga: Kebiasaan Buruk Memanjakan Anak Kecil di Dalam Mobil

“Itu tidak nyaman bagi kita sebagai orangtua. Jadi kita melakukan atau memberi sesuatu kepada mereka, baik itu demi kepentingan terbaik mereka atau tidak.”

Apakah kita terlalu memanjakan anak?

Perilaku memanjakan anak secara berlebihan sebenarnya mudah dikenali dan ada berbagai jenis.

Misalnya, berupa material overindulgence yakni membelikan apa pun kebutuhan material yang diinginkan anak.

Ada juga relational overindulgence yaitu sikap orangtua yang berbuat lebih banyak untuk anaknya daripada yang sebenarnya dibutuhkan.

Baca juga: Hindari Anak Jadi Anak Manja dengan Memberi Pekerjaan Rumah

Contohnya, mencucikan baju anak yang beranjak remaja karena merasa anak tidak bisa melakukannya dengan benar sendiri atau akan memakan waktu lebih lama.

Ilustrasi orangtua dan anak.Freepik/ DCStudio Ilustrasi orangtua dan anak.
Jenis lainnya, structural overindulgence yaitu ketika orangtua kesulitan menetapkan atau menegakkan aturan terhadap anaknya.

Baca juga: Tanda-tanda Terlalu Memanjakan Anak

Sayangnya, sering kali orangtua tidak menyadari jika terlalu memanjakan anak sehingga berdampak buruk pada tumbuh kembangnya.

Untuk memastikannya, ada empat pertanyaan yang bisa dijadikan acuan yakni:

  1. Apakah tindakan kita menghalangi anak mempelajari tugas-tugas yang mendukung perkembangannya?
  2. Apakah kita memberikan sumber daya keluarga dalam jumlah yang tidak proporsional kepada satu atau lebih anak?
  3. Apakah pilihan yang kita buat lebih menguntungkan diri sendiri, orang dewasa, dibandingkan anak-anak?
  4. Apakah perilaku anak berpotensi merugikan orang lain, masyarakat, atau planet ini?

Jika jawabanya adalah 'ya' untuk salah satu pertanyaan di atas, kemungkinan besar kita sedang memanjakan anak di tingkat yang berpotensi merugikan.

Baca juga: Mengubah Perilaku Anak Manja Bukan Mustahill, Ini Triknya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com