KOMPAS.com - Angka perceraian di tahun 2022 menjadi yang tertinggi dalam enam tahun terakhir, berdasarkan laporan Biro Pusat Statistik Indonesia 2023.
Jumlahnya mencapai 516.334 kasus, yang didominasi pasangan muda dari generasi milenial berusia 30-40an tahun.
Gugatan cerai juga lebih banyak dilakukan pihak isteri sedangkan anak tak lagi dinilai sebagai faktor yang memberatkan untuk mengakhiri pernikahan.
Baca juga: 10 Profesi dengan Risiko Perceraian Tertinggi dan Terendah
Tren perceraian juga meningkat karena harapan yang terlalu tinggi pada pasangan di awal pernikahan, meningkatnya individualisme, dan menurunnya komitmen.
Mobilitas sosial, karir, fisik terutama pada istri yang bekerja penuh waktu juga memengaruhi, selain juga penerimaan publik pada perceraian yang semakin besar.
Selain itu, banyak pula pasangan suami istri yang berpisah karena tak lagi merasakan perasakan cinta pada satu sama lain.
"Alasan perceraian, lebih banyak karena sudah kehilangan rasa, mereka merasa tidak berbahagia, sehingga hidupnya tidak berkualitas," terang psikolog klinis, Dharmayati Utoyo Lubis MA,Ph.D, dalam webinar "Mengapa Rasa Itu Hilang", Jumat (06/10/2023).
Baca juga: Hindari Komentar Ini pada Teman yang Bercerai
Banyak pasangan mengawali pernikahannya dengan perasaan cinta yang dirasakannya saat berpacaran.
Namun tak banyak yang mengira jika romansa yang dirasakannya itu bisa memudar seiring perjalanannya hidup bersama.
"Kebanyakan pasangan sering kali mulai kehilangan rasa dalam lima tahun perkawinan," terang Dharmayati, dalam webinar yang digelar Yayasan Psikologi Unggulan Indonesia (YPUI), itu.
Namun ada juga yang mengalaminya sejak dua tahun pernikahan akibat konflik yang memuncak, dipicu rasa saling curiga, kritikan, tidak percaya, minim komunikasi, dll.
Baca juga: Suami Terbukti Selingkuh, Cerai atau Tidak?
Akibatnya, perasaan istimewa tersebut hilang yang bisa terjadi dalam tiga tahap berbeda.
Tahap selanjutnya, pasangan biasanya kecewa, terluka lalu mulai apatis sampai akhirnya muncul perasaan ingin berpisah.
Fase akhir kehilangan rasa biasanya memuncak dengan perasaan muak, hilang kepercayaan, dan hambar sehingga mantap bercerai.
Baca juga: 10 Masalah Besar dalam Pernikahan, Bisa Memicu Perceraian
Berdasarkan pengalamannya menangani konseling perkawinan, Dharmayati yang merupakan jebolan Universitas Indonesia, mengatakan keputusan bercerai biasanya muncul dalam dua tahun setelah perasaan cinta tersebut hilang.
"Padahal bercerai itu sebenarnya adalah keputusan yang berat, sesuatu yang traumatis, karena setelah benar benar bercerai, akan timbul perasaan kesepian, perasaan kehilangan, perasaan gagal bahkan bisa sampai depresi," pesannya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.