Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/10/2023, 08:56 WIB
Wisnubrata

Editor

KOMPAS.com - Tenun tradisional adalah bagian tak terpisahkan dari warisan budaya Indonesia yang mengandung sejumlah besar kearifan lokal.

Setiap wilayah di Indonesia menghasilkan kain tenun yang berbeda, mulai dari warna, pola, hingga bahan yang digunakan. Kain-kain ini menjadi ciri khas, menandai asal daerahnya.

Namun perubahan gaya hidup yang terjadi seiring waktu memunculkan risiko bahwa warisan budaya seperti tenun ini akan pudar dan terlupakan.

Notty J. Mahdi, seorang pemerhati tekstil Indonesia terkemuka, menyoroti bahwa negara ini sedang mengalami krisis jumlah pengrajin tenun tradisional, karena tidak banyak generasi muda yang meneruskan ketrampilan ini.

Seiring berjalannya waktu, minat untuk mempelajari keterampilan tenun tradisional semakin merosot. Di beberapa daerah, jumlah pengrajin tenun tradisional terus menurun, menghadirkan risiko hilangnya warisan budaya ini.

Karenanya diperlukan upaya-upaya untuk membuat generasi muda tertarik terhadap tenun, suka mengenakannya, hingga mau belajar menenun sebagai bagian tradisi dan budaya.

Pameran ?Tuturan Timur: Tenun dan Budaya yang Hilang? di GoetheHaus Jakarta. Pameran ?Tuturan Timur: Tenun dan Budaya yang Hilang? di GoetheHaus Jakarta.
Salah satu upaya tersebut adalah gerakan "Weaving for Life" yang digagas Perkumpulan Terasmitra (TM), Perkumpulan LAWE Indonesia, bekerja sama dengan Pannafoto Institute dan didukung oleh Global Environment Facility-Small Grant Programme.

Gerakan ini bertujuan untuk melibatkan generasi muda dalam mempertahankan budaya tradisional lewat penggunaan media film dan fotografi.

Di wilayah timur Indonesia, khususnya di Nusa Tenggara Timur, para pemuda dan pemudi terlibat dalam lokakarya fotografi yang difasilitasi oleh Pannafoto untuk menangkap esensi dari tenun tradisional di komunitas mereka.

Hasil fotografi tersebut kemudian disusun menjadi satu cerita, menawarkan perspektif segar dari generasi muda terhadap kerajinan kuno ini.

Selain pameran foto, acara ini akan memamerkan karya-karya dari fotografer Edy Susanto dan Rosa Panggabean, fokus pada perempuan, tenun, dan budaya yang mulai menghilang.

Bersamaan dengan pameran foto, dua film, "Empu" dan "Sejengkal," akan diputar. "Empu" mengangkat budaya perempuan dalam masyarakat Indonesia, terutama mereka yang tinggal di daerah terpencil, sementara "Sejengkal" membahas stigma sosial yang diwariskan dari generasi ke generasi.

Selain itu, film dokumenter akan memberikan wawasan tentang kehidupan para penenun di wilayah Biboki, Timor Tengah Utara, NTT.

Pameran ?Tuturan Timur: Tenun dan Budaya yang Hilang? di GoetheHaus Jakarta. Pameran ?Tuturan Timur: Tenun dan Budaya yang Hilang? di GoetheHaus Jakarta.
Pada tanggal 11 Oktober 2023, pameran yang diusung dengan tema “Tuturan Timur: Tenun dan Budaya yang Hilang” dibuka dan akan berlangsung sampai tanggal 13 Oktober 2023 di GoetheHaus Jakarta.

Adinindyah; co-founder mewakili Perkumpulan Terasmitra selaku penyelenggara pameran foto ini menyampaikan bahwa pameran “Tuturan Timur: Tenun dan Budaya yang Hilang” ini dimulai dari kelas Photostory yang berkolaborasi dengan Panna Institute.

"Jadi, murid-murid terpilih dari Nusa Tenggara Timur ini mengikuti kelas Photostory dan dimentori bagaimana cara menangkap budaya-budaya yang berkelindan di antara budaya tenun NTT," ujarnya.

Sementara Anton Sri Probiyantono selaku Programme Manager UNDP Indonesia menyoroti bahwa acara pameran ini menjadi sebuah upaya untuk menjaga agar budaya yang ada di masyarakat itu tidak benar-benar hilang.

Selain pameran foto dan diskusi tentang budaya yang hilang, pameran ini juga akan diisi dengan workshop tenun dan fotografi, juga akan ada pemutaran film Bife Atenus dan film Sejengkal “A Little Twist” di hari Jumat, 13 Oktober 2023.

Baca juga: Tinung Rambu, Melestarikan Tenun untuk Membantu Sesama

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com