KOMPAS.com - Media sosial sempat diramaikan curhatan seorang perempuan yang mengaku diceraikan suami atas perintah ibu mertuanya.
Menurutnya, laki-laki yang menikahinya itu memilih meninggalkan dirinya dan anak mereka demi mengutamakan bakti pada ibu kandungnya.
Baca juga: Riset Ungkap, Kehadiran Cucu Bikin Menantu dan Ibu Mertua Tidak Akur
"Apakah mantan suami saya juga berdosa meninggalkan istri dan anaknya, yang mana anak tersebut masih membutuhkan kasih sayang ayahnya?" katanya, dalam video yang viral di media sosial itu.
PELUK JAUH KE MBAKNYA
[????via : ratcunmaudy] pic.twitter.com/XXq2VGA4Ns
— Kegoblogan.Unfaedah (@kegblgnunfaedh) October 23, 2023
Pengalaman buruknya itu langsung jadi pembicaraan hangat warganet, khususnya soal peliknya hubungan ibu mertua dan menantu perempuan serta bagaimana para laki=laki seharusnya bersikap.
Baca juga: Ciri-ciri Mertua Toksik yang Buat Para Menantu Pusing
Pernikahan mendatangkan peran yang baru bagi setiap anak laki-laki dan ibunya.
Laki-laki bertambah posisi sebagai suami dan ayah sedangkan ibunya menjadi sosok nenek dan mertua.
Perubahan hubungan ini terkadang menimbulkan ketegangan ketika ibu masih harus menyesuaikan menerima dan menghormati peran pasangan anaknya dalam kehidupannya, apalagi jika hubungan mereka awalnya sangat dekat.
Baca juga: Seperti BCL dan Noah Sinclair, Ini Manfaat Ikatan Ibu dan Anak Laki-laki
Namun para laki-laki sebenarnya bisa mengatur hubungan tersebut dengan baik dengan menetapkan batasan yang tepat dan berkomunikasi dengan pengertian dan kasih sayang.
Seperti apa?
Pengaruh ibu pada anak laki-lakinya umumnya cukup besar sehingga bisa membuat istrinya iri.
Di sisi lain, para ibu sering kali merasa disisihkan dengan kehadiran perempuan baru dalam hidup buah hatinya.
Ada juga yang merasa tak lagi mendapat perhatian dan waktu yang layak dari anaknya.
Baca juga: Mengapa Ibu Mertua dan Menantu Perempuan Jarang Akur?
Dalam situasi ini, laki-laki harus menetapkan batasan yang sehat dengan ibunya sekaligus menjaga keseimbangan hubungan antara orangtua dan pasangannya.
Misalnya, mengatasi persoalan rumah tangga bersama istri tanpa campur tangan ibu.
Libatkan istri dalam setiap relasi dengan orangtua seperti berbicara bersama saat menelepon, video call atau memberikan hadiah.