Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Osteoporosis Sering Tanpa Gejala, Ketahui Cara Pencegahannya

Kompas.com - 31/10/2023, 11:19 WIB
Putri Aulia,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Osteoporosis atau penurunan kepadatan tulang merupakan masalah serius yang kerap tidak disadari oleh penderitanya hingga mencapai tahap lanjut.

Kondisi ini menjadi berbahaya karena penyakit ini tidak memiliki gejala yang jelas, sehingga seringkali terlambat untuk dideteksi.

Seseorang bisa merasa baik-baik saja tanpa menyadari bahwa tulangnya menjadi rapuh dan keropos, hingga akhirnya terjadi patah tulang. Tak heran jika penyakit ini mendapat julukan silent disease.

Dokter Spesialis Bedah Orthopedi Konsultan Hip & Knee Adult Reconstruction, Trauma, and Sports, Yoshi Pratama Djaja, mengatakan osteoporosis memang tidak memiliki gejala yang pasti. Bahkan, ia menyebut bahwa saat di rontgen osteoporosis tidak bisa terlihat.

“Apabila sudah tampak di rontgen, osteoporosis tersebut artinya sudah telat. Osteoporosis baru terlihat di rontgen apabila sudah kehilangan tulang lebih dari 60 persen,” jelas dr. Yoshi dalam acara media edukasi yang diadakan RS Pondok Indah Jakarta ini.

Baca juga: Ragam Latihan untuk Penderita Osteoporosis

Faktor risiko utama osteoporosis

Osteoporosis lebih rentan dialami oleh orang yang berusia tua, memiliki kepadatan tulang rendah karena penyakit atau obat-obatan, hingga faktor keturunan.

Faktor lainnya termasuk gaya hidup kurang bergerak, berat badan rendah, kekurangan hormon estrogen, kurang terpapar sinar matahari, terutama vitamin D, hingga kekurangan kalsium.

Setelah usia 40 tahun, kepadatan tulang mulai menurun. Pada wanita, masa menopause di usia 50-60 tahun juga memicu penurunan hormon estrogen yang dapat mempercepat risiko osteoporosis.

Oleh karena itu, upaya pencegahan sejak dini dan pengelolaan gaya hidup yang sehat sangat penting guna mengurangi risiko terkena osteoporosis di masa mendatang.

Pemeriksaan sebaiknya dilakukan secara rutin terutama bagi mereka dengan faktor risiko, seperti ada riwayat patah tulang pada usia lanjut dalam keluarga.

Meskipun demikian, untuk mereka yang tidak memiliki faktor risiko spesifik, pemeriksaan sebaiknya dilakukan pada usia tertentu, yaitu sekitar 60 tahun untuk wanita dan 70 tahun untuk pria.

Yoshi merekomendasi untuk melakukan pemeriksaan setidaknya sekali dalam setahun.

Baca juga: Cegah Osteoporosis dengan Bergerak Aktif 30 Menit Sehari

Peran Vitamin D dan Kalsium

Vitamin D dan kalsium memegang peran krusial dalam menjaga kesehatan tulang. Yoshi menyarankan untuk mengonsumsi banyak makanan kaya kalsium dan vitamin D pada usia dini hingga 30 tahun.

“Kalau kita mau menabung kalsium atau vitamin D sebaiknya di bawah usia 30 tahun,” ungkap Yoshi.

Bagi mereka yang rentan terkena osteoporosis, asupan vitamin D dan kalsium yang cukup dapat membantu mencegah penurunan massa tulang yang berkelanjutan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com