Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegah Osteoporosis dengan Bergerak Aktif 30 Menit Sehari

Kompas.com, 2 November 2021, 20:51 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

KOMPAS.com – Gaya hidup kurang bergerak seperti yang dijalani banyak orang di masa pandemi dapat memicu berbagai masalah kesehatan. Tidak cuma membuat berat badan bertambah, tetapi juga rentan terkena osteoporosis.

WHO memperkirakan, osteoporosis atau penyakit tulang keropos ini diperkirakan di diderita lebih dari 200 juta orang di seluruh dunia.

Faktanya, satu dari tiga perempuan dan satu dari lima lelaki berusia di atas 50 tahun di Indonesia berisiko terkena osteoporosis atau penyakit tulang keropos.

Tak heran jika Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin mencanangkan Gerakan Nasional Melawan Osteoporosis pada akhir Oktober 2021.

“Kita tahu, osteoporosis tidak saja menyasar satu dari tiga wanita di Indonesia, tetapi kaum laki-laki juga sudah banyak terkena dampak penyakit keropos tulang ini. Untuk itu edukasi tentang pencegahan osteoporosis harus dilakukan intensif dan masif,” kata Ma’ruf Amin.

Baca juga: Hati-hati, Kafein Berlebih Dapat Tingkatkan Risiko Osteoporosis

Tulang yang keropos hingga patah dapat menyebabkan kematian bagi penderitanya.

Padahal, kondisi ini dapat dicegah dengan melakukan gaya hidup sehat sejak dini, seperti bergerak aktif minimal 30 menit setiap hari dan mengasup makanan sumber kalsium.

Ketua umum Perkumpulan Warga Tulang Sehat Indonesia Anita A.Hutagalung menjelaskan, gerakan melawan osteoporosis tidak hanya akan berhenti pada peringatan Hari Osteporosis pada 20 Oktober saja, tetapi akan terus bergulir ke seluruh lapisan masyarakat.

Salah satu kegiatan yang akan dilakukan adalah memperkenalkan Osteodance yang menyasar anak-anak muda sebagai tindakan pencegahan untuk melindungi kesehatan tulang.

Business Unit Coordinator Adult Nutrition Kalbe Nutritionals, Boy Sinaga mengatakan, Entrasol juga memperkenalkan kampanye gerakan 30 Minutes Every Day untuk mengajak masyarakat bergerak aktif untuk melawan osteoporosis.

“Dengan bertambahnya usia, gejala faktor usia bisa semakin terasa seperti badan pegal, cepat lelah, tulang dan sendi mulai kaku, serta berkurangnya kepadatan tulang. Maka dari itu, ayo kita dukung Indonesia Lawan Osteoporosis,” kata Boy.

Baca juga: Penyebab dan Gejala Umum Tubuh Kekurangan Kalsium

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau