KOMPAS.com - Stres musim liburan adalah reaksi fisik maupun emosional yang mendadak muncul saat memasuki waktu liburan.
Gejalanya seperti tengkuk yang terasa tegang saat membayangkan hiruk pikuk musim liburan maupun jantung berdebar kencang karena memikirkan pertemuan keluarga yang akan dilangsungkan.
Beban pikiran yang mendadak muncul saat memikirkan pengeluaran liburan yang berlebihan atau keharusan untuk berinteraksi dengan banyak orang di masa itu juga menjadi salah satu keluhannya.
Baca juga: 11 Tips Feng Shui untuk Cegah Stres Liburan
Faktanya, stres musim liburan bisa dialami siapa saja, termasuk anak-anak.
Hal ini berkaitan dengan banyaknya ekspektasi menjelang liburan.
Kita sering kali mengasosiasikan liburan dengan pertemuan sosial, ritual, dan kenangan indah.
Harapan-harapan ini dapat menimbulkan stres tersendiri.
Stres musim liburan bisa disebabkan oleh banyak hal yang berbeda pada setiap orang.
Ada oran yang stres karena harus menyiapkan hidangan jamuan keluarga, mempersiapkan kado natal yang sempurna, atau keharusan untuk menghadiri berbagai agenda sosial.
Baca juga: Hindari, 5 Kebiasaan yang Memicu Stres Saat Liburan
Di sisi lain, merasa kurang diundang ke pesta atau pertemuan sosial lainnya juga dapat menyebabkan stres.
Ada juga keinginan untuk melakukan setiap tradisi dan acara untuk memastikan setiap hari berkesan.
Stres liburan juga bisa menumpuk dengan cepat jika kita berpikir soal beban keuangan, perjalanan, dan mengunjungi anggota keluarga.
Musim liburan juga sering menjadi masa yang sulit bagi orang-orang yang kehilangan teman dan anggota keluarga di tahun tersebut.
Gejala stres musim liburan cenderung sama seperti stres harian tapi terjadi spesifik saat memasuki musim liburan.
Keluhannya antara lain:
Baca juga: 6 Cara Menjaga Daya Tahan Tubuh agar Tidak Sakit Saat Liburan