Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca Buku Digital Tetap Bermanfaat bagi Anak, Tapi...

Kompas.com - 10/01/2024, 17:04 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

KOMPAS.com - Membaca buku memiliki sejumlah manfaat bagi anak. Ini termasuk membantu anak lebih percaya diri, lebih mampu menerima informasi dibandingkan teman sebayanya, dan meningkatkan kepercayaan diri.

Namun, di tengah perkembangan digital yang semakin pesat, buku bacaan juga tersedia secara digital.

Baca juga: Mengapa Anak Sebaiknya Tidak Minum Kopi? Ini Penjelasannya

Meskipun manfaat membaca tetap bisa didapatkan, orangtua tetap harus waspadai jika anak terlalu banyak mengakses gawainya.

"Manfaat membaca sih tetap ada, asal kita memerhatikan rule yang sudah ada. Jangan biarkan anak justru kencanduan gawai, bukan baca tapi (malah mengakses) hal lain," ujar Anggota Unit Kerja Koordinasi (UKK) Tumbuh Kembang Pediatri Sosial Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Dr.dr. Hesti Lestari Sp.A(K) pada media briefing virtual, Sabtu (9/12/2023), seperti dikutip dari Tribun Lifestyle.

Ia menambahkan, kecanduan gawai mungkin saja terjadi sekalipun anak mengakses internet untuk membaca.

Sebab, saat ini anak-anak cenderung lebih tertarik dengan hal yang serba digital.

Baca juga: Contoh Produk Skincare yang Cocok untuk Anak Sesuai Usianya

Adapun kecanduan gawai bisa memicu sejumlah dampak buruk, termasuk keterlambatan tahapan perkembangan pada anak. 

Gunakan gawai secara tepat

Namun, bukan berarti anak harus dijauhkan dari buku digital. Membaca buku digital tetap bisa memberikan manfaat asalkan orangtua membiasakan anak untuk menggunakan gawai secara tepat.

Misalnya, memastikan gawai tidak diperkenalkan pada anak di bawah usia 18 bulan, kecuali untuk video call saja.

Video call pun menurutnya hanya untuk situasi tertentu, misalnya saat orangtua berada di luar kota.

"Itu ada interaksi, melihat papanya saat keluar kota, di situ ada muka papa mengajak bicara itu boleh," ucapnya.

Baca juga: Anak Alami Post Holiday Blues Setelah Libur Panjang, Lakukan 5 Hal Ini

Sementara pada usia 18 bulan hingga dua tahun, jika anak sudah mengenal gawai maka orangtua perlu menerapkan aturan khusus.

Misalnya, menerapkan batasan waktu untuk mengakses gawai.

Seiring bertumbuhnya usia anak, durasi akses gawai mungkin bisa ditambah. Namun, Hesti mengingatkan agar orangtua tetap mengawasi penggunaannya.

"Orangtua bisa menjelaskan. Anak membaca buku, orangtua menjelaskan. Jadi anak dipangku kita lihat bersama, boleh," kata dia.

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by KOMPAS Lifestyle (@kompas.lifestyle)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com