Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Anak Sebaiknya Tidak Minum Kopi? Ini Penjelasannya

Kompas.com - 08/01/2024, 08:06 WIB
Wisnubrata

Editor

KOMPAS.com - Kebanyakan anak akan meniru kebiasaan orangtuanya. Baik itu dalam cara bicara, kesukaan pada olahraga, hingga kebiasaan makan dan minum.

Namun sebagai orangtua, ada satu kebiasaan yang sebaiknya tidak dilakukan oleh anak saat usianya belum cukup: kesukaan minum kopi dan minuman kafein lainnya.

“Bagi anak-anak, ada banyak potensi dampak kesehatan dari kafein,” kata ahli endokrinologi anak Roy Kim, MD seperti dikutip Cleveland Clinic.

American Academy of Child and Adolescent Psychiatry mengatakan saat ini tidak ada dosis kafein yang terbukti aman untuk anak di bawah 12 tahun, sementara semua anak di bawah usia 18 tahun harus menghindari minuman energi.

Baca juga: Bolehkah Anak-anak Minum Kopi?

Inilah yang perlu Anda ketahui tentang anak-anak dan kafein, termasuk manfaatnya, seberapa amannya, dan pada usia berapa anak-anak boleh mengonsumsi kafein.

Mengapa kafein buruk bagi anak-anak

Meskipun orang-orang dari segala usia rentan terhadap efek kafein, sebagian besar orang dewasa yang sehat dapat menerimanya dalam kehidupan sehari-hari. Namun anak-anak lebih rentan terhadap efek kafein. 

Hal ini mungkin terjadi karena otak mereka belum sepenuhnya berkembang dan mereka belum memiliki kebijaksanaan serta pengendalian diri untuk mengetahui kapan mereka sudah mengonsumsi terlalu banyak kafein. 

Hasilnya adalah anak-anak dan remaja kemungkinan besar akan mengalami efek samping buruk berikut ini akibat minum kopi, terutama jika mereka mengonsumsi terlalu banyak kafein:

  • Aritmia (irama jantung tidak normal).
  • Kecemasan.
  • Dehidrasi.
  • Diare.
  • Sakit kepala.
  • Tekanan darah tinggi.
  • Kemurungan.
  • Kegelisahan atau kecemasan.
  • Kejang.
  • Gangguan tidur.
  • Tremor.
  • Sakit perut.

Perlu diketahui, kopi bukanlah satu-satunya sumber kafein yang mungkin dikonsumsi anak-anak.

Sebuah penelitian menemukan bahwa 73% anak-anak Amerika berusia 2 hingga 11 tahun mengonsumsi kafein setiap hari, dan sebagian besar berasal dari soda. 

Kopi dan minuman berenergi (yang menjadi populer di kalangan anak-anak di awal tahun 2000an dan terus meningkat popularitasnya) juga merupakan salah satu faktornya. 

Kafein bahkan ditemukan dalam makanan dan minuman lain, seperti teh dan coklat panas, serta beberapa permen, permen karet, dan permen mint.

Jadi, jika kafein sulit dihindari, apa yang harus kita waspadai soal konsumsi kafein pada anak-anak?

1. Mengganggu tidur

Jika Anda pernah mendengar seseorang mengatakan bahwa mereka tidak minum kopi di sore hari, itu mungkin karena mereka sulit tidur setelah minum kafein. Gejalanya bisa berupa kesulitan tidur, sering terbangun, dan durasi tidur yang lebih pendek secara keseluruhan.

Gangguan tidur dikaitkan dengan semua jenis masalah kesehatan pada anak-anak dan orang dewasa, sehingga kafein sangat berisiko bagi remaja yang masih dalam masa pertumbuhan. 

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com