Penelitian menunjukkan bahwa otak yang sedang berkembang bisa menjadi sangat sensitif terhadap efek kafein selama masa dewasa awal dan menyebabkan siklus kelelahan kronis dan ketergantungan kafein.
“Gangguan tidur diketahui sebagai sumber dari banyak masalah bagi perkembangan anak, termasuk hal-hal seperti rendahnya rentang perhatian dan rendahnya kewaspadaan di sekolah,” kata dokter pengobatan tidur Lauren Goldman, MD.
“Hal ini juga dapat menyebabkan gejala seperti sakit kepala, dan dapat mengubah nafsu makan dan tingkat insulin anak-anak, yang dapat menyebabkan masalah kesehatan lainnya.”
Kafein mungkin menawarkan solusi jangka pendek terhadap tingkat energi yang rendah, namun ketika tubuh kita kehabisan energi terus menerus, kurang tidur dapat menyebabkan:
“Kurang tidur pada remaja juga terbukti meningkatkan penggunaan alkohol, tembakau, dan zat terlarang lainnya,” tambah Dr. Goldman.
Baca juga: Minum Kopi Setiap Hari, Apa Efeknya pada Tubuh?
Kafein menstimulasi sistem saraf pusat, yang membuat kita merasa lebih bersemangat dan penuh perhatian. Namun terlalu banyak kafein dapat berdampak buruk dan anak-anak sangat sensitif terhadap efek kafein yang dapat memicu kecemasan.
Studi menunjukkan bahwa mengonsumsi kafein dalam jumlah tinggi (seperti yang ditemukan dalam minuman berenergi) dikaitkan dengan tingkat stres, depresi, dan kecemasan yang lebih tinggi pada anak-anak.
Mengetahui bahwa kafein berkontribusi terhadap masalah tidur semakin memperparah banyak masalah kesehatan mental.
“Tidur dan kesehatan mental berjalan beriringan,” kata Dr. Goldman. “Ketika Anda tidak bisa tidur nyenyak, kesehatan mental dan kesejahteraan Anda secara keseluruhan menurun. Ketika kesehatan mental menurun, hal ini dapat berdampak pada tidur karena membuat Anda sulit tidur atau terlalu mengantuk atau lelah di siang hari.”
Mereka yang terbiasa minum kopi tahu bahwa tidak mudah menghentikan kebiasaan itu. Pasalnya, kafein adalah stimulan yang sulit untuk dihilangkan. Saat kita berhenti ngopi, kita mungkin mengalami rasa gemetar, mudah tersinggung, dan sakit kepala karena tubuh bergantung pada ketersediaannya.
“Kafein adalah stimulan, dan memiliki beberapa sifat adiktif,” Dr. Kim menegaskan kembali. “Pada orang-orang yang terbiasa ngopi, tidak minum kopi dapat menyebabkan ketagihan, dan itu bukanlah hal yang baik bila terjadi pada anak-anak.”
Baca juga: Minum Kopi Saat Sakit Memperlambat Pemulihan
Produk berkafein yang dipasarkan ke kalangan muda – seperti soda, minuman berenergi, dan berbagai kopi kemasan – sering kali mengandung banyak gula. Dan gula dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan.
“Minuman berkafein sering kali mengandung gula, jadi konsumsinya berhubungan langsung dengan peningkatan berat badan dan obesitas,” Dr. Kim memperingatkan. Gula juga dikaitkan dengan risiko yang lebih tinggi terhadap:
Minuman energi, khususnya, telah menjadi perhatian banyak orangtua karena minuman tersebut penuh dengan gula dan diketahui mengandung jumlah kafein yang sangat tinggi, jauh di atas batas harian yang direkomendasikan (bahkan untuk orang dewasa).
Regulator biasanya tidak mengatur jumlah kafein yang terkandung dalam minuman energi — yang berarti kita tidak akan pernah bisa 100% yakin tentang jumlah kafein yang tertera pada label minuman tersebut.