Oleh: Maulida Abiyya dan Monika*
SAAT ini kegiatan journaling sudah bukan hal asing lagi. Journaling adalah pengungkapan ide, pemikiran, perasaan, atau emosi terkait berbagai peristiwa dalam kehidupan yang berbentuk tulisan atau visual agar kita dapat memahaminya dengan lebih jelas.
Kita bisa menuliskan isi pikiran, peristiwa yang baru saja dialami, planning, dan tujuan yang ingin dicapai, dan emosi yang dirasakan.
Kegiatan ini menjadi tren dan dianggap sebagai salah satu cara mengelola stres. Hal itu terbukti dari pengakuan seorang aktris dan penyanyi, Maudy Ayunda yang berkata menulis merupakan salah satu cara yang ia lakukan untuk melepas stres akibat pandemi Covid-19.
Journaling bukan hanya sekadar mencatat kejadian sehari-hari, tetapi juga bisa menjadi alat efektif untuk mengeksplorasi dan memahami berbagai aspek psikologi seseorang.
Journaling diakui sebagai alat yang ampuh untuk memahami diri sendiri dan meningkatkan kesehatan mental.
Melalui beberapa penelitian, Dr. Elizabeth Gilbert mengatakan journaling dapat mengurangi kecemasan, depresi, mengatasi trauma, dan membantu penetapan tujuan.
Selain itu, Maud Purcell, seorang psikoterapis dan ahli di bidang journaling, juga mengatakan bahwa journaling melibatkan penerapan dari kedua belah otak kita secara bersamaan.
Saat journaling, otak kiri kita yang cenderung rasional dan secara natural akan sibuk berpikir. Pada saat yang sama, otak kanan kita yang cenderung kreatif, sensitif, dan intuitif juga akan tetap aktif, 'bermain' dan 'berkelana'.
Hal ini dapat membantu menghilangkan hambatan mental dalam diri kita.
Tidak ada aturan atau ketentuan khusus yang harus kita ikuti dalam journaling. Dilansir dari Skill Share, ada beberapa jenis journaling, antara lain sebagai berikut:
Pertama, Reflective Journaling. Jenis yang paling umum digunakan, khususnya sebagai alat refleksi diri. Dengan membuat reflective journal, kita bisa lebih memahami diri kita sendiri.
Kedua, Daily Journaling. Jenis journaling yang dapat ditulis setiap hari di penghujung hari untuk mengungkapkan apa yang terjadi pada hari itu.
Daily Journaling bisa menjadi ruang untuk berproses karena kita bisa menuliskan hal-hal kecil yang terjadi dalam hidup kita pada hari itu, entah itu baik atau buruk.
Ketiga, Bullet Journaling. Jenis yang sering digunakan orang. Sudah banyak akun di media sosial yang menyediakan konten kreatif untuk menulis bullet journal.