Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Atasi Konflik akibat Perbedaan Love Language

Kompas.com - 25/01/2024, 06:35 WIB
Ni Nyoman Wira Widyanti

Penulis

KOMPAS.com - Konsep love language (bahasa cinta) berasal dari buku tahun 1992 berjudul The Five Love Languages: How to Express Heartfelt Commitment to Your Mate karya Gary Chapman, PhD.

Dilansir dari Cosmopolitan, Rabu (24/1/2024), sebagian besar orang "bicara" satu dari lima love languages yang ada yakni words of affirmation (kata-kata penegasan), acts of service (pelayanan), quality time (waktu berkualitasi), physical touch (sentuhan fisik), dan giving/receiving gifts (memberi/menerima hadiah).

Baca juga: 50 Kata-kata Motivasi Cinta, Ada yang Sedih dan Bermakna

Bermakna cara seseorang mengekspresikan kasihnya kepada orang lain, love language tidak hanya berlaku pada pasangan, tapi juga orangtua dan sahabat. 

Menurut Psikolog Klinis dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia (UI), Irma Gustiana, love language yang berbeda dalam hubungan dapat menyebabkan konflik, bahkan berakhirnya hubungan.

"Tentu bisa menjadi seakan tidak nyambung dan menimbulkan masalah bila cara dua orang mengekspresikan cintanya berbeda," tutur Irma, dikutip dari Antara, Rabu (24/1/2024).

Baca juga:

Observasi dan komunikasi

Ilustrasi pasangan.Dok. Unsplash/Etienne Boulanger Ilustrasi pasangan.

Adapun konflik akibat perbedaan love language akan selalu ada, tapi setiap individu bisa mencoba untuk saling memahami. 

"Lakukanlah observasi pada dia, meski tidak diungkapkan, amati apa yang dia sukai, akan terlihat dari ekspresinya, bagaimana cara dia menunjukkan kasih sayangnya kepada kita," ucap Irma.

Jika sudah saling memahami keinginan masing-masing, tahap selanjutnya adalah komunikasi yang efektif dan baik. Hal tersebut menjadi kunci dari segala hubungan.

"Walaupun berbeda caranya, yang penting tujuannya sama agar hubungan harmonis, jangan egois hanya mau dimengerti tapi tidak mau mengerti orang lain," katanya.

Ia memberi contoh, dirinya memiliki love language berupa physical touch sehingga ia akan meminta sang suami dan anak untuk memeluknya secara terang-terangan.

"Dengan berpelukan saya akan merasa dicintai, juga tenang, ya sampaikan saja apa yang kita mau, tidak perlu memperumit keadaan," ujar Irma.

Baca juga:

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by KOMPAS Lifestyle (@kompas.lifestyle)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com