Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tantan Hermansah
Dosen

Pengajar Sosiologi Perkotaan UIN Jakarta

Tantangan Sosiologis Gen Z

Kompas.com - 23/02/2024, 13:08 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SECARA definisi, Gen Z adalah mereka yang lahir antara tahun 1997 sampai 2012. Generasi Z sebenarnya merujuk pada kelompok demografis yang mengikuti generasi Milenial dan mendahului Generasi Alpha.

Ada yang membuat kategori bahwa Gen Z sebagai individu yang lahir pada pertengahan hingga akhir 1990-an sebagai tahun kelahiran awal dan awal 2010-an sebagai tahun kelahiran akhir.

Namun, di Indonesia, klasifikasi tahun kelahiran untuk Generasi Z didasarkan pada data resmi dari Badan Pusat Statistik dan berkisar dari tahun yang sudah disebutkan.

Dengan kata lain, Gen Z terdiri dari individu yang merupakan anak-anak dari Generasi X atau Baby Boomers yang lebih muda.

Maka pada usia antara 10-15 tahun gen Z mengalami berbagai disrupsi sosial ekonomi politik dan kesehatan, yang tentu saja akan memberikan pengaruh kepada berbagai hal terkait kehidupan mereka hari ini dan masa mendatang.

Berikut beberapa hal yang sangat signifikan memberikan pengaruh kepada Gen Z:

Pertama, kehadiran teknologi dan media sosial. Gen Z lahir di tengah booming-nya media sosial yang bukan hanya telah memberikan perspektif baru kepada masyarakat yang menggunakannya, tetapi juga mendefinisikan kehidupan sosial.

Waktu Gen Z masih anak-anak, media sosial telah mendisrupsi beragam perilaku tindakan fisik, bahkan sistem ilmu pengetahuan kehidupannya.

Mungkin hanya Gen Z inilah yang kemudian memahami bahwa hubungan-hubungan sosial kemanusiaan bisa dilakukan secara full time system melalui alat bernama gawai.

Mereka juga yang mengalami langsung bagaimana sistem pertemanan tidak melulu dan tidak harus orang-orang yang ada di sekitar rumahnya atau di lingkungan sekolahnya.

Sebab mereka bisa berteman dengan orang-orang yang jauh di luar batas tembok fisik bangunannya maupun lingkungan tempat mereka bermain.

Tentu saja semua hal ini memberikan masukan baru bagi Gen Z. Termasuk dalam mendefinisikan ruang sosial dan budaya.

Mereka bisa dengan mudah menyerap beragam informasi dan sistem serta nilai-nilai dari luar. Informasi begitu mudahnya diakses pada medium yang bernama internet.

Kedua, pola dan sistem pendidikan. Mungkin di era Gen Z inilah mereka bisa merasakan bahwa di luar rumahnya terdapat beragam institusi dan sistem pendidikan yang ditawarkan.

Pilihan yang beragam dengan model berbeda dengan orang tuanya ini, jelas membuat Gen Z bisa menemukan dan merasakan pengalaman baru dalam sesuatu yang disebut sebagai Pendidikan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com