Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Christian Sugiono Mencari Wangi Signature-nya

Kompas.com - 01/03/2024, 11:25 WIB
Wisnubrata

Editor

KOMPAS.com – Aktor, model, sekaligus pengusaha Christian Sugiono merilis wewangian signature-nya yang ke-dua bersama HMNS Rabu (28/2/2024) lalu. Parfum dengan aroma tembakau itu memiliki wangi yang hangat, spicy, dan woody yang sedikit dark.

Tian, panggilan akrab Christian Sugiono, menyebut aromanya sebagai wangi yang prestige. Dan nama itu pula yang dipakai untuk menyebut parfum barunya: The Prestige.

Sebelumnya Christian Sugiono bersama HMNS juga sudah meluncurkan parfum dengan aroma cengkeh tahun 2021 lalu yang disebut The Perfection.

Pencarian aroma

Namun rupanya pencarian wangi yang cocok bagi Tian itu tidak dilalui dengan mudah. The Perfection butuh waktu 3 tahun untuk menemukan aromanya, sedangkan The Prestige butuh 1 tahun!

Ceritanya berawal pada tahun 2019 Tian bertemu Rizky Arief --yang kemudian menjadi CEO HMNS-- di Manado. Saat itu Rizky sedang berbicara soal gagasan membuat parfum yang menggunakan bahan-bahan dari Indonesia.

Tian rupanya mendengar percakapan itu, lalu menyapa Rizky. Keduanya ngobrol dan sepakat untuk bekerjasama. "Saat mendengar penjelasannya, saya merasa gagasan ini bagus, kebetulan aku juga pengen punya produk parfum sendiri," ujar Tian saat peluncuran The Prestige di Jakarta, Rabu (28/2/2024).

Namun untuk pembuatan parfum ini, Tian tidak ingin namanya hanya dipakai sebagai pemanis. "Aku nggak pengen namaku cuma ditempelin, tapi aku pengen terlibat dalam pembuatannya karena aku ingin wanginya sesuai dengan kepribadianku. Itulah awal proyek The Perfection,"lanjut Tian.

Baca juga: 6 Aroma Parfum yang Memberi Kesan Klasik dan Dewasa

Rizky Arief, CEO HMNS (kiri), Christian Sugiono tengah, dan parfumer Karina Mandala (kanan) saat peluncuran The Prestige HMNS by Christian Sugiono Rizky Arief, CEO HMNS (kiri), Christian Sugiono tengah, dan parfumer Karina Mandala (kanan) saat peluncuran The Prestige HMNS by Christian Sugiono

Namun tidak seperti bayangan, pembuatan parfum ini tidak mudah, terutama untuk menemukan aroma yang tepat bagi Tian.

"Pengalaman bikin parfum ini beda. Biasanya saat kolaborasi dengan brand lain, meeting dua kali aja jadi. Tapi ini kok nggak gitu. Bagi aku ini challenging," ujar Tian.

Untuk mencari aroma yang sesuai dengan kepribadiannya, perfumer Karina Mandala harus menggali sosok Tian lebih dekat. 

"Karina waktu itu menanyakan, wanginya mau seperti apa. Nah aku sendiri tidak tahu. Aku lalu diminta menceritakan pengalaman yang bahagia, yang aku selalu ingat dan memberi kesan mendalam. Dari situlah Karina meracik aroma yang menggambarkan pengalaman itu," papar Tian. 

Dalam prosesnya, Tian harus ikut ke laboratorium untuk mencoba berbagai aroma, dan masuk ke hutan untuk mencari aroma-aroma baru.

Berdasarkan masukan dari Christian, Karina meracik wangi dari laboratorium. "Setiap kali Karina memberi contoh aroma, semua wanginya enak, tetapi aku selalu merasa ada yang kurang, cuma kurangnya di mana, aku nggak tahu," tutur Tian. 

"Hidungku sampai bingung, ini wangi yang mana ya,"ujarnya. "Butuh 145 kali percobaan sebelum akhirnya ketemu formula yang tepat, yaitu saat kita mencium bau cengkeh ketika masuk hutan. Akhirnya dipilihlah cengkeh sebagai bahan utama."

Parfum dengan aroma cengkeh ini digabungkan dengan pala, bergamot, elemi resin sebagai top notes, lalu diikuti middle notes dari lavender, lily of the valley, pir hijau, dan tagetes (marigold), serta aroma leather, musk, driftwood, dan cendana sebagai base-nya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com