Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rambut Rontok Permanen, Coba Atasi dengan 2 Langkah Ini

Kompas.com, 21 Juni 2024, 18:04 WIB
Nazla Ufaira Sabri,
Nabilla Tashandra

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Rambut rontok adalah masalah umum yang dapat dialami oleh siapa saja, baik laki-laki maupun perempuan.

Namun, jika rambut rontok sudah mengarah ke kebotakan, terutama bagi laki-laki, biasanya kondisi ini akan terlihat dari depan kepala.

“Ketika garis rambut semakin mundur ke belakang, ini bisa menjadi tanda bahwa rambut rontok tersebut bersifat permanen dan memerlukan perhatian khusus,” ujar dr. Nur Anindhawati Sp. BP-RE di Hair Transplantation Gathering oleh The Clinic Beautylosophy, Jakarta Selatan, Kamis (20/06/2024).

Baca juga:

Dalam menangani rambut rontok permanen, ada dua hal penting yang harus diperhatikan, yakni menghentikan proses kebotakan dan mengisi area yang sudah kosong.

Langkah-langkah ini sangat penting untuk mengembalikan penampilan dan kepercayaan diri seseorang.

Langkah penting jika alami kerontokan permanen

1. Menghentikan proses kebotakan

Pertama-tama, menghentikan proses kebotakan adalah kunci utama.

Penggunaan obat-obatan tertentu dapat membantu memperlambat atau bahkan menghentikan kerontokan rambut.

Nur Anindhawati, Sp. BP-RE di Hair Transplantation Gathering oleh The Clinic Beautylosophy, Jakarta Selatan, Kamis (20/06/2024).KOMPAS.com/NAZLA UFAIRA SABRI Nur Anindhawati, Sp. BP-RE di Hair Transplantation Gathering oleh The Clinic Beautylosophy, Jakarta Selatan, Kamis (20/06/2024).

Obat-obatan ini bekerja dengan cara memperkuat folikel rambut dan mencegah mereka dari kerontokan lebih lanjut.

Konsultasikan dengan dokter spesialis kulit atau ahli bedah plastik untuk mendapatkan rekomendasi obat yang tepat sesuai kondisi yang dialami.

Baca juga: 7 Kesalahan Saat Keramas yang Bikin Rambut Rontok

2. Mengisi area kosong dengan hair transplant

Langkah kedua adalah mengisi area yang sudah kosong dengan prosedur hair transplant atau transplantasi rambut.

Pada dasarnya, hair transplant adalah prosedur medis untuk memindahkan rambut dari area yang masih memiliki banyak rambut, biasanya bagian belakang kepala, ke area yang botak atau menipis di depan kepala.

Proses ini bukan menambah jumlah rambut secara keseluruhan, melainkan memindahkan rambut dari satu area ke area lain.

Nur menjelaskan pentingnya memastikan bahwa area belakang kepala yang menjadi donor tidak terlihat kosong setelah rambutnya dipindahkan.

"Jumlah rambut yang diambil harus diperhatikan agar tetap ada rambut yang cukup di bagian belakang," ucapnya.

Baca juga:

Rambut yang dipindahkan ke bagian depan kepala akan tumbuh dengan normal karena area belakang kepala umumnya tidak terpengaruh oleh kondisi kebotakan.

Namun, rambut lainnya yang tidak ditransplantasi akan tetap mengalami proses kerontokan jika tidak diobati.

Oleh sebab itu, penggunaan obat tetap diperlukan setelah hair transplant untuk mencegah kerontokan rambut lebih lanjut.

"Jika tidak, dalam jangka panjang, hanya rambut yang ditransplantasi yang akan tersisa dan area lainnya akan terlihat semakin tipis," tambah Nur.

 
 
 
Sieh dir diesen Beitrag auf Instagram an
 
 
 

Ein Beitrag geteilt von KOMPAS Lifestyle (@kompas.lifestyle)

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Remaja Mudah Stres karena Media Sosial? Psikolog Ungkap Pemicunya
Remaja Mudah Stres karena Media Sosial? Psikolog Ungkap Pemicunya
Wellness
Takut Berotot? Irsani Luruskan Mitos Latihan Beban untuk Perempuan
Takut Berotot? Irsani Luruskan Mitos Latihan Beban untuk Perempuan
Wellness
Efek Berbahaya Gigi Berlubang, Salah Satunya adalah Penyakit Jantung
Efek Berbahaya Gigi Berlubang, Salah Satunya adalah Penyakit Jantung
Wellness
Waspadai 7 Tanda Bos yang Toxic, Bisa Ganggu Kesehatan Mental
Waspadai 7 Tanda Bos yang Toxic, Bisa Ganggu Kesehatan Mental
Wellness
4 Cara Aman Hadapi Kekerasan Berbasis Gender Online
4 Cara Aman Hadapi Kekerasan Berbasis Gender Online
Wellness
Saat Ibu Kehilangan Diri Pasca Melahirkan, Latihan Beban Justru Menyelamatkan Irsani
Saat Ibu Kehilangan Diri Pasca Melahirkan, Latihan Beban Justru Menyelamatkan Irsani
Wellness
Ramalan Zodiak Libra di Bulan Desember, Peluang Baru Menanti
Ramalan Zodiak Libra di Bulan Desember, Peluang Baru Menanti
Wellness
Cara Cinta Laura Atasi Insecure dan Membangun Percaya Diri
Cara Cinta Laura Atasi Insecure dan Membangun Percaya Diri
Beauty & Grooming
Dampak Jangka Panjang Screen Time, dari Gangguan Fisik hingga Perilaku
Dampak Jangka Panjang Screen Time, dari Gangguan Fisik hingga Perilaku
Parenting
Sering Scroll Medsos, Remaja Jadi Mudah Mencari Validasi Menurut Psikolog
Sering Scroll Medsos, Remaja Jadi Mudah Mencari Validasi Menurut Psikolog
Wellness
Dari Body Shaming Rita Sukses Capai Berat Badan Ideal Tanpa Olahraga
Dari Body Shaming Rita Sukses Capai Berat Badan Ideal Tanpa Olahraga
Wellness
Mengapa Efek Screen Time pada Kemampuan Bahasa Anak Bisa Berbeda-beda
Mengapa Efek Screen Time pada Kemampuan Bahasa Anak Bisa Berbeda-beda
Parenting
Cinta Laura Tak Tergiur Cara Instan Dapatkan Kulit Glowing
Cinta Laura Tak Tergiur Cara Instan Dapatkan Kulit Glowing
Beauty & Grooming
Luna Maya Ungkap Efek Rutin Minum Vitamin Kulit untuk Perlambat Penuaan
Luna Maya Ungkap Efek Rutin Minum Vitamin Kulit untuk Perlambat Penuaan
Beauty & Grooming
Cerita Sari, Ibu Mertua yang Menguatkan Langkah Menantunya Jadi Ibu Bekerja
Cerita Sari, Ibu Mertua yang Menguatkan Langkah Menantunya Jadi Ibu Bekerja
Parenting
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau