Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Metode Sleep Training, Anak Tidur Sendiri Tanpa Ditimang

Kompas.com, 8 Mei 2025, 20:02 WIB
Nabilla Ramadhian,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Konsultasi Tanya Pakar Parenting

Uraikan lika-liku Anda mengasuh anak jadi lebih simpel

Kenali soal gaya asuh lebih apik lewat konsultasi Kompas.com

KOMPAS.com – Kebanyakan anak baru bisa tidur ketika ditimang-timang oleh ayah, ibu, atau pengasuhnya.

Padahal, mereka bisa dilatih agar bisa tidur sendiri tanpa bantuan, lewat metode sleep training, seperti yang dituturkan oleh Sleep Trainer Expert & Founder MimpiOfficia.id dr. Inda Tasha Bastaman, M.Res.

Sleep training itu sebenarnya tujuannya adalah melatih anak menggali kemampuannya untuk bisa tertidur lelap tanpa bantuan apapun,” ujar dia di Jakarta beberapa waktu lalu.

Baca juga: Trik agar Anak Cepat Tidur Tanpa Rewel, Bangun Koneksi Lebih Dulu

Sleep training adalah metode untuk melatih anak agar bisa tidur sendiri pada malam hari, termasuk ketika ia terbangun pada malam hari agar bisa tidur kembali secara mandiri.

Metode ini juga dapat membantu orangtua tidur dengan. Sebab, mereka tidak harus selalu terjaga pada malam hari sebagai antisipasi ketika si kecil terbangun dan sulit tidur kembali.

Kapan sleep training dilakukan?

Sleep training bukanlah sesuatu yang wajib dilakukan oleh orangtua. Jika ingin melakukannya, sleep training bisa dilakukan kapan saja, kecuali saat anak masih bayi baru lahir.

Sleep Trainer Expert & Founder MimpiOfficial.id dr. Celestina Hardiman-Yap, M.Res menerangkan, bayi baru lahir masih dalam proses beradaptasi.

“Masih proses adaptasi banget, dari yang tadinya enggak pernah merasa lapar, enggak pernah kedinginan, tiba-tiba hadir di dunia. Pasti banyak banget adaptasinya,” kata Tina.

Jadi, biarkan bayi baru lahir tidur mengikuti jam biologisnya.

Namun, saat mereka menginjak usia sekitar tiga bulan, mereka mulai memahami siang dan malam. Pada saat ini, orangtua bisa memulai sleep training.

Kondisi untuk sleep training

Inda mengatakan, sesuai anjutan dokter spesialis anak (DSA) ada tiga kondisi yang mengharuskan orangtua melakukan sleep training, yakni karena ada indikasi medis, cara tidur yang diterapkan sudah tidak efektif, dan situasi keluarga.

Indikasi medis

Biasanya, DSA akan menyarankan orangtua untuk melakukan sleep training jika menemukan indikasi medis pada sang buah hati.

Baca juga: Mengenal Sleep Hygiene, Kebiasaan Tidur Sehat untuk Hidup Berkualitas

“Biasanya ketika anak di siang hari enggak mau makan, karena misalnya sudah kekenyangan minum susu saat malam hari. Itu biasanya diarahkan untuk dikurangi susunya saat malam hari,” terang Inda.

Ini berkaitan dengan cara yang dilakukan oleh beberapa orangtua agar anaknya lekas tidur pada malam hari, yaitu memberi mereka susu sampai mereka tertidur lelap.

Ketika diarahkan oleh DSA untuk sleep training karena gangguan makan pada siang hari, orangtua bakal diarahkan untuk secara perlahan berhenti menyusui anak sampai mereka tidur karena terlalu kenyang.

Halaman:


Terkini Lainnya
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Prediksi Shio Kuda Api 2026, Disebut Penuh Peluang Besar
Prediksi Shio Kuda Api 2026, Disebut Penuh Peluang Besar
Wellness
Kebutuhan Psikologis Anak 5-12 Tahun, dari Bermain hingga Rasa Aman
Kebutuhan Psikologis Anak 5-12 Tahun, dari Bermain hingga Rasa Aman
Parenting
Rasa Bersalah Ibu pada Anak, Kapan Masih Wajar dan Kapan Perlu Diwaspadai?
Rasa Bersalah Ibu pada Anak, Kapan Masih Wajar dan Kapan Perlu Diwaspadai?
Parenting
Cinta Laura Ajak Konsisten Hidup Sehat, Mulai dari Langkah Kecil
Cinta Laura Ajak Konsisten Hidup Sehat, Mulai dari Langkah Kecil
Wellness
Perjalanan Cinta Tiffany Young dan Byun Yo Han, Sudah Ada Rencana Menikah
Perjalanan Cinta Tiffany Young dan Byun Yo Han, Sudah Ada Rencana Menikah
Wellness
Momen Taylor Swift Telepon Travis Kelce di Eras Tour, Saling Dukung Meski LDR
Momen Taylor Swift Telepon Travis Kelce di Eras Tour, Saling Dukung Meski LDR
Relationship
Pemicu Ibu Sering Merasa Bersalah dalam Mengasuh Anak Menurut Psikolog
Pemicu Ibu Sering Merasa Bersalah dalam Mengasuh Anak Menurut Psikolog
Wellness
6 Rekomendasi Celana Garis Brand Lokal, Cocok untuk Harian hingga ke Kantor
6 Rekomendasi Celana Garis Brand Lokal, Cocok untuk Harian hingga ke Kantor
Fashion
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau