Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak Laki-laki Jangan Berlebihan Minum Susu Kedelai

Kompas.com - 10/04/2017, 12:16 WIB
Lusia Kus Anna

Penulis

KOMPAS.com - Karena kandungan proteinnya yang tinggi, susu kedelai sering dipakai sebagai alternatif mereka yang memiliki laktosa intoleran. Meski begitu, anak laki-laki disarankan tidak mengonsumsi susu kedelai berlebihan.

Kedelai mengandung zat yang di dalam tubuh bekerja mirip dengan estrogen sehingga dikhawatirkan akan menurunkan kadar testosteron pada laki-laki. Itu sebabnya anak laki-laki sebaiknya membatasi konsumsi produk kedelai.

Menurut dr.Nugroho Setiawan, Sp.And, testosteron sangat diperlukan oleh anak laki-laki yang sedang dalam masa pertumbuhan.

"Hormon testosteron penting untuk perkembangan genetalianya. Misalnya untuk pembesaran testis dan penisnya. Kalau anak laki-laki testosteronnya rendah, hampir pasti ia akan mengalami mikropenis dan skrotumnya tinggi sehingga kesuburannya terganggu," katanya.

(Baca juga: Isi kuesioner ini untuk mengetahui apakah kadar testosteron saya rendah)

Selain konsumsi kedelai yang berlebihan, kegemukan pada anak laki-laki juga berpengaruh pada kadar testosteronnya.  "Testosteronnya akan rendah dibanding yang seharusnya, konsekuensinya pertumbuhan genetalianya terhambat," papar dokter dari RS Fatmawati Jakarta ini.

Ia mengatakan, ada beberapa ciri anak yang memiliki kadar testosteron rendah, misalnya skrotumnya tinggi dan tidak berwarna kehitaman atau penisnya sangat kecil.

"Biasanya orangtua justru senang kalau warna kulit testis anaknya bersih dan mulus seperti warna kulit perut, padahal itu yang salah. Justru yang sehat itu yang hitam dan menggantung," kata Nugroho.

Untuk memastikan kadar testosteron memang diperlukan pemeriksaan darah. Jika kadar testosteron anak memang rendah, diperlukan terapi sulih hormon sebelum anak masuk usia pubertas.

"Kalau tidak diatasi sebelum pubertas, sudah terlambat dan pasti tidak bisa diobati. Yang terganggu kesuburannya karena testisnya kurang baik sehingga tidak bisa menghamili," katanya.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com