Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

6 Pertanyaan Anak Saat Orangtua Bercerai

Namun terkadang perbedaan pendapat tidak juga menemukan titik terang, bukan semakin membaik, hubungan pun semakin memburuk. Hingga akhirnya perceraian menjadi satu-satunya jalan yang bisa dilakukan.

Tidak hanya harus menghadapi persidangan, Anda mungkin juga perlu sembuh dari luka. Tapi ada satu lagi yang perlu Anda hadapi, menjelaskan pada orang terdekat, termasuk pada anak-anak.

Menjelaskan pada anak-anak tentu tidak mudah, Anda harus menyaring kata-kata yang tepat tanpa terlihat saling menyalahkan.

Mungkin anak-anak juga akan mengajukan pertanyaan tentang perpisahan Anda dan pasangan. Berikut ini pertanyaan anak saat orang orangtua bercerai yang perlu Anda antisipasi.

Tentunya anak-anak akan menanyakan hal berbeda-beda tergantung pada umur mereka. Saat Anda menjelaskan pada anak kecil, mungkin pertanyaan yang diajukan tidak terlalu mengarah pada permasalahan Anda dengan pasangan.

Namun, menjelaskan pada anak usia 5 tahun akan sedikit sulit, sebab Anda harus membuatnya mengerti tanpa menceritakan banyak detil.

Berbeda juga menjelaskan perceraian pada anak remaja, ia mungkin akan mengajukan pertanyaan yang sulit. Remaja cenderung memiliki rasa penasaran yang besar, di sini Anda harus berhati-hati dalam menjelaskan.

Pertanyaan anak tentang perceraian

Berikut ini berbagai pertanyaan anak saat orangtua bercerai:

1. “Apa artinya bercerai?”

Anak 3 sampai 7 tahun mungkin tidak akan mengerti saat Anda menjelaskan perpisahan atau perceraian dengan pasangan.

Saat terlontar pertanyaan ini dari anak, mungkin jawaban paling sederhana yang bisa Anda utarakan adalah, “Ibu dan ayah tidak lagi tinggal bersama, tapi kami tetaplah orangtua yang menyayangimu sepenuh hati.”

Anak Anda mungkin tidak langsung mengerti, bahkan ia akan mencari tahu tentang perceraian di sekolahnya, bertanya pada teman atau guru di sekolah.

Bayangan perceraian pada anak tentu berbeda, ia merasa saat salah satu orangtuanya memutuskan pergi berarti tidak lagi menyayanginya. Belum lagi kecemburuan melihat temannya memiliki orangtua yang utuh. Kadang pertanyaan tentang perpisahan pun datang berulang-ulang.

Perceraian memang tidak mudah untuk Anda, tapi pastikan anak tahu bahwa ia akan tetap dicintai. Baik Anda dan mantan pasangan akan tetap berbagi waktu bersamanya. Ceritakan juga orang-orang atau keluarga terdekat yang menyayanginya.

2. “Kenapa kalian bercerai?”

Jangan ceritakan secara mendetil, itu akan membuat Anda kebingungan, tapi pastikan menceritakan jawaban Anda.

Seperti, “Ibu dan ayah sebenarnya tidak ingin ini terjadi, tapi kami terus bertengkar hingga membuat kami lelah. Walaupun hidup tanpa ayah/ibu akan terasa berbeda, tapi kami tetap orangtuamu dan akan selalu menyayangimu.”

Hindari menjawab dengan, “Kami berdua tidak lagi saling mencintai.” Anak Anda bisa menyalahartikan maksudnya. Dia bisa saja mengira bahwa Anda dan mantan pasangan berarti tidak menyayanginya juga.

Namun tentunya penjelasan ini bukan hanya berupa kata-kata saja, Anda dan mantan pasangan juga harus berkomitmen dalam perkembangan anak.

Meski rasanya memang sulit untuk berkompromi bersama pasangan, cobalah untuk pelan-pelan membangun hubungan sebagai teman.

3. “Aku kangen ibu” atau “Aku kangen ayah”

Ini mungkin bukan pertanyaan, tapi pasti ada saat-saat mereka menyatakan rasa kangen terhadap mantan pasangan.

Anda bisa menenangkannya dengan begini, “Kamu bisa menelepon ibu/ayah setiap hari. Kamu juga boleh mengunjunginya setiap pulang sekolah atau saat hari libur. Ayo kita bicarakan dengan ibu/ayah, ya.”

Anda tidak perlu takut anak akan memihak mantan pasangan, sebab ini bukan kompetisi, yang terpenting adalah anak mendapatkan kasih sayang yang cukup. Ketika ia dewasa nanti, ia bisa mengerti sendiri apa yang sebenarnya terjadi di antara Anda berdua.

Bagaimana jika anak tidak ingin mengunjungi ibu/ayahnya (mantan pasangan Anda)? Anda tetap harus mencoba membujuknya, meskipun itu membuatnya ingin segera menemui Anda.

Mantan pasangan juga berhak mendapatkan waktu bersama anak. Cobalah untuk membujuknya tanpa harus memaksanya.

4. “Di mana aku akan tinggal?”

Pertanyaan ini mungkin juga akan terlontar saat ia mengetahui perpisahan. Tentu hukum di Indonesia memiliki beberapa pertimbangan untuk memutuskan hak asuh anak.

Jika anak masih kecil, biasanya hak asuh akan jatuh pada ibunya. Tapi tidak menutup kemungkinan anak bisa tinggal bersama ayahnya, saat ibu mereka dianggap tidak mampu menjaganya.

Anda dan mantan pasangan juga bisa berkompromi anak tinggal bersama siapa, ini jalan yang baik tanpa harus berebut hak asuh. Ketika sudah sepakat, baru saat itu Anda menjelaskan.

Namun saat anak-anak beranjak dewasa, ia berhak untuk memilih. Jangan paksa anak untuk menentukan pilihan. Misalnya Anda memaksanya untuk bersama Anda, kalau tidak begitu, ia akan kehilangan hak-hak yang telah Anda berikan.

Pada masa remaja, anak sering memilih orangtua yang lebih memberikan kebebasan padanya. Mungkin Anda takut, sehingga memberinya kebebasan berlebihan, namun sebenarnya tidak harus seperti itu.

Mungkin sebaliknya, Anda takut ia memilih mantan pasangan. Biarkan ia melewati fase itu, tugas Anda adalah mengontrolnya dan tetap memberikan apa yang menjadi hak anak. Saat ia dewasa, ia akan mengerti sendiri mana yang baik untuknya mana yang tidak.

5. “Apakah kalian akan kembali bersama?”

Kita tidak tahu apa yang akan terjadi di depan. Mungkin Anda dan mantan pasangan akan kembali bersama, mungkin juga tidak.

Meskipun hal ini terlihat tidak pasti, tapi jangan beri jawaban yang membingungkan, hal itu mungkin terlihat seperti memberi harapan palsu pada anak.

Ungkapkan sesuatu seperti, “ Ibu/ayah mengerti kamu ingin kita tetap bersama, tapi saat ini kami harus berpisah. Bukan karena kami tidak sayang padamu, tapi untuk menjadi orangtua yang baik untukmu, ini hal yang harus kami pilih. Kami tidak ingin saling melukaimu mendengar perdebatan kami setiap hari. Kami tetap akan tetap bersama seperti teman.”

6. “Kenapa kalian tidak saling mencintai lagi?”

Ini akan menjadi pertanyaan yang sulit. Cobalah jawab tanpa terlihat saling menyudutkan. Mungkin perasaan mantan pasangan berubah, tapi tentu Anda tidak perlu menjawab itu dengan penuh kebencian.

Contohnya, “Kami saling mencintai dari dulu, sampai hari ini pun kami masih tetap saling menyayangi. Kami hanya berhenti untuk saling menyakiti, karena kami juga tidak ingin menyakitimu. Kamu mungkin berpikir ayah/ibu tidak lagi menyayangimu, tapi itu tidak benar. Kamu adalah segalanya bagi kami, suatu saat kamu pasti akan mengerti, sayang.”

https://lifestyle.kompas.com/read/2018/01/09/053800920/6-pertanyaan-anak-saat-orangtua-bercerai

Terkini Lainnya

Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Prediksi Shio Kuda Api 2026, Disebut Penuh Peluang Besar
Prediksi Shio Kuda Api 2026, Disebut Penuh Peluang Besar
Wellness
Kebutuhan Psikologis Anak 5-12 Tahun, dari Bermain hingga Rasa Aman
Kebutuhan Psikologis Anak 5-12 Tahun, dari Bermain hingga Rasa Aman
Parenting
Rasa Bersalah Ibu pada Anak, Kapan Masih Wajar dan Kapan Perlu Diwaspadai?
Rasa Bersalah Ibu pada Anak, Kapan Masih Wajar dan Kapan Perlu Diwaspadai?
Parenting
Cinta Laura Ajak Konsisten Hidup Sehat, Mulai dari Langkah Kecil
Cinta Laura Ajak Konsisten Hidup Sehat, Mulai dari Langkah Kecil
Wellness
Perjalanan Cinta Tiffany Young dan Byun Yo Han, Sudah Ada Rencana Menikah
Perjalanan Cinta Tiffany Young dan Byun Yo Han, Sudah Ada Rencana Menikah
Wellness
Momen Taylor Swift Telepon Travis Kelce di Eras Tour, Saling Dukung Meski LDR
Momen Taylor Swift Telepon Travis Kelce di Eras Tour, Saling Dukung Meski LDR
Relationship
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com