Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

5 Kebiasaan yang Membuat Gigi Kuning

Jika ini yang kamu alami, gigi kuning itu mungkin disebabkan oleh kebiasaan sehari-hari yang dilakukan tanpa sadar. Apa saja kebiasaan itu?

Dilansir dari Prevention, Harold Katz, DDS, dokter gigi sekaligus pendiri California Breath Clinics menjelaskan bahwa selain faktor genetik dan penyakit tertentu, gigi kuning bisa disebabkan oleh kebiasaan sehari-hari yang mengikis enamel.

Warna asli gigi sebenarnya bukanlah putih cemerlang seperti yang ditampilkan di iklan. Gigi dilapisi oleh enamel, yang membuat warna gigi secara alami tampak putih kebiruan dan agak tembus pandang.

Di bawah lapisan enamel, terdapat lapisan dentin yang berwarna kuning. Ketika enamel terus terkikis, maka yang akan terlihat adalah dentin. Inilah yang membuat gigi menjadi berwarna kuning.

Berikut beberapa kebiasaan yang bisa membuat gigi menjadi kuning.

1. Sering minum kopi, soda, dan teh

Kandungan kafein yang tinggi dalam kopi, teh, dan minuman energi dapat mengikis enamel gigi jika dikonsumsi berlebihan (2-3 kali sehari) dan secara terus menerus. Sementara soda pada minuman berkarbonasi mengandung asam yang efeknya sama dengan kopi dan teh.

Ketika enamel terkikis, noda minuman itu bisa menetap pada dentin (yang alaminya berwarna kuning) sehingga gigi akan bertambah kuning jika tidak dibersihkan dengan benar dan teratur.

Selain itu, minuman-minuman ini umumnya mengandung gula yang dapat menarik perhatian bakteri dalam mulut sehingga produksi asam semakin tinggi. Selain membuat gigi kuning, ini juga bisa membuat gigi mudah berlubang dan terkena penyakit gigi lainnya.

Mengurangi konsumsi teh, kopi, dan soda merupakan bagian penting dalam perawatan kesehatan gigi.

2. Merokok

Salah satu efek merokok adalah perubahan warna gigi menjadi kuning akibat kandungan nikotin dan tar pada tembakau yang menempel pada email gigi.

Efek ini pun bisa langsung terjadi dalam waktu yang sangat singkat. Perokok berat bahkan bisa memiliki warna gigi yang kecoklatan bahkan hitam setelah bertahun-tahun merokok.

Karena terlalu banyak efek negatif yang terjadi akibat rokok, mempertimbangkan untuk berhenti merokok merupakan langkah paling bijak.

3. Sering makan buah asam

Jeruk, tomat, nanas, beri, lemon,  atau buah asam lainnya yang sering disajikan menjadi jus. Buah-buah tersebut kaya akan vitamin, namun bila dikonsumsi terlalu sering juga bisa mengubah warna gigi.

Oleh karena itu, untuk mencegah gigi kuning, kita harus menyeimbangkan kebutuhan air setelah mengonsumsi buah tersebut.

4. Terlalu sering menggunakan obat kumur

Banyak obat kumur yang dijual di toko memiliki kadar asam yang tinggi. Jika terlalu sering digunakan akan membuat mulut menjadi kering dan akhirnya merusak email gigi.

Saat mulut kering, air liur tidak bekerja secara maksimal untuk membantu menjaga kelembapan mulut, mengurangi tingkat keasaman, melumpuhkan bakteri jahat, dan mencegah noda menempel pada enamel.

Sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu kepada dokter untuk mendapatkan saran mengenai obat kumur yang sesuai dengan kondisi gigi dan batas penggunaan obat kumur tersebut. Sebab penggunaan obat kumur terlalu sering juga dikaitkan dengan penyakit diabetes.

5. Terlalu keras dan cepat menggosok gigi

Membersihkan gigi tidak hanya rutin saja, tetapi teknik membersihkannya juga harus benar. Bila kamu menggosoknya dengan keras dan terlalu sering, itu bisa memberikan tekanan, merusak lapisan enamel yang tipis, dan mengekspos lapisan dentin, sehingga gigi menjadi kuning.

Sebaiknya perhatikan cara menyikat gigi; perlahan dan tidak menggosoknya dengan keras. Bersihkan gigi dengan rutin, yaitu dua kali sehari setelah makan dan sebelum tidur.

Agar hasilnya lebih memuaskan, bersihkan gigi dengan benang gigi untuk menghilangkan plak yang menempel pada gigi.

https://lifestyle.kompas.com/read/2018/03/12/120324720/5-kebiasaan-yang-membuat-gigi-kuning

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com