Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tertarik Jadi Food Blogger? Simak Tipsnya

Hal itu diakui oleh salah satu food blogger ternama, Rivan Bunnito yang lebih dikenal dengan akun @daddykuliner.

"Banyak banget sekarang. Soalnya ini jadi satu kerjaan baru yang penghasilannya juga lumayan," tutur Rivan di sela Jelajah Gizi 2018 kepada Kompas Lifestyle.

Rivan pun berbagi sejumlah tips bagi kamu yang tertarik menjadi food blogger. Salah satu tips utamanya adalah memiliki konten-konten yang menarik.

Seperti proses memasak sebuah masakan, cara makan, hingga cara menikmati makanan yang bisa menggugah selera.

Untuk membawakannya, kita juga bisa belajar dari banyak food blogger lainnya yang sudah eksis.

Mengenai jenis unggahannya, Rivan menilai video lebih menarik ketimbang foto. Namun, ia juga mengunggah foto pada laman Instagramnya.

"Video ada story tellingnya, pergerakan dan suaranya," kata dia.

Dalam mengomentari sebuah makanan atau minuman, spontanitas dinilainya sebagai hal yang wajib. Sebab, ekspresi makan saat berkomentar akan lebih alami ketimbang pernah mencoba sebelumnya.

"Kalau sudah pernah kan kesannya beda dengan pertama kali," ujar Rivan.

Judul yang diberikan juga menambah nilai dari sebuah unggahan. Misalnya pada platform YouTube, Rivan pernah mengunggah video soal Nasi Goreng Kebon Jeruk, Jakarta.

Judul yang sederhana belum tentu mengundang penasaran khalayak. Ia pun memilih judul lain yang lebih menarik.

"Gue bikin judul 'Sekali Masak 300 Porsi Nasi Goreng', itu jadi click bait juga sih," tuturnya.

Hal lainnya yang juga penting adalah fokus atau spesialisasi. Rivan sendiri memilih kategori street food karena ingin membuat jajanan Indonesia lebih terangkat.

"Ada yang lebih suka makanan mahal, ada yang karakternya enggak suka makanan manis, pedas," kata Rivan.

Interaksi dengan followers menurutnya juga sangat penting terutama untuk algoritma Instagram. Dengan banyaknya komentar, maka akan membuat kemungkinan unggahan tersebut masuk ke 'explore Instagram' semakin besar.

Followers juga cenderung senang jika kita membalas komentar mereka.

"Kalau ada followers saya balas kan ada interaksi, jadi kalau saya posting lagi dia kemungkinan mau komentar lagi. Tapi kalau saya cuekin, pasti nantinya akan malas dan skip postingan itu. Psikologi saja. Bikin akun juga kan sebenarnya buat komunikasi," ucap dia.

Hal terakhir, adalah jujur terhadap setiap unggahan di media sosial.

Jika makanan atau minuman yang dicoba kurang enak, Rivan memilih untuk tak mengunggahnya ketimbang memberikan komentar yang tidak jujur.

Sebab, jika followers sudah sekali "tertipu" dengan rasa jajanan yang kita unggah maka mereka seterusnya tak percaya.

Jika wajib mengunggahnya ke media sosial, cara lainnya yang lebih sopan adalah dengan tak menyertakan rasa jajanan tersebut.

"Bisa hanya infokan ada restoran baru, menunya apa. Atau ajak ibu saya, ibu saya suka makanannya. Enggak apa-apa, kan ibu saya yang suka, bukan saya. Jadi bisa juga infokan saja, enggak usah ceritain rasanya," kata Rivan.

Bagaimana, sudah tertarik jadi food blogger?

https://lifestyle.kompas.com/read/2018/04/23/101000620/tertarik-jadi-food-blogger-simak-tipsnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com