Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Cerita Baju Koko, dari "Tui-Khim" hingga Surjan

Ada beragam versi.

Peneliti sejarah JJ Rizal, seperti dikutip Harian Kompas, 4 September 2010, mengungkapkan, baju koko berasal dari tui-khim yang merupakan baju sehari-hari pria Tionghoa.

Masyarakat Tionghoa juga memadukan tui-khim dengan celana semata kaki (celana komprang).

Sementara itu, menurut pengamat budaya Tionghoa, David Kwa, di kalangan masyarakat Betawi, tui-khim juga dipakai dan dikenal dengan sebutan baju tikim.

Pada 1911, sejak berdirinya Perhimpunan Tionghoa di Hindia Belanda, baju tui-khim dan celana kompreng mulai ditinggalkan.

Para pria China diperbolehkan menggunakan pakaian Belanda.

Sementara itu, di Jawa ada baju tradisional yang disebut Surjan. Surjan juga dipercaya menjadi cikal-bakal baju koko di Indonesia.

Surjan berasal dari kata "Su" dan "ja", yaitu nglungsur wontern jaja (meluncur melalui dada), sehingga bentuk depan dan belakang memiliki panjang yang sama.

Baju koko memiliki ciri khas yaitu berkerah tegak dengan lengan panjang mirip jas Jawa. Konon, baju ini hasil kreasi Sunan Kalijaga.

Model Surjan Jawa awalnya berlengan pendek, kemudian Sunan Kalijaga memodifikasinya menjadi ‘baju takwa’ yang berlengan panjang.

Disebut ‘baju takwa’ karena dikenakan ketika ada acara berkaitan dengan hal-hal keagamaan. Namun, baju takwa disebut tidak diadopsi dari tui-khim.

Menurut M. Jandra, dalam buku Perangkat/Alat-alat dan Pakaian serta Makna Simbolis Upacara Keagamaan di Lingkungan Keraton Yogyakarta, pada leher ‘baju takwa’ terdapat tiga kancing yang melambangkan iman, ikhsan dan Islam.

Sementara itu, pada bahu kanan dan bahu kiri masing-masing terdapat tiga kancing yang melambangkan dua kalimat syahadat.

Ciri lainnya, enam kancing yang terdapat pada kedua lengan kiri dan kanan melambangkan rukun Iman.

Demikian pula lima kancing depan di bagian dada baju disebut melambangkan rukun Islam.

https://lifestyle.kompas.com/read/2018/05/31/073428320/cerita-baju-koko-dari-tui-khim-hingga-surjan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke