Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

"Demam Tenun Tak Hanya Rambah Pasar 'Lifestyle', tapi Juga Korporasi"

Tak hanya bagi mereka yang menggemari fesyen, namun juga pihak korporasi.

"Fashion trend dunia banyak yang mengapresiasi motif tenun ikat. Okenya juga, demam tenun dari 2011 sampai sekarang tidak hanya merambah pasar lifestyle tapi juga pasar korporasi mulai masuk," kata Didiet.

Hal itu diungkapkan Didiet pada acara peluncuran seragam baru BCA berbahan dasar kain tenun, hasil kolaborasi Didiet dan BCA.

Didiet mengaku berupaya konsisten untuk membangun semangat kolaboratif yang tinggi antara dia sebagai desainer, bersama korporasi.

Untuk itulah lini seragam "Sarupa" dibuatnya.

Ia menerangkan, Sarupa berasal dari kata Bahasa Indonesia "serupa", yang memiliki makna meski berbeda, namun tetap disatukan lewat desain.

Lebih jauh, ia melihat kepedulian dunia korporasi terhadap lingkungan semakin tinggi.

Korporasi, menurut dia, juga melihat tenun sebagai sesuatu yang baru dan unik untuk dikolaborasikan dengan kebutuhan mereka.

"Siapa pun mereka yang melihat ini sebagai hal unik dan baru, pasti ingin sekali related dengan itu," kata Didiet.

Di samping itu, tenun saat ini juga menjadi salah satu tren di dunia fesyen Indonesia.

Sebuah perusahaan, meskipun sudah berusia puluhan tahun, namun akan cenderung menjaga relevansinya dengan hal kekinian.

"Jadi pasti setiap korporasi ingin relevan dengan keadaan sekarang. Salah satunya membuat tenun jadi pilihan," ucap lelaki lulusan Arsitektur itu.

https://lifestyle.kompas.com/read/2018/07/10/090000120/-demam-tenun-tak-hanya-rambah-pasar-lifestyle-tapi-juga-korporasi-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke