Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Keren, Anak Muda Kreatif Ini Ubah Sneakers Jadi “Topeng”

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia tak kekurangan orang-orang kreatif. Setelah beberapa bulan belakangan tren sneakers custom, kini muncul topeng sneaker (sneakers mask—gas mask) yang dibuat dari bahan baku sneakers. 

Di luar negeri, para pelaku kreatif seperti ini antara lain Zhijun Wang dari ZJ Design dan Gary Lockwood dari Freehand Profit.

Masing-masing memiliki kekhasan, seperti Wang yang lebih ke topeng separuh wajah dengan tambahan filter, sedangkan Lockwood lebih pada full-face/head mask.

Di Indonesia sendiri, baru satu orang yang serius menggarap proses kreatif ini, yakni Eternity Max, brand apparel besutan Tommy Tanuwijaya.

Kepada Kompas.com, Tommy mengakui bahwa dia satu-satunya pelaku kreatif sneakers mask di Indonesia. Tommy mencoba menggabungkan kedua konsep tersebut—half mask dan full-face/head mask.

Ketertarikan pria 21 tahun ini dengan sneakers mask dimulaisejak duduk di bangku kelas 3 SMP. Tommy yang memang suka gambar dan desain mulai belajar secara otodidak untuk membuat sneakers mask.

Pengetahuan Tommy soal konsep 3D (dimensi) diakui membuat dia lebih mudah merealisasikan desain ke dalam bentuk fisik.

“Saya belajar secara otodidak. Saya tidak belajar dari Youtube (atau media sejenis), tapi ngebayangin, lalu langsung bikin,” ungkap Tommy lewat sambungan telepon, Jumat (3/8/2018).

Tommy tak langsung terjun ke sneakers mask, melainkan masuk lewat label kaus Eternity Max. Sneakers mask dijadikan aksesoris semata untuk mendukung label promosi apparel tersebut.

Siapa sangka, alih-alih kaus yang tenar, justru sneakers mask garapan Tommy yang mencuri perhatian.

Sneakers pertama yang dikreasikan adalah Adidas Superstar. Percobaan pertama tidaklah mudah. Bahkan, menurut salah satu seorang tim kreatif NAH Project, desain sneakers mask awal bikinannya masih ‘kacau’. 

Pada pembedahan, misalnya, beberapa sneakers, seperti Adidas cukup kuat, sehingga sulit untuk dipotong dan dipisah. Perlu ketelitian agar proses tersebut dapat dilalui tanpa merusak bahan.

Hambatan lain adalah menjahit. Ia mengakui sulit menemukan penjahit serta alat yang tepat. Terbukti, beberapa kali ia menyerahkan jahitan ke penjahit baju, namun hasilnya jauh dari keinginan.

“Akhirnya saya putuskan untuk belajar dan jahit sendiri, hasilnya pun cukup memuaskan,” kata Tommy. 

Perlahan tapi pasti, kreasi Tommy mulai menunjukkan tren positif, sekaligus mendapat tempat di hati penggemar.

Dia mulai dipercaya menggarap beberapa pesanan khusus dengan ragam permintaan. Tercatat hingga kini sudah ada 20 sneakers mask yang digarap Eternity Max yang dia kelola sendiri.

Lebih murah

Untuk membuat half mask, katanya, hanya diperlukan satu pasang sneakers. 

“Kalau ingin membuat full face mask perlu 2 - 3 pasang sneakers dan full head mask perlu setidaknya 7 - 8 sneakers,” katanya.

Soal harga, Tommy blak-blakan kalau saat ini tarif sneakers mask miliknya masih sangat terjangkau. Ia mematok harga antara Rp 1 juta - Rp 5 juta, tergantung bentuk sneakers mask. Padahal, katanya, harga sneakers mask di luar negeri bisa mencapai puluhan juta. 

Kendati masih bertarif murah, sneakers mask garapan Tommy bisa diadu dengan seniman lain. Hasilnya pun dapat diacungi dua jempol, karena memiliki desain dan tingkat kerapihan laik pakai.

Nah, gimana nih, tertarik untuk buat sneakers mask impian?

https://lifestyle.kompas.com/read/2018/08/05/094100720/keren-anak-muda-kreatif-ini-ubah-sneakers-jadi-topeng-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke