Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Dari Doa, Semangat, hingga Cinta, Ini 8 Makna Batik Khas Solo-Yogya...

Namun, saat ini motif batik telah berkembang menjadi semakin raya. Perkembangannya pun menjadikan batik diakui sebagai warisan budaya dunia.

Pengakuan ini berlaku sejak Badan PBB untuk Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan atau UNESCO, menetapkan batik sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and the Intangible Heritage of Humanity) pada 2 Oktober 2009.

Dilansir dari situs UNESCO, teknik, simbolisme, dan budaya terkait batik dianggap melekat dengan kebudayaan Indonesia. Bahkan, UNESCO menilai masyarakat Indonesia memaknai batik dari prosesi kelahiran sampai kematian.

Lalu seperti apakah motif batik yang paling umum ditemui? Berikut beberapa di antaranya yang merupakan motif batik khas Solo dan Yogyakarta:

Motif kawung memiliki ciri khas yakni berpola bulatan mirip buah kawung yang ditata rapi secara geometris.

Terkadang, motif kawung juga diinterpretasikan sebagai bunga lotus dengan empat lembar mahkota bunga yang merekah.

"Batik bermotif kawung berasal dari Yogyakarta. Motif ini juga memiliki makna doa dan harapan," ujar Taufik Tri Lutfiyanto selaku pemerhati kain batik saat dihubungi Kompas.com pada Selasa (2/10/2018).

Menurut Taufik, batik bermotif kawung ini biasanya dipakai saat acara-acara syukuran atau hari-hari bahagia.

2. Parang

Batik bermotif parang merupakan motif batik asal Solo, dan juga motif batik tertua di Indonesia. Parang berasal dari kata "pereng" yang berarti lereng.

"Dahulu batik motif parang hanya boleh dipakai untuk keluarga Keraton semata, seperti raja, permaisuri, keturunannya hingga para bangsawan dan bupati," ujar Taufik.

"Ada juga motif parang yang dipakai ibu-ibu untuk menggendong bayi, dimaksudkan agar terhindar dari unsur-unsur jahat," tuturnya.

Biasanya motif kawung dipakai saat hari-hari baik, misalnya hari pernikahan.

3. Liris

Batik bermotif liris atau udan liris berasal dari Solo. Motif ini juga banyak digemari oleh masyarakat.

Ciri khas dari motif ini yakni bentuk garis miring yang sejajar, sehingga terkadang motif liris disebut dengan motif lereng gunung.

"Motif udan liris bermakna simbol ketabahan dan kuat menjalani hidup," ujar Taufik.

Tak hanya itu, beberapa masyarakat juga menganggap motif liris memiliki makna hujan gerimis yang memberikan kesuburan, kesejahteraan, dan rahmat dari Tuhan.

Sementara, pemakaian motif batik ini juga bisa digunakan ketika acara pernikahan dan hari-hari baik lainnya.

4. Sekar Jagad

Ada juga motif sekar jagad yang berasal dari Kota Solo dan Yogyakarta.

Namun, beberapa masyarakat beranggapan bahwa motif Sekar Jagad sebenarnya berasal dari kata "kar jagad".

Kata ini diambil dari kata 'kar' berarti peta dan kata 'jagad' berarti dunia. Sehingga motif ini juga melambangkan keragaman di seluruh dunia.

Motif sekar jagad memiliki ciri khas ada beberapa cuilan pola yang dijadikan satu kain.

"Sekar jagad mengandung makna kecantikan atau pun keragaman dunia. Dimaksudkan agar orang terpesona dengan si pemakainya," kata Taufik.

Menurut Taufik, motif sekar jagad cocok dipakai ketika menghadiri resepsi pernikahan.

Dalam pandangan masyarakat Jawa, burung garuda mempunyai kedudukan yang sangat penting. Ciri khas dari motif garuda yakni terlihat dua buah sayap atau lar dan tengahnya terdapat badan dan ekor burung garuda.

Sementara, garuda dilambangkan sebagai binatang suci bagi beberapa orang Yogyakarta.

"Motif garuda melambangkan kekuasaan kejantanan," ujar Taufik.

Namun, belum ada kekhususan dalam penggunaan batik ini.

Salah satu motif batik khas Solo yakni satrio manah. Motif ini biasa dipakai saat acara lamaran oleh pihak calon pengantin pria.

Adapun makna dari motif batik ini supaya lamaran dapat diterima oleh pihak calon pengantin wanita beserta keluarganya.

"Satrio manah juga berarti pria tersebut sudah berhasil memanah hati kekasihnya," ujar Indah Darmastuti selaku karyawati di salah satu perusahaan Batik di Solo saat dihubungi Kompas.com pada Selasa (2/10/2018).

Jika motif satrio manah dipakai oleh pengantin pria, maka pasangannya memakai motif batik semen rante. Semen rante berarti kata semai dan kata rantai.

"Semen Rante itu dari kata semai, menyemai. Dan kata rante yang berarti rantai," ujar Indah.

Indah mengatakan, motif batik ini biasa dipakai perempuan saat acara lamaran.

"Karena dia sudah menyemai cinta dan dia menyatakan terikat (dirantai hatinya)," ucapnya.

8. Slobog

Motif Slobog merupakan salah satu ragam batik asal Solo. Kata slobog juga berarti lobok atau longgar.

"Slobog biasanya dipakai untuk melayat. Jadi dikenakan saat upacara kematian," ujar Indah.

Adapun makna yang terkandung didalam motif ini agar arwah orang yang meninggal tidak mendapat halangan dan dapat diterima kebaikannya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2018/10/02/150846720/dari-doa-semangat-hingga-cinta-ini-8-makna-batik-khas-solo-yogya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke