Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Hindari Minuman Isotonik Usai Lari Jarak Pendek, Mengapa?

Padahal ternyata, minuman isotonik tidak dianjurkan untuk dikonsumsi setelah sesi lari jarak pendek. Apa alasannya?

Ketua pelaksana ajang lari keluarga besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), KedokteRAN 2019, dr. Jack Pradono Handojo, MHA menyebutkan, pedoman American College of Sport Medicine (ACSM) menjelaskan bahwa cairan paling baik untuk penyegaran setelah sesi lari adalah air mineral.

Air mineral yang diminum bisa dari merek mana pun.

Minuman isotonik menurutnya memang baik diminum setelah lari, namun hanya jika durasi lari di atas satu jam.

"Ini sering salah kaprah karena orang berpikir (cairan yang hilang) harus diganti dengan air isotonik. Padahal guideline ACSM menyebutkan air isotonik hanya untuk replacement jika lari di atas satu jam."

Hal itu diungkapkan Jack beberapa waktu lalu ketika ditemui di Kampus UI Salemba, Jakarta Pusat.

Jack menjelaskan, pada sesi lari jangka pendek cadangan energi di otot maupun organ hati kita masih cukup. Setelah sesi lari lebih dari satu jam barulah kita membutuhkannya untuk pemulihan dari gula yang diperoleh lewat minuman.

Sebetulnya, tidak ada kerugian jika kita meminum minuman isotonik setelah sesi lari jarak pendek. Hanya saja, kita tidak mendapatkan manfaatnya.

Apalagi, air isotonik pada umumnya mengandung tinggi gula. Satu botol minuman isotonik bisa mengandung gula sekitar 25 gram.

Padahal, anjuran konsumsi harian gula menurut Kementerian Kesehatan adalah maksimal 50 gram atau empat sendok makan per hari.

"Air isotonik ada manfaatnya, tapi untuk long run," tambah dia.

https://lifestyle.kompas.com/read/2019/08/27/072942320/hindari-minuman-isotonik-usai-lari-jarak-pendek-mengapa

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke