Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Awas, Ancaman Diabetes bagi Kamu yang Kurang Gerak...

Pada umumnya, diabetes dipicu oleh pola hidup tidak sehat, salah satunya konsumsi gula dan lemak berlebih.

Selain diabetes, penyakit tidak menular lainnya yang juga berkaitan dengan pola hidup tidak sehat antara lain penyakit jantung, darah tinggi, dan stroke.

Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan peningkatan prevalensi diabetes di tingkat nasional meningkat, dari 1,5 persen pada 2013 menjadi 2 persen pada 2018.

Di DKI Jakarta, angka kejadian diabetes meningkat dari 2,5 persen menjadi 3,4 persen.

Pencegahan selalu lebih baik daripada mengobati. Oleh karena itu, ada baiknya jika kita mengetahui lebih lanjut tentang penyebab diabetes, sehingga bisa menghindarinya lebih dini.

Sebab, penderita diabetes seringkali tidak menyadari telah mengidap diabetes dalam jangka waktu yang lama, hingga muncul komplikasi serius.

Penyakit ini pun kini tidak hanya menyerang orang dewasa, namun juga sudah ditemukan pada anak-anak dan remaja.

Kemajuan teknologi jadi salah satu penyebab

Kemajuan dan perkembangan teknologi menjadi salah satu penyebab meningkatnya angka penderita diabetes.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, dr. Dwi Oktavia Handayani, M.Epid menjelaskan, kemajuan teknologi mengakibatkan adanya transisi perilaku di masyarakat.

Bermain gawai sudah menjadi hal biasa bagi kebanyakan orang, termasuk dari usia anak.

Akhirnya, banyak orang terbiasa dengan pola hidup dengan aktivitas fisik yang minim dan berakhir pada kegemukan.

"Pasif, hanya di sofa, di tempat tidur. Akhirnya pola metabolisme tubuh berubah dan risiko diabetes meningkat."

Begitu kata Dwi ketika kampanye ‘Deteksi Dini dan Batasi Gula Garam Lemak untuk Cegah Diabetes’ di kawasan Mampang, Jakarta, Selasa (5/11/2019).

Kemajuan teknologi juga berubah pada transisi gizi.

Jika dulu orangtua cenderung memegang peran besar dalam menjaga asupan gizi anak, kini kebiasaan makan anak juga dipengaruhi dengan kemudahan memperoleh makanan dalam berbagai jenis.

Tak hanya anak-anak, orang-orang dewasa pun kini banyak memanfaatkan fasilitas pesan makanan, sehingga mereka tak perlu meninggalkan tempat untuk membeli makanan yang diinginkan.

"Sekarang makanan tidak sehat lebih mudah dicapai akibatnya pemilihan pola makan lebih ke fast food atau junk food. Tinggi karbohidrat dan lemak serta kurang serat," tutur dia.

Mengurangi gula, garam, dan lemak

Dwi menekankan pentingnya mengubah perilaku hidup masyarakat mulai dari menerapkan pola makan seimbang dan memperbanyak aktivitas fisik.

Untuk pola makan, hal paling minimal yang bisa dilakukan misalnya membatasi asupan gula, garam, dan lemak.

Batas konsumsi gula adalah 50 gram (empat sendok makan) per hari, garam lima gram (satu sendok teh) per hari, dan lemak 67 gram (lima sendok makan) per hari.

"(Eliminasi) makanan tinggi karbohidrat dan lemak."

"Karbohidrat termasuk gula sederhana, minum atau makan makanan manis akan kembali dikonversi jadi gula, kaebohidrat juga dikonversi jadi gula dan timbunan lemak," ujar Dwi.

Jangan lupa memperbanyak aktivitas fisik, terlebih jika merasa berat badan sudah berlebih.

Dwi menyarankan memulai olahraga sesuai dengan kemampuan tubuh dan lakukan secara bertahap.

"Kalau tidak biasa olahraga, paling sederhana jalan kaki terserah pagi, siang, malam, sesuaikan waktunya dan bertahap."

"Lama-lama ditambah durasi dan kecepatannya sampai rutin minimal bisa 150 menit setiap minggu," kata dia.

https://lifestyle.kompas.com/read/2019/11/06/130014220/awas-ancaman-diabetes-bagi-kamu-yang-kurang-gerak

Terkini Lainnya

Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Prediksi Shio Kuda Api 2026, Disebut Penuh Peluang Besar
Prediksi Shio Kuda Api 2026, Disebut Penuh Peluang Besar
Wellness
Kebutuhan Psikologis Anak 5-12 Tahun, dari Bermain hingga Rasa Aman
Kebutuhan Psikologis Anak 5-12 Tahun, dari Bermain hingga Rasa Aman
Parenting
Rasa Bersalah Ibu pada Anak, Kapan Masih Wajar dan Kapan Perlu Diwaspadai?
Rasa Bersalah Ibu pada Anak, Kapan Masih Wajar dan Kapan Perlu Diwaspadai?
Parenting
Cinta Laura Ajak Konsisten Hidup Sehat, Mulai dari Langkah Kecil
Cinta Laura Ajak Konsisten Hidup Sehat, Mulai dari Langkah Kecil
Wellness
Perjalanan Cinta Tiffany Young dan Byun Yo Han, Sudah Ada Rencana Menikah
Perjalanan Cinta Tiffany Young dan Byun Yo Han, Sudah Ada Rencana Menikah
Wellness
Momen Taylor Swift Telepon Travis Kelce di Eras Tour, Saling Dukung Meski LDR
Momen Taylor Swift Telepon Travis Kelce di Eras Tour, Saling Dukung Meski LDR
Relationship
Pemicu Ibu Sering Merasa Bersalah dalam Mengasuh Anak Menurut Psikolog
Pemicu Ibu Sering Merasa Bersalah dalam Mengasuh Anak Menurut Psikolog
Wellness
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com