Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sarla Devi, Otak di Balik Ragam Cincin dan Liontin Unik Berbahan Clay

Bagi para perajin independen, aksesori cantik yang mereka hasilkan dari kerja keras dengan cinta, tentu dapat dipadankan dengan pakaian trendi apa pun.

Sebutlah Sarla Devi. Desainer Malaysia ini mampu membuat perhiasan cantik nan unik dengan bahan clay.

Clay adalah jenis tanah liat yang akan mengeras setelah didiamkan beberapa saat atau dimasukkan ke oven.

Dari bahan tersebut, Sarla berkreasi membuat beragam cincin dan liontin unik, diukir, disatukan, dan dicat dengan memperhatikan detail.

Tak jarang, kreasi-kreasi Sarla pun menyimpan sebuah kisah di belakangnya. 

“Setiap karya dibuat dengan penuh kasih dengan mempertahankan nilainya, tanpa produksi massal."

"Ini dirancang untuk merayakan dan menginspirasi ekspresi artistik dari semangat kebebasan dan individualitas,” kata perempuan berusia 40 tahun ini.

“Ragam kreasi the Sarlaz menjadi karya seni yang dapat dikenakan."

"Terinspirasi dari kecintaan saya pada hewan, alam, arsitektur, manusia, dan budaya. Saya mendapat inspirasi dari perjalanan saya juga.”

Atas kreasinya, Sarla dipilih oleh Malaysia External Trade Development Corporation (Matrade) sebagai salah satu dari 10 merek Malaysia yang berpartisipasi dalam pameran mode Inggris, Pure London.

Pure London berlangsung hingga 11 Februari kemarin. Acara ini menawarkan koleksi siap pakai dan busana.

Dalam perhelatan tersebut dipertemukan seluruh rantai pasokan mode di bawah satu atap.

Namun, ini bukan pertama kalinya Sarla membawa mereknya ke luar negeri.

Di masa lalu, dia pernah berpromosi di London, Milan dan New York. Langkah ini dilakukan untuk memperkenalkan mereknya agar bisa bersaing di kancah global. 

“Milan dan London sangat menjanjikan dan membesarkan hati. Perempuan dan orang-orang di sana umumnya memiliki bakat, sehingga bisa menghargai inovasi dan seni,” kata dia.

Menurut Sarla, semua wanita harus berpakaian untuk berekspresi bukan hanya untuk mengesankan.

Di sisi lain, dia percaya, fesyen dan aksesori secara umum, sama sekali tidak rumit.

“Hancurkan pemahaman itu. Jalani hidup secara sederhana. Bikin gaya kamu sendiri. Gaya tidak memiliki aturan, tetapi tentu saja memiliki aliran," sebut dia.

Berasal dari Klang, Sarla pertama kali mendaftar dalam kursus online dan lokakarya untuk kreasi clay.

Setelah itu, semuanya langsung dipelajari sendiri, berbekal kemampuan menggambar dari latar belakang pendidikan desain grafis.

“Menjalani pekerjaan desainer grafis selama 16 tahun terakhir tidak menghalangi saya menjelajahi dunia mode."

"Setelah menyelesaikan kursus saya di International Fashion Training Center di Malaysia, saya mencoba-coba," kata dia.

“Pertama kali saya membuat perhiasan tentu sangat menantang. Melalui banyak malam tanpa tidur, karena saya terus bereksperimen."

"Sekarang saya dapat menyelesaikan kreasi dalam waktu delapan jam. Kadang kurang, tergantung pada kerumitan desainnya,” sebut dia.

Sarla mengaku memilih desain perhiasan karena bidang ini bisa menggabungkan semua disiplin seni.

Ada seni lukis, mode, patung, fotografi, desain grafis, yang "dipadatkan" menjadi satu motif miniatur yang dinamis.

Usahanya ini didanai dengan caranya sendiri. Dia menjual perhiasannya melalui situs web, dan di ajang-ajang pameran dagang.

"Saya juga ingin memposisikan kreasi ini sebagai perhiasan yang unik, dan juga memperluas ke koleksi siap pakai lain di masa depan."

“Saya berencana untuk memiliki ruang pamer sendiri dan kreasi saya dijual di ibukota mode dunia."

"Saya percaya pada pengalaman intim yang dapat ditawarkan di toko fisik kepada pelanggan yang cerdas di seluruh dunia,” tegas dia.

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/02/12/100807420/sarla-devi-otak-di-balik-ragam-cincin-dan-liontin-unik-berbahan-clay

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke