Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

4 Salam Pengganti Jabat Tangan, Cegah Infeksi Virus Corona

Sebab, saat dua orang berjabat tangan, mereka bisa menempelkan berbagai virus, bakteri, maupun kuman yang ada di tangan, tak terkecuali virus corona.

Lalu bagaimana cara kita bisa tetap saling menyapa dengan orang lain, namun tetap mengantisipasi penyebaran virus corona?

Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah RS Siloam Karawaci, Tangerang, dr. Vito Anggarino Damay Sp.JP (K), M. Kes melihat ada empat jenis salam demi menghindari penularan virus.

1. Namaste

Gerakan namaste dikenal dalam olahraga yoga. Biasanya, orang yang selesai latihan yoga akan mengucapkan namaste diikuti dengan gerakan mengatupkan kedua tangan di dada.

“Namaste ini bisa digunakan sebagai pengganti berjabat tangan yang biasa dilakukan orang Indonesia,” ujar Vito, Selasa (17/3/2020).

Namun, yang harus diperhatikan saat memberikan salam namaste adalah jangan mendadak. Apalagi ketika bertemu saat berjalan.

Sebaiknya berikan salam namaste dari jarak yang cukup jauh, agar teman atau kerabat sudah mengetahui kamu akan memberikan salam namaste.

“Kalau mendadak, nantinya kita memberikan salam namaste, yang lain keburu mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan. Ini juga untuk menghindari ketersinggungan,” tutur Vito.

2. Lambaikan tangan

Gerakan mengangkat tangan dan membuka lima jari menyerupai lambaian tangan sangat cocok untuk rekan sejawat atau orang yang sudah akrab.

Biasanya, saat melambaikan tangan ini, orang-orang akan mengucapkan kata “hai” atau “halo”.

“Tapi tentu saja salam ini tidak bisa dilakukan untuk orang yang lebih tua atau sangat dihormati,” ungkap dia.

3. Salam dari hati

Vito menyebut gerakan ini dengan nama salam dari hati. Caranya dengan meletakkan telapak tangan kanan di dada kiri, kemudian membungkuk.

4. Senyum

Yang terakhir adalah senyum. Ini merupakan salam paling universal bagi Vito. Ketika seseorang tersenyum pada orang lain, itu artinya orang tersebut sedang menyapa.

Biasanya, orang yang diberi senyuman akan membalasnya dengan senyuman lagi. Bagi Vito ini menjadi salah satu jenis salam yang efektif menangkal penyebaran virus.

“Cobain deh kasih senyum pada orang yang kita kenal, dia akan membalas senyum kita,” tutur dia.

Lalu bagaimana dengan salam siku atau salam kaki?

Menurut Vito, salam siku kurang pas digunakan karena beberapa alasan.

Pertama, bagi orang yang tidak paham, salam siku akan dianggap terlalu agresif. Apalagi untuk lawan jenis.

Kesan itu bisa muncul lantaran gerakan badan yang mendekat saat akan melakukan salam siku.

Kedua, salam siku malah membuat jarak antar orang menjadi dekat. Jika orang itu membawa virus corona, malah akan menjadi masalah.

Kemudian salam kaki dinilai tidak pas, karena jenis alas kaki ataupun kondisi kaki seseorang yang berbeda.

“Gak mungkin kita salam kaki pada orang yang pake heels atau tongkat. Bisa jatuh mereka,” cetus dia

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/03/17/115607520/4-salam-pengganti-jabat-tangan-cegah-infeksi-virus-corona

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke