Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengapa Ada Orang yang Sangat Takut Melajang?

KOMPAS.com - Memiliki status lajang atau single telah terbukti bermanfaat bagi fisik dan mental, menurut penelitian ilmiah.

Namun, beberapa orang masih menganggap gagasan itu menakutkan.

"Dengan klien yang saya ajak bicara, saya perhatikan banyak orang takut sendirian," kata psikolog online Carolin Muller kepada Insider.

"Ada banyak orang yang merasa seperti ini, mereka hampir tidak takut pada apa pun selain sendirian, seakan ini kasus terburuk yang bisa terjadi."

Menurut Muller, beberapa orang beralih dari satu hubungan ke hubungan lain, karena terikat pada perasaan menyenangkan yang mereka dapatkan dari perhatian.

Tetapi ini berarti mereka juga memiliki risiko lebih besar jatuh pada sosok yang "beracun".

Ini karena, bersama seseorang yang salah bagi mereka lebih baik daripada sendirian.

"Saya tahu orang-orang, bahkan klien saya yang belum pernah lajang dalam hidup mereka," kata Muller.

"Dan jika memikirkannya, itu adalah rasa takut yang aneh. Saya pikir jika kita sendirian, itu adalah kesempatan yang baik untuk mengenal diri dan belajar lebih mencintai diri."

"Jika kita mendapatkan semua kepercayaan diri dan harga diri dari apa yang orang lain katakan kepada kita, maka kita akan menjadi tergantung pada orang tersebut," kata Muller.

Sebagai contoh, terasa menyenangkan mendengar kita dicintai, dipuji cantik atau tampan, dan luar biasa, tetapi jika kita tidak mengatakan hal sama kepada diri sendiri, kita hanya mendapatkan validasi dari luar.

Lalu, jika pasangan kita berselingkuh, meninggalkan kita untuk orang lain, atau bahkan meninggal dunia, aliran validasi ini akan menghilang.

"Kita akan seperti berada dalam penolakan dan ini adalah perasaan yang buruk," kata Muller.

"Bukan karena sendirian itu sangat buruk, tapi karena kita tergantung pada validasi orang tersebut."


Jika kita membangun hubungan, menggunakan cara untuk menggantikan perasaan validasi kita yang hilang dari mantan pasangan dengan orang baru, kita lebih cenderung memusuhi mantan kita.

"Mereka adalah tipe orang yang tidak berbicara dengan mantan pacar mereka," kata Muller.

"Mereka menghapus dan melupakan mantan. Seperti mendapatkan sesuatu yang baru."

Sangat sulit memutus siklus beracun ini, tambah Muller, tetapi itu bisa dilakukan dengan menjadi lajang ketika ada kesempatan.

Ini karena mengembangkan kemandirian emosional akan membantu kita menjadi lebih stabil secara emosional.

"Jika kita memahami diri kita terlebih dahulu, kita akan dapat lebih memahami orang lain," katanya.

"Kita akan tahu tentang kebutuhan dan harapan, dan kita mengerti mengapa orang-orang tertentu bertindak seperti itu."

Belajar tentang diri sendiri juga akan membantu kita di masa depan untuk menemukan orang yang tepat.

Kita akan menyadari hubungan adalah tentang memberi, tidak hanya menerima, dan lebih percaya diri karena kita bisa mengatasinya jika hubungan itu tidak berhasil.

"Saya percaya saya kuat untuk menanganinya, jadi saya mengambil risiko yang lebih tinggi dalam hubungan pada akhirnya," kata Muller.

"Bayangkan dua orang saling mencintai, yang hanya memberi cinta, tanpa memintanya. Ini hubungan yang indah, dan inilah hubungan yang sehat."

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/03/31/221755020/mengapa-ada-orang-yang-sangat-takut-melajang

Terkini Lainnya

Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Prediksi Shio Kuda Api 2026, Disebut Penuh Peluang Besar
Prediksi Shio Kuda Api 2026, Disebut Penuh Peluang Besar
Wellness
Kebutuhan Psikologis Anak 5-12 Tahun, dari Bermain hingga Rasa Aman
Kebutuhan Psikologis Anak 5-12 Tahun, dari Bermain hingga Rasa Aman
Parenting
Rasa Bersalah Ibu pada Anak, Kapan Masih Wajar dan Kapan Perlu Diwaspadai?
Rasa Bersalah Ibu pada Anak, Kapan Masih Wajar dan Kapan Perlu Diwaspadai?
Parenting
Cinta Laura Ajak Konsisten Hidup Sehat, Mulai dari Langkah Kecil
Cinta Laura Ajak Konsisten Hidup Sehat, Mulai dari Langkah Kecil
Wellness
Perjalanan Cinta Tiffany Young dan Byun Yo Han, Sudah Ada Rencana Menikah
Perjalanan Cinta Tiffany Young dan Byun Yo Han, Sudah Ada Rencana Menikah
Wellness
Momen Taylor Swift Telepon Travis Kelce di Eras Tour, Saling Dukung Meski LDR
Momen Taylor Swift Telepon Travis Kelce di Eras Tour, Saling Dukung Meski LDR
Relationship
Pemicu Ibu Sering Merasa Bersalah dalam Mengasuh Anak Menurut Psikolog
Pemicu Ibu Sering Merasa Bersalah dalam Mengasuh Anak Menurut Psikolog
Wellness
6 Rekomendasi Celana Garis Brand Lokal, Cocok untuk Harian hingga ke Kantor
6 Rekomendasi Celana Garis Brand Lokal, Cocok untuk Harian hingga ke Kantor
Fashion
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com