Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

6 Cara Positif Memperbaiki Perilaku Buruk Anak

KOMPAS.com - Sebagai orangtua, kamu tentu tak ingin anak berperilaku buruk, apalagi saat kamu menegurnya, si kecil memilih mengabaikan peringatanmu.

Terkadang anak juga suka merebut mainan yang sedang dimainkan oleh saudaranya atau teman bermainnya.

Adapula perilaku buruk lainnya, yakni anak yang gemar berteriak atau mengeluarkan kata kasar.

Untuk menghadapi anak yang berperilaku buruk seperti di atas, berikut adalah beberapa strategi yang bisa dilakukan oleh orangtua.

1. Fokus pada hal positif

Tidak peduli seberapa banyak si kecil mengganggumu di siang hari, ingatkan dirimu tentang semua karakter positifnya juga.

Benar, dia menjengkelkan saat tidak mau tidur siang atau membuat mainannya berantakan tanpa mau membereskannya kembali.

Namun ingatlah perilaku positifnya misalnya, si kecil yang membantumu merapikan belanjaan, atau saat ia menghabiskan makanannya tanpa menyisakan sayuran.

Dengan memikirkan tingkah laku postifnya akan membantu orangtua untuk terus berpikiran dengan sudut pandang anak.

2. Tetapkan target yang jelas

Tidak ada gunanya memberi tahu anak, bahwa kita tidak menyukai sikapnya.

“Mama (atau papa), tidak suka ya kamu tidak mendengarkan mama.”

Alih-alih, berkata seperti itu, lebih baik orangtua berbicara dengan tujuan yang tepat, misalnya, "Lain kali kalau mama (atau papa) berbicara denganmu, mama ingin kamu menghentikan apa yang kamu lakukan dan menatap mama,” - dengan begitu anak tahu persis apa yang diperlukan.

Dengan memberikan target yang jelas, tentu lebih mudah untuk dicapai, terutama ketika itu hanya membutuhkan sedikit usaha darinya.


3. Pilih kata-kata dengan hati-hati

Orangtua mungkin kesal dengan bagaimana anak-anak menjawab dengan tidak sopan atau berteriak saat kamu memberikan peringatan.

Namun sebaiknya orangtua tetap memberi kata-kata positif pada anak.

“Mama (atau Papa) tahu kamu bisa bersikap sopan, karena mama pernah lihat kamu bisa sopan. Mungkin kamu hanya perlu mengingatkan diri sendiri untuk bersikap sopan setiap saat”

Sungguh menakjubkan betapa lebih responsifnya anak terhadap komentar yang membangun, daripada komentar negatif tentang kebiasaan buruknya. Dia akan lebih mau mendengarkan.

4. Bersikap realistis

Jangan bertujuan untuk menghilangkan semua kebiasaan buruknya sekaligus - dia akan merasa benar-benar kewalahan dan justru meremehkannya jika kamu memberinya daftar panjang hal-hal yang dia lakukan yang membuatmu jengkel.

Lebih baik memilih satu kebiasaan yang menyebalkan, mungkin yang paling membuatmu jengkel atau yang paling mudah diubah.

Bicarakan tentang kebiasaan itu dengan anak, jelaskan mengapa kamu tak menyukainya dan tawarkan cara alternatif baginya untuk bereaksi dalam situasi itu.

5. Dampingi anak

Jangan lupa bahwa si kecil juga ingin menyenangkanmu; dia benar-benar ingin kamu berpikir bahwa dia hebat, meskipun dia kadang membuatmu kesal.

Dia ingin (dan membutuhkan) persetujuanmu. Jadi, gunakan itu untuk memanfaatkan motivasinya melakukan perubahan.

Kamu juga akan merasa senang mengetahui bahwa kamu telah membantunya menyingkirkan kebiasaan-kebiasaan menjengkelkan itu, tanpa menciptakan penghalang di antara si kecil dan kamu sebagai orangtua.

6. Akui kesuksesan

Semakin kamu memberikan reaksi positif ketika anak berhasil mengubah kebiasaan yang menjengkelkan, semakin sulit ia berusaha mempertahankan kemajuan itu.

Mendengar kamu mengatakan kepadanya bahwa kamu merasa senang saat dia mau merapikan kamarnya tanpa harus diberitahu atau bahwa dia tidak merebut mainan milik adiknya dengan kasar, akan mendorongnya untuk berperilaku dengan cara yang sama di waktu berikutnya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/07/10/223936320/6-cara-positif-memperbaiki-perilaku-buruk-anak

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke