Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Penyebab Ruam Ketiak karena Deodoran dan Cara Mengatasinya

KOMPAS.com - Deodoran menjadi senjata wajib untuk mencegah bau badan, terutama ketika banyak beraktivitas di luar ruangan.

Namun, sebagian orang memiliki alergi pada kandungan dalam deodoran. Efeknya adalah mengalami ruam, kemerahan, atau sensasi terbakar di area ketiak karena menggunakan deodoran tertentu.

Pada kasus terparahnya bahkan bisa mengalami peradangan atau kulit mengelupas.

Jika kamu mengalami hal tersebut, hal pertama yang harus dilakukan adalah berhenti menggunakan deodoran tersebut. Namun, ruam ketiak juga bisa menjadi indikasi bahwa kamu sensitif terhadap bahan tertentu dalam deodoran.

Kulit ketiak sangat tipis, sehingga wajar jika seseorang mengalami sensitivitas di area tersebut, meskipun tidak mengalami iritasi di area tubuh lainnya.

"Kulit ketiak sangatlah tipis dan akan bereaksi terhadap lebih banyak bahan, daripada bagian tubuh lainnya," kata Nava Greenfield, M.D. dari Schweiger Dermatology Group di New York City, seperti dilansir Mind Body Green.

Ruam yang terjadi bisa disebabkan oleh beberapa hal. Seperti alergi bahan tertentu atau reaksi iritasi. Keduanya cenderung sama, sehingga agak sulit untuk menemukan indikasi ruam yang dirasakan.

Reaksi alergi adalah respons peradangan di kulit dan umumnya ditemukan oleh dokter setelah melalui pemeriksaan.

Sementara iritasi, atau terkadang disebut dermatitis kontak, biasanya lebih jarang daripada penyebab karena alergi dan umumnya terjadi karena paparan berulang dari bahan yang mengiritasi.

Jika ruam terjadi berulang dan berkepanjangan, dan kamu kesulitan menemukan pemicunya, cobalah berkonsultasi dengan dokter.

Beberapa bahan dalam deodoran yang pada umumnya memicu alergi atau iritasi, antara lain:

1. Pengawet tertentu

Ketika mendengar "pengawet dalam deodoran", mungkin kamu teringat bahan "paraben" atau "triklosan".

Namun, merek deodoran paling umum dan tradisional sekalipun telah berhenti menggunakannya dalam formula mereka.

Meski begitu, bukan berarti sudah tidak ada lagi masalah pada sistem pengawet dalam produk kosmetik saat ini.

Menurut Greenfield, iritan yang umum adalah pengawet formaldehida atau pengawet pelepas formaldehida. Penyebab umumnya adalah quaternium-15, DMDM hydantoin, imidazolidinyl urea, diazolidinyl urea, polyoxymethylene urea, sodium hydroxymethylglycinate, bromopol, dan glyoxal.

2. Soda pengembang

Ini berhubungan dengan kadar keasaman (pH). Soda pengembang memiliki pH yang sangat basa, sedangkan ketiak pada umumnya sedikit asam. Ini biasanya dilakukan dengan sengaja.

Idenya adalah ketika kita meningkatkan pH di satu area, maka lingkungan tersebut tidak akan lagi ramah terhadap bakteri penyebab bau.

Untuk diketahui, munculnya bau badan adalah karena ezim dalam strain bakteri tertentu yang berinteraksi dengan keringat, sehingga menghasilkan bau yang menyengat.

Bagi sebagian orang, kondisi pH tersebut tidak menimbulkan masalah, namun bagi sebagian lainnya perubahan pH dapat memicu reaksi.

3. Pewangi atau minyak esensial

Wewangian, baik alami atau pun sintetis, dan minyak esensial dalam beberapa kasus dapat memicu reaksi. Beberapa orang hanya mengalami reaksi terhadap aroma tertentu, misalnya alergi terhadap lavender.

Wewangian bisa menjadi molekul yang mudah menguap, jadi sering kali wewangian membutuhkan stabilisator.

Banyak perusahaan alami telah menemukan pilihan lebih lembut yang diturunkan dari tumbuhan. Tetapi jika kamu masih menggunakan deodoran tradisional, mungkin kamu juga masih merasakan reaksi terhadap stabilisator.

Untuk diketahui, mungkin saja penyebabnya bukanlah molekul wewangian itu sendiri, melainkan bahan yang digunakan untuk menjaganya tetap segar.

Minyak esensial adalah minyak pekat yang diekstrak dari tumbuhan dalam dosis tinggi dan berpotensi mengiritasi.

Namun, reaksi tersebut bergantung pada tanaman apa yang mereka ekstrak. Beberapa orang mungkin alergi terhadap minyak esensial spesifik.

Mengatasi ruam ketiak

Ruam ketiak yang disebabkan oleh deodoran pada umumnya bisa diobati sendiri dan tidak mengarah pada kondisi berbahaya.

Jika kamu mengalaminya, ketahuilah terlebih dahulu penyebabnya ketika kamu merasakan ketidaknyamanan atau adanya perubahan warna.

Aplikasikan krim atau gel penenang untuk meredakan peradangan yang terjadi atau sekadar menghidrasi area yang teriritasi. Namun, cara ini mungkin membutuhkan sedikit waktu.

"Ruam karena alergi atau iritasi umumnya perlu sekitar dua minggu untuk diatasi," ungkap Greenfield.

Beberapa bahan penenang yang bisa dimanfaatkan antara lain lidah buaya, colloidal oatmeal, krim hipoalergenik, dan kompres dingin. Jika kondisinya serius, periksakan ke dokter.

"Terkadang ada area-area yang membutuhkan pengobatan dengan resep untuk mengatasinya, sehingga pengobatan bisa difokuskan pada sel-sel peradangan yang mengalami reaksi," tuturnya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/09/08/164620120/penyebab-ruam-ketiak-karena-deodoran-dan-cara-mengatasinya

Terkini Lainnya

Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Prediksi Shio Kuda Api 2026, Disebut Penuh Peluang Besar
Prediksi Shio Kuda Api 2026, Disebut Penuh Peluang Besar
Wellness
Kebutuhan Psikologis Anak 5-12 Tahun, dari Bermain hingga Rasa Aman
Kebutuhan Psikologis Anak 5-12 Tahun, dari Bermain hingga Rasa Aman
Parenting
Rasa Bersalah Ibu pada Anak, Kapan Masih Wajar dan Kapan Perlu Diwaspadai?
Rasa Bersalah Ibu pada Anak, Kapan Masih Wajar dan Kapan Perlu Diwaspadai?
Parenting
Cinta Laura Ajak Konsisten Hidup Sehat, Mulai dari Langkah Kecil
Cinta Laura Ajak Konsisten Hidup Sehat, Mulai dari Langkah Kecil
Wellness
Perjalanan Cinta Tiffany Young dan Byun Yo Han, Sudah Ada Rencana Menikah
Perjalanan Cinta Tiffany Young dan Byun Yo Han, Sudah Ada Rencana Menikah
Wellness
Momen Taylor Swift Telepon Travis Kelce di Eras Tour, Saling Dukung Meski LDR
Momen Taylor Swift Telepon Travis Kelce di Eras Tour, Saling Dukung Meski LDR
Relationship
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com