Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Fakta Soal Uban, Apa Sajakah Penyebabnya?

KOMPAS.com - Tidak selamanya kemunculan rambut uban berarti hal buruk. Uban yang muncul di usia muda juga bukan berarti seseorang memiliki penyakit, selama tetap aktif dan produktif.

Menariknya, faktor gaya hidup dan pola makan juga berpengaruh terhadap tumbuhnya uban.

Banyak stigma bahwa rambut uban berarti penanda seseorang telah menua. Padahal, uban bukan sekadar parameter usia saja, ada banyak hal lain di balik tumbuhnya uban.

Beberapa fakta menarik seputar rambut uban di antaranya:

1. Faktor genetik turut berperan

Ada orang yang ubannya mulai muncul bahkan saat masih berusia 20-an atau sebelumnya. Jika ini yang terjadi, coba perhatikan apakah hal serupa juga terjadi pada orang terdekat. Pasalnya faktor genetik berperan terhadap munculnya uban lebih dini.

2. Rambut uban prematur karena rokok

Ketika rambut uban muncul pada fase yang terbilang prematur, faktor lingkungan juga bisa berperan. Contoh faktor lingkungan adalah stres hingga kebiasaan buruk seperti merokok.

Meski bukan sebagai perokok aktif, terus menerus terpapar asap rokok sebagai perokok pasif maupun thirdhand smoke dapat menjadi pemicu tumbuhnya uban lebih cepat.

Rokok akan membuat rambut dan kulit menjadi stres. Menurut sebuah studi, perokok 2,5 kali lebih rentan memiliki rambut beruban sebelum usia 30 tahun dibandingkan dengan orang yang tidak merokok sama sekali. Selain itu, terkadang uban perokok terlihat sedikit kekuningan.

3. Stres memicu munculnya uban

Terkait dengan stres, saat tubuh merespons pemicu stres maka akan ada sel tubuh sehat yang rusak. Dalam sebuah uji laboratorium terhadap tikus, stres terbukti merusak DNA dan terakumulasi dalam jangka panjang. Ini juga dapat memicu tumbuhnya uban lebih awal.

Memang korelasi antara stres dan uban ini tidak secara langsung, namun berdampak pada kondisi rambut dan kulit. Contohnya ketika sedang sakit, seseorang bisa mengalami kerontokan lebih banyak ketimbang biasanya.

4. Sudahkah nutrisi tercukupi?

Kurangnya asupan nutrisi juga bisa berpengaruh terhadap munculnya uban prematur. Menurut penelitian, kurangnya ferritin, kalsium, dan vitamin D-3 berpengaruh terhadap tumbuhnya uban.

Fakta ini didukung pula oleh penelitian lain yang menyebut kekurangan copper, zinc, dan zat besi juga menyebabkan dampak serupa.

Jika ingin menunda tumbuhnya uban secara prematur, perbanyak konsumsi makanan yang kaya nutrisi. Utamanya, makanan yang kaya akan asam lemak omega-3 dan zinc. Ini penting untuk membuat rambut lebih kuat.

5. Menurunnya produksi melanin

Jika ada yang bertanya-tanya bagaimana proses munculnya rambut uban, kaitannya sangat erat dengan melanin. Folikel rambut memiliki sel pigmen yang memproduksi melanin. Inilah yang memberikan warna pada rambut manusia.

Ketika usia bertambah, sel-sel ini mulai mati. Tanpa adanya pigmen, rambut yang baru tumbuh akan berwarna lebih pucat mulai dari keabuan hingga akhirnya menjadi putih.

6. Aturan 50-50-50

Pemicu terbesar tumbuhnya rambut beruban adalah usia. Hampir semua orang tahu mengenai hal ini. Bagi para dokter, aturan yang umum disepakati adalah 50-50-50. Artinya, 50% populasi akan memiliki 50% rambut beruban ketika usianya menginjak 50 tahun.

Sama seperti kulit, tekstur rambut uban ini juga sedikit berbeda. Ketika disentuh, rambut uban terasa lebih tipis karena kutikelnya juga lebih tipis. Selain itu, rambut uban terkadang juga terasa lebih kering saat disentuh.

Perlukah rambut uban dicabut?

Ada banyak cara yang dilakukan seseorang ketika ingin menghilangkan rambut uban. Mulai dari dicabut hingga diwarnai. Faktanya, mencabut uban hanya akan menunda hal yang tak bisa dicegah, yaitu tumbuhnya kembali uban.

Selain itu, mencabut uban juga akan merusak folikel rambut. Apabila folikel bermasalah, maka pertumbuhan rambut pun akan terganggu sehingga menyebabkan kebotakan. Alternatifnya, bisa dengan mewarnai rambut dengan bahan alami agar lebih aman dari substansi kimia.

Tak hanya itu, ada banyak cara styling rambut yang justru tampak lebih menarik meski ada uban. Toh, uban tak harus selalu ditutupi, bukan?

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/10/09/162500320/fakta-soal-uban-apa-sajakah-penyebabnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com