Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

7 Tanda Toxic Relationship di Aplikasi Kencan yang Sering Disepelekan

Aplikasi kencan pun laris diminati sebagian kalangan untuk mencari pasangan.

Di masa pandemi, penggunaan aplikasi kencan pun semakin marak.

Menurut data aplikasi kencan Launch Actually, ada sebanyak 44 persen pengguna aplikasi kencan baru di tahun ini.

Menurut Dating Consultant Launch Actually Indonesia, Jacklyn, ini bisa jadi disebabkan oleh situasi pandemi atau pun generasi muda yang memang menyadari perlu menggunakan aplikasi kencan.

Namun, hati-hati terjebak dalam toxic relationship alias hubungan beracun di aplikasi kencan.

Minimnya verifikasi pengguna secara manual dari penyedia layanan menjadi salah satu penyebab mengapa aplikasi kencan bisa berkaitan dengan toxic relationship.

Penyebab lainnya adalah karena sebagian orang cenderung bersembunyi di balik profil anonimnya, keterbatasan informasi yang dibagikan kepada rekan kencan virtual, hingga perasaan haus akan validasi yang dimiliki sebagian pengguna.

Lalu, apa saja tanda-tanda toxic relationship yang bisa terjadi di aplikasi kencan?

1. Sering ghosting
Dalam dunia percintaan, istilah ghosting sendiri mengacu pada situasi ketika seseorang yang sedang kita dekati atau kencani tiba-tiba menghilang dan memutuskan komunikasi tanpa penjelasan yang jelas.

Bagi pengguna aplikasi kencan, hal-hal seperti ghosting atau penolakan dari rekan kencan mungkin lama-kelamaan menjadi suatu hal yang biasa.

Namun, kondisi tersebut sebetulnya tidak baik untuk kondisi mental kita.

"Perilaku ini tidak manusiawi dan bisa mengganggu kesehatan mental kita jika terjadi pada diri kita," kata Jacklyn dalam sebuah sesi Marketeers XFest 2020, Kamis (26/11/2020).

2. Silent treatment
Maksudnya, orang yang kita dekati atau kencani di aplikasi kencan tiba-tiba mendiamkan kita setelah sesuatu terjadi, misalnya setelah adanya pertengkaran.

Alih-alih mencari solusi, salah satu pihak malah memilih untuk mendiamkan atau mengabaikan pasangan kencannya itu.

3. Hanya hadir saat ada perlu
Ketika menjalani atau mengupayakan suatu hubungan, komunikasi antar-pasangan idealnya juga terjalin dengan baik.

Tapi, jika si dia hanya hadir di saat dia membutuhkan sesuatu dan jarang menyapamu jika tidak ada keperluan, waspadalah.

Sebab, itu bisa menjadi salah satu tanda toxic relationship.

4. Terlalu menuntut
Pada sebuah hubungan yang toksik, salah satu pihak bisa saja sangat menuntut pasangannya. Misalnya, menuntut untuk mengiriminya foto-fotomu yang tak berbusana atau permintaan lainnya.

Kemudian, ketika kamu menolak, dia malah memberikan ancaman atau justru melakukan manipulasi (gaslighting) sehingga kamu merasa bersalah jika tidak menurutinya.

"Mereka gaslighting kamu biar kamu merasa "oh kayaknya aku yang kurang", jadi kamu mengikuti apa yang dia mau," ujar Jacklyn.

5. Terburu-buru atau tidak berinisiatif sama sekali
Dalam hal ini, si dia mungkin saja terlalu terburu-buru mengungkapkan perasaannya kepadamu meskipun kalian baru saja saling mengenal dan bahkan belum pernah bertemu secara fisik.

"Dia mention i love you, atau bilang "enggak pernah ketemu cewek kayak kamu sebelumnya"," ucap Jacklyn mencontohkan.

Namun di sisi lain, bukan hanya perilaku terlalu terburu-buru itu yang menjadi tanda hubungan yang toksik.

Kamu juga perlu mewaspadai jika si dia justru terlihat tidak berinisiatif sama sekali untuk mengenalmu lebih lanjut di kehidupan nyata dan lebih memilih berkomunikasi secara online saja.

Padahal, melanjutkan perbincangan di dunia nyata bisa membantu untuk lebih mengenal satu sama lain dan memutuskan apakah akan melanjutkan hubungan itu atau berhenti.

Mengenal lebih dalam juga bisa mencegah kita terjebak dalam situasi hubungan yang toksik.

6. Komunikasi terasa melelahkan
Pada kasus ini, kamu merasa dirimulah satu-satunya yang berjuang dalam hubungan tersebut, sementara pasanganmu seolah cuek-cuek saja.

Kamu merasa berkomunikasi dengannya sangatlah melelahkan karena apapun yang kamu lakukan sepertinya selalu memicu pertengkaran baru.

"Kamu merasa hubungannya capek banget. Merasa kamu yang harus selalu effort sama pasanganmu," ujarnya.

7. Mood pasangan mudah berubah
Kamu juga perlu berhati-hati jika seseorang yang sedang kamu dekati atau kencani punya mood atau suasana hati yang begitu mudah berubah-ubah.

Di satu waktu ia menjadi pribadi yang begitu responsif, sangat baik dan perhatian, namun di lain waktu dia bisa tiba-tiba menjadi cuek.

Lama kelamaan kamu pun terus mempertanyakan apa yang harus dilakukan agar suasana hati pasanganmu tidak buruk.

Hingga pada akhirnya, kamu pun mulai mempertanyakan tentang dirimu sendiri.

Solusi
Jika kamu merasa mengalami salah satu tanda di atas, hal pertama yang perlu dilakukan adalah menerima fakta bahwa kamu tengah menghadapi situasi toxic relationship dan cobalah memikirkan cara untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi.

Sayangnya, ada banyak orang yang terus terjebak di situasi tersebut karena cenderung melakukan penyangkalan.

Mereka sebetulnya mungkin menyadari sikap-sikap buruk pasangannya namun menyangkal bahwa itu adalah bagian dari hubungan yang toksik karena sudah terlalu sayang atau hubungannya sudah berlangsung lama, dan meyakini pasangannya bisa lebih baik ke depannya.

"Kalau kamu mau membantu diri sendiri, kamu harus mengaku sama diri sendiri," ucapnya.

Kemudian, cobalah berkomunikasi dengan pasangan dan sampaikan sejujurnya apa yang kamu rasakan dalam hubungan.

Jika memang komunikasi tidak memperbaiki situasi, cobalah memutus komunikasi.

Misalnya, menghapus aplikasi kencan tempat kamu dan pasangan bertemu atau menghapus kontaknya.

"Pelepasan atau detachment pada awalnya akan terasa menyakitkan karena kamu sudah terikat dan terbiasa ngobrol setiap hari dengan dia, tapi kamu harus lakukan untuk melindungi diri sendiri," kata Jacklyn.

Setelah itu, belajarlah untuk bisa melepasnya dan maafkan dirimu sendiri.

Carilah waktu untuk bisa memulihkan diri akibat luka karena putus cinta itu.

Jika memang merasa tidak bisa melakukannya sendiri, carilah bantuan profesional.

Mencari teman baru juga bisa menjadi cara untuk membantu pemulihan dirimu dari kesedihan atau depresi.

"Tidak harus memulai hubungan baru, tetapi bisa mulai pertemanan. Kamu bisa mulai melihat hal-hal baru dari perspektif yang baru juga," ungkapnya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/11/26/174222220/7-tanda-toxic-relationship-di-aplikasi-kencan-yang-sering-disepelekan

Terkini Lainnya

Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Prediksi Shio Kuda Api 2026, Disebut Penuh Peluang Besar
Prediksi Shio Kuda Api 2026, Disebut Penuh Peluang Besar
Wellness
Kebutuhan Psikologis Anak 5-12 Tahun, dari Bermain hingga Rasa Aman
Kebutuhan Psikologis Anak 5-12 Tahun, dari Bermain hingga Rasa Aman
Parenting
Rasa Bersalah Ibu pada Anak, Kapan Masih Wajar dan Kapan Perlu Diwaspadai?
Rasa Bersalah Ibu pada Anak, Kapan Masih Wajar dan Kapan Perlu Diwaspadai?
Parenting
Cinta Laura Ajak Konsisten Hidup Sehat, Mulai dari Langkah Kecil
Cinta Laura Ajak Konsisten Hidup Sehat, Mulai dari Langkah Kecil
Wellness
Perjalanan Cinta Tiffany Young dan Byun Yo Han, Sudah Ada Rencana Menikah
Perjalanan Cinta Tiffany Young dan Byun Yo Han, Sudah Ada Rencana Menikah
Wellness
Momen Taylor Swift Telepon Travis Kelce di Eras Tour, Saling Dukung Meski LDR
Momen Taylor Swift Telepon Travis Kelce di Eras Tour, Saling Dukung Meski LDR
Relationship
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com