Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tidur Nyenyak Terpenuhi, Risiko Gagal Jantung Terkikis

Selain membuat tidak mudah lelah dan mengantuk saat beraktivitas, pola tidur sehat mampu memberikan beragam manfaat kesehatan fisik dan mental.

Salah satunya adalah mengurangi risiko gagal jantung. Temuan dalam penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Circulation membuktikan hal tersebut.

Dalam penelitian itu terungkap, tidur malam yang nyenyak bisa membantu menurunkan risiko gagal jantung.

Pola tidur yang sehat mencakup bangun pagi, tidur sekitar 7-8 jam per hari, dan tidak mengalami insomnia atau kesulitan tidur.

American Heart Association mengungkap data, kondisi gagal jantung memengaruhi lebih dari 26 juta orang setiap tahunnya.

Para peneliti menganalisis pola tidur peserta studi berusia 37-73 tahun pada tahun 2006-2010.

Peneliti lalu mencatat kejadian gagal jantung dari tahun 2010, dan berhenti di tanggal 1 April 2019.

Tercatat, selama waktu itu, ditemukan sebanyak 5.221 kasus gagal jantung.

Peserta menjawab beberapa pertanyaan tentang perilaku tidur mereka melalui kuesioner.

Hasilnya, pada orang yang rajin bangun pagi, risiko gagal jantung berkurang delapan persen.

Risiko gagal jantung juga turun 12 persen pada peserta yang tidur 7-8 jam per hari.

Kemudian, risiko gagal jantung pada peserta yang tidak sering kesulitan tidur atau insomnia berkurang 17 persen.

Peserta yang melaporkan tidak mengantuk di siang hari menurunkan risiko gagal jantung 34 persen.

"Penilaian tidur sehat yang kami buat didasarkan pada penilaian perilaku tidur ini," kata Lu Qi, MD, PhD.

Lu Qi adalah co-author studi dan profesor epidemiologi, serta Direktur Obesity Research Center di Tulane University, Louisiana, AS.

"Temuan kami menyoroti pentingnya meningkatkan pola tidur secara keseluruhan untuk membantu mencegah gagal jantung."

Studi lain yang diterbitkan di awal tahun menemukan, orang yang memiliki pola tidur tidak teratur (tidur lebih larut 90 menit dari biasanya) selama tujuh hari, berisiko terkena serangan jantung atau penyakit jantung.

Temuan itu dipaparkan Dr David Goff, Direktur Ilmu Kardiovaskular di United States National Heart, Lung and Blood Institute.

"Satu dari tiga orang di AS meninggal karena penyakit jantung, dan 60 persen manusia akan mengalami penyakit kardiovaskular besar sebelum meninggal dunia," kata dia.

"Orang-orang sibuk, stres, dan tidak banyak tidur selama seminggu. Kemudian mereka mencoba membayar utang tidur pada akhir pekan, dan itu bukan pola yang sehat," tambah Goff.

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/12/12/070000620/tidur-nyenyak-terpenuhi-risiko-gagal-jantung-terkikis

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke