Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Cara Terbaik Hadapi Anak Praremaja yang Keras Kepala

KOMPAS.com – Setelah sukses melewati masa balita yang cenderung sulit diatur, banyak orangtua merasa lega. Nyatanya, di usia remaja anak cenderung lebih memberontak dan bisa membuat orangtua pusing menghadapinya.

Ellen Rome, MD, MPH dokter anak yang biasa menghadapi pasien remaja mengatakan,  kesulitan untuk menghadapi anak praremaja adalah hal yang wajar. Namun, jika kita bisa memahami masa transisi ini, semuanya cenderung lebih mudah.

Pra-remaja, kira-kira berada di antara usia 8 dan 12, merupakan periode perkembangan yang berbeda tidak hanya secara fisik, tetapi juga secara psikologis.

Di masa ini, anak akan mempertanyakan banyak hal. Tantangan di sekolah yang biasa mereka hadapi misalnya "di mana saya harus menempatkan diri antara perintah di sekolah dan rumah".

Bila anak merasa tidak punya kendali, mereka biasanya akan memberontak.

“Jika di sekolah anak tak punya kesempatan untuk realisasi diri, seperti mengembangkan atau mencapai potensi penuhnya, mereka cenderung akan selalu berkata 'tidak' kepada orangtua di rumah atau berperilaku keras kepala,” kata Rome.

Sebaliknya, anak-anak yang merasa teraktualisasi di sekolah cenderung lebih mudah diatur di rumah.

Orangtua bisa membantu anak agar lebih fokus pada proses, bukan semata hasil. Sehingga mereka tidak akan takut untuk mencoba dan berusaha walau hasilnya tidak sesuai harapan.

Pubertas dini juga dapat meningkatkan hormon lebih cepat dari yang kita kira, menghasilkan perasaan yang membingungkan dan bahkan perilaku yang lebih membingungkan.

"Anak perempuan lebih awal dipengaruhi oleh hormon daripada anak laki-laki, namun itu tidak selalu terjadi," katanya.

Rome merekomendasikan hal yang perlu kita lakukan sebagai orangtua adalah mengenal anak kita. Berikut cara terbaik untuk mengenal dan menghadapi anak praremaja yang keras kepala:

1. Gali informasi apa pun tentang anak 

Tentu terkadang kita merasa telah mengenal anak secara mendalam. Padahal, hanya sedikit yang diketahui. Untuk menghindari ini, kita perlu untuk tetap mencari informasi mengenai mereka.

Gali lebih dalam dan tanyakan apa yang paling membuat ia malu? Apa keluhan terbesar anak tentang keluarga? Prestasi apa yang paling membanggakan anak?

2. Jangan menyalahkan diri sendiri

Jika kesulitan atau tidak tahu jawaban dari pertanyaan, pelajari saja darinya. Mengingat kehidupan yang sibuk dan cepatnya anak-anak berubah, orangtua perlu menginvestasikan waktu ekstra untuk berhubungan kembali.

Jika anak sulit untuk ditanya-tanyakan, mungkin kita bisa menghabiskan waktu akhir pekan bersama anak, lalu mengamati perilakunya. 

3. Adakan makan malam keluarga

Jika jarang makan malam bersama, lakukan pada hari khusus setiap minggu. Atau, jika orangtua sering sibuk sampai malam, jadikanlah sarapan sebagai gantinya.

Menemukan waktu untuk makan bersama memberi kita kesempatan untuk terhubung kembali dengan anak, meskipun itu selama 30 menit.

Ingatlah untuk menyimpan ponsel selama waktu sarapan. Kita perlu memanfaatkan waktu yang sedikit ini untuk mendekatkan diri ke anak.

4. Bangun jaringan pendukung

Kabar baiknya adalah bahwa para remaja masih sangat bergantung pada orangtua mereka. Mereka belum memiliki SIM dan biasanya tidak bepergian sendiri. 

Inilah waktu yang baik untuk menemaninya ke mana pun ia pergi. Kita juga bisa membangun lingkaran yang baik, mengenal sahabatnya, bahkan mungkin akan akrab dengan orangtua teman anak.

5. Hindari terlalu mengatur

Jangan mengatur segala hal yang berkaitan dengan anak. Bahkan, dalam segi berpakaian si anak. Jika, baju yang dikenakannya tidak terlalu terbuka, biarkanlah saja.  Biarkan dia untuk menentukan apa yang anak suka pula.

6. Doroang mereka untuk lebih baik 

Tugar orangtua adalah membimbing anak agar mereka melakukan hal baik, kemudian menyarankan agar mereka melakukan lebih dari itu. Jika perlu menegakkan disiplin, gunakan metode sandwich umpan balik. Beri tahu mereka hal-hal positif, diikuti dengan kritik, diikuti dengan lebih banyak pujian.

7. Berikan jeda waktu 

Jika amarah berkobar, tidak ada pesan yang akan terdengar. Beri diri kita dan mereka waktu untuk tenang sebelum berdiskusi lagi.

Kita adalah panutan untuk perilaku yang baik, alih-alih bereaksi pada saat itu juga dan kehilangan ketenangan.

Penting juga untuk diingat untuk tidak tersinggung jika anak praremaja membalas dengan kata-kata kasar. Tenanglah dan tarik napas dalam-dalam sebelum berbicara.

8. Sigap menangani masalah serius pada anak

Jika menyangkut masalah yang lebih serius, bertindaklah tanpa penundaan. Masalah seperti mengonsumsi obat-obatan terlarang, perlu untuk segera ditindaklanjuti.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/04/07/112125020/cara-terbaik-hadapi-anak-praremaja-yang-keras-kepala

Terkini Lainnya

Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Prediksi Shio Kuda Api 2026, Disebut Penuh Peluang Besar
Prediksi Shio Kuda Api 2026, Disebut Penuh Peluang Besar
Wellness
Kebutuhan Psikologis Anak 5-12 Tahun, dari Bermain hingga Rasa Aman
Kebutuhan Psikologis Anak 5-12 Tahun, dari Bermain hingga Rasa Aman
Parenting
Rasa Bersalah Ibu pada Anak, Kapan Masih Wajar dan Kapan Perlu Diwaspadai?
Rasa Bersalah Ibu pada Anak, Kapan Masih Wajar dan Kapan Perlu Diwaspadai?
Parenting
Cinta Laura Ajak Konsisten Hidup Sehat, Mulai dari Langkah Kecil
Cinta Laura Ajak Konsisten Hidup Sehat, Mulai dari Langkah Kecil
Wellness
Perjalanan Cinta Tiffany Young dan Byun Yo Han, Sudah Ada Rencana Menikah
Perjalanan Cinta Tiffany Young dan Byun Yo Han, Sudah Ada Rencana Menikah
Wellness
Momen Taylor Swift Telepon Travis Kelce di Eras Tour, Saling Dukung Meski LDR
Momen Taylor Swift Telepon Travis Kelce di Eras Tour, Saling Dukung Meski LDR
Relationship
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com