Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Seberapa Sering Kita Harus Keramas?

Kebanyakan orang cenderung keramas dua hari sekali, apalagi bisa setiap hari jika kulit kepala mudah berminyak akibat cuaca panas.

Ada juga orang yang hanya keramas 1-2 kali seminggu. Nah, sebenarnya, berapa kali rambut harus dicuci?

Dokter kulit Joshua Zeichner, bersama Elizabeth Hughes, dokter kulit yang berbasis di Seattle, Amerika Serikat, serta penata rambut selebritas Adir Abergel, memaparkan pemahaman mereka terkait hal ini.

Intensitas keramas atau mencuci rambut

Banyak ahli menyarankan untuk keramas setiap 2-3 hari sekali. Intensitas ini tergantung dari jenis rambut dan kebutuhan kulit kepala individu.

Individu yang berambut ikal atau memiliki tekstur tertentu dianjurkan untuk keramas tidak lebih dari sekali dalam waktu 1-2 minggu, menurut American Academy of Dermatology.

Jika pemilik rambut bertekstur atau rambut ikal keramas lebih dari sekali dalam kurun waktu seminggu, rambut dapat mengalami kekeringan dan kerusakan, kata Zeichner.

Rambut yang dirawat dengan bahan-bahan kimia juga sebaiknya tidak dicuci terlalu sering.

Hughes menganjurkan individu yang menggunakan bahan kimia dalam perawatan rambut agar keramas setidaknya dua hari sekali.

Langkah itu diperlukan Demi melindungi kutikula atau bagian terluar batang rambut.

"Bahan kimia merusak kutikula dan membuat kutikula lebih mudah merusak rambut dibarengi praktik perawatan rambut rutin lainnya," kata Hughes.

"Menerapkan banyak panas pada rambut seperti alat pengering atau pengeriting rambut juga dapat merusak kutikula."

"Tetapi, biasanya di tingkatan yang lebih rendah daripada penggunaan bahan-bahan kimia," sambung dia.

Sementara itu, pemilik rambut lurus dapat lebih sering mencuci rambut tanpa mengalami risiko kerusakan kutikula yang berarti.

"Dibutuhkan lebih banyak upaya untuk merusak dan atau mengikis kutikula rambut lurus daripada rambut bertekstur," ujar Hughes.

Amankah keramas setiap hari?

Keramas setiap hari tidak selalu memberikan dampak negatif bagi rambut, ucap Zeichner.

"Mencuci rambut setiap hari hanya akan berdampak buruk jika kulit kepala kita mengalami kekeringan dan iritasi," tutur dia.

"Atau, masalah rambut seperti kekeringan yang parah, kerusakan, atau efek negatif pada warna rambut."

Namun, menurut Hughes, kita harus berhati-hati untuk tidak membuat produksi minyak alami di kulit kepala berkurang.

"Ketika minyak alami di kulit kepala mengering, entah karena kita terlalu sering mencuci bagian wajah atau kulit kepala, kulit akan menghasilkan lebih banyak minyak," cetus wanita tersebut.

Dampak yang terjadi pada rambut jika jarang keramas

Intensitas keramas yang berlebihan memang dapat menghilangkan minyak alami di rambut.

Namun, jarang keramas juga memberikan efek negatif seperti ketombe, rasa gatal di kulit kepala, atau rambut yang tumbuh ke dalam.

Satu hal lagi, jarang keramas bisa menghalangi pertumbuhan rambut.

"Peradangan di kulit kepala yang disebabkan kondisi seperti ketombe dapat mengganggu pertumbuhan rambut," ujar Zeichner.

"Jika kita tidak mencuci rambut secara teratur dan minyak menumpuk di kulit kepala, ketombe bisa muncul."

Di samping itu, rambut yang tidak pernah dicuci dapat menimbulkan bau. Minyak dan produk perawatan rambut akan menempel di kulit kepala dan menciptakan bau yang tidak sedap.

Ketika tubuh menghasilkan keringat--entah dari berolahraga atau aktivitas lain, pertimbangkan untuk keramas setiap hari.

Menurut penata rambut Adir Abergel, gaya hidup yang aktif cenderung menarik lebih banyak polusi, kotoran, dan minyak ke kulit kepala.

Alternatif mencuci rambut

Jika kita malas mencuci rambut setiap hari, sampo kering atau dry shampoo adalah pilihan yang tepat untuk menjaga rambut senantiasa segar.

Hanya saja, Abergel menerangkan, sebaiknya hindari sampo kering yang bertekstur dan dapat meninggalkan residu pada rambut.

"Sampo kering terkadang memiliki terlalu banyak texturizer. Jadi, carilah sampo yang bersih dan kering yang hanya menyerap minyak," sebutnya.

Ada pula alternatif di luar sampo kering, yakni menggunakan kondisioner untuk mencuci rambut.

Namun, cara ini dipandang hanya cocok bagi pemilik rambut keriting, bergelombang, atau rambut kering, kata Hughes.

Ia menambahkan, membasahi rambut dengan air juga memiliki tingkat efektivitas yang hampir sama seperti menggunakan kondisioner.

Kesimpulannya, intensitas mencuci rambut bergantung dari jenis rambut dan gaya hidup individu.

Hughes mengatakan, sebagian besar individu menciptakan kebiasaan merawat rambut sejak usia muda dan tidak menyesuaikan atau mengubah kebiasaan tersebut seiring berjalannya waktu.

"Intinya adalah seberapa sering kita harus mencuci rambut juga bervariasi dari waktu ke waktu," kata dia.

"Seiring bertambahnya usia, kulit menjadi lebih kering dan sering mencuci rambut memberikan lebih banyak efek samping, seperti peningkatan risiko kekeringan di kulit kepala."

Lalu, lihat lagi jenis sampo apa yang kita gunakan sehari-hari, saran Abergel.

"Kebanyakan orang menggunakan sampo dan kondisioner yang salah untuk jenis rambut mereka," kata dua.

"Jadi, penting untuk memahami jenis rambut kita," tegas dia lagi.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/09/20/054325220/seberapa-sering-kita-harus-keramas

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke