Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tips Mencuci Handuk agar Bersih dan Lembut

KOMPAS.com – Mencuci handuk dengan benar tidak hanya membantu menjaganya tetap bersih dan bebas bau, tetapi juga akan memperpanjang umur handuk, sehingga kita tidak perlu terburu-buru beli yang baru lagi.

Selain itu, cara mencuci yang benar pun dapat menjaganya tetap dalam kondisi prima alih-alih membiarkannya menjadi compang-camping, kusut, dan menyebabkan gatal seiring bertambahnya usia.

Selain mencuci dengan benar, Philip Tierno, PhD, profesor klinis patologi dan mikrobiologi di NYU Grossman School of Medicine, dan Chuck Gerba, PhD, profesor mikrobiologi di University of Arizona menyarankan untuk mencucinya setiap dua hingga tiga hari.

Handuk yang terlalu lama tidak dicuci akan membuat bakteri menumpuk di handuk kita, membuatnya kotor, berbau, dan berbahaya bagi kesehatan.

"Jika kita rentan terhadap jerawat, kita mungkin perlu mencuci handuk setiap kali menggunakannya, daripada menunggu satu atau dua hari di antara waktu mencuci," kata Tierno.

Pasalnya, saat kita mengelap kulit, terutama saat pori-pori terbuka, bakteri dari handuk bisa masuk ke kulit dan menyebabkan jerawat.

Mengapa penting untuk mencuci handuk secara teratur?

Selain membuat handuk kita menjadi segar dan bersih, para ahli mengatakan mencucinya secara teratur sangatlah penting karena beberapa alasan.

1. Mengurangi pertumbuhan dan penumpukan bakteri

Ketika mencuci, kita memang menghilangkan beberapa bakteri. Tetapi beberapa bakteri akan menempel di handuk saat kita menggunakannya. Begitu bakteri itu ada di sana, mereka akan mulai berkembang biak.

"Bakteri terus menumpuk saat kita menggunakan handuk lagi hari demi hari," kata Gerba.

Faktanya, sebuah penelitian menemukan bahwa handuk tangan bekas memiliki 1.000 kali lebih banyak bakteri coliform daripada yang baru dibeli.

2. Mengurangi risiko infeksi dan jerawat

“Saat kita menggosokkan handuk dengan kuat, ini sama saja kita menggaruk kulit,” kata Gerba.

Pori kecil di permukaan kulit kita akan memberi jalan masuk kepada bakteri ke dalam tubuh kita, yang dapat menyebabkan jerawat atau, lebih buruk lagi, infeksi.

3. Mengurangi bau apek

Ketika bakteri menumpuk di handuk kita, itu bisa menyebabkan munculnya bau apek atau berjamur.

4. Membuat handuk mengembang dan menyerap

Handuk yang baru dicuci bekerja lebih baik dalam menyerap cairan yang, tentu saja, merupakan fungsi utama handuk, karena serat handuk memiliki lebih banyak udara di antara keduanya dan tidak kusut. 

  • Pisahkan handuk dari cucian kita lainnya, atau cuci secara terpisah. Pisahkan juga handuk berwarna dan handuk putih untuk menghindari kelunturan.
  • Tambahkan sekitar setengah jumlah deterjen dibanding biasanya, serta pemutih non-klorin (jika diperlukan). Beberapa orang tidak menggunakan pelembut kain, karena ini bisa mengurangi penyerapan pada handuk.
  • Cuci handuk putih dengan air panas dan handuk berwarna dalam air hangat, gunakan siklus pemutaran mesin cucui yang biasa untuk keduanya.
  • Setelahnya, keluarkan handuk dari mesin cuci dan kibaskan masing-masing sebelum memasukkannya ke dalam pengering. Ini dapat mengendurkan loop kain dan membantu handung mengering dan mengembang.
  • Keringkan dengan pegaturan sedang sampai kering, karena kelembaban yang tersisa dapat menyebabkan jamur. Lalu, berlebihan mengeringkan dapat merusak serat kain seiring waktu.
  • Keluarkan handuk dari pengering segera dan kibaskan lagi untuk memastikan bulu halus sebelum digantung, dijemur, atau pun disimpan.

Jika kita mencuci handuk microfiber, prosesnya memang akan sedikit berbeda. Pastikan untuk mengikuti aturan khususnya sehingga dapat lama bertahan.

Tips lain dalam mencuci handuk

Kiat-kiat berikut ini akan membantu kita menghindari membuat kesalahan umum dalam perawatan handuk.

1. Cuci handuk secara terpisah

Jika memungkinkan, jangan campurkan handuk bersama pakaian biasa. Ini membantu memperpanjang umur handuk dengan mengurangi risiko benang tertarik atau tersangkut pada kancing atau ritsleting.

2. Cuci handuk baru sebelum digunakan

Handuk sering dilapisi dengan silikon untuk membuat kain terlihat dan terasa nyaman saat berada di toko.

Namun, pelapis ini dapat membuat handuk kita kurang menyerap, itulah sebabnya mencucinya terlebih dahulu adalah ide yang baik.

3. Keringkan handuk

"Membiarkan handuk kita mengering sepenuhnya akan mengurangi pertumbuhan bakteri," menurut Tierno.

Alih-alih melipatnya, biarkan terbuka dan gantungkan pada jemuran khusus handuk. Semakin banyak area permukaan yang terkena udara, semakin baik keringnya.

4. Keluarkan handuk dari pengering segera

Rahasia handuk agar empuk dan lembut adalah tidak membiarkannya terlalu lama di pengering. Serat akan memiliki lebih banyak bulu dan udara di antaranya jika kita membiarkannya.

5. Keringkan handuk dengan pengaturan pengeringan kecil

Seiring waktu, panas yang tinggi dapat merusak serat handuk dan mengurangi masa pakainya (rata-rata satu hingga dua tahun).

Mencuci handuk dengan cuka

Jika handuk kita yang baru dicuci berbau apek, cuka bisa menjadi solusinya.

Cukup tambahkan 1/2 hingga 1 cangkir cuka putih ke dalam siklus pembilasan handuk. Ini akan membantu menghilangkan bau pada handuk dan menghilangkan penumpukan deterjen yang dapat mempengaruhi daya serapnya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/09/26/095908020/tips-mencuci-handuk-agar-bersih-dan-lembut

Terkini Lainnya

Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Prediksi Shio Kuda Api 2026, Disebut Penuh Peluang Besar
Prediksi Shio Kuda Api 2026, Disebut Penuh Peluang Besar
Wellness
Kebutuhan Psikologis Anak 5-12 Tahun, dari Bermain hingga Rasa Aman
Kebutuhan Psikologis Anak 5-12 Tahun, dari Bermain hingga Rasa Aman
Parenting
Rasa Bersalah Ibu pada Anak, Kapan Masih Wajar dan Kapan Perlu Diwaspadai?
Rasa Bersalah Ibu pada Anak, Kapan Masih Wajar dan Kapan Perlu Diwaspadai?
Parenting
Cinta Laura Ajak Konsisten Hidup Sehat, Mulai dari Langkah Kecil
Cinta Laura Ajak Konsisten Hidup Sehat, Mulai dari Langkah Kecil
Wellness
Perjalanan Cinta Tiffany Young dan Byun Yo Han, Sudah Ada Rencana Menikah
Perjalanan Cinta Tiffany Young dan Byun Yo Han, Sudah Ada Rencana Menikah
Wellness
Momen Taylor Swift Telepon Travis Kelce di Eras Tour, Saling Dukung Meski LDR
Momen Taylor Swift Telepon Travis Kelce di Eras Tour, Saling Dukung Meski LDR
Relationship
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com