KOMPAS.com - Pemerintah Indonesia baru saja memutuskan vaksinasi booster diberikan scara gratis bagi seluruh masyarakat.
Pemberian vaksin dosis ketiga ini akan dimulai pada 12 Januari dengan prioritas bagi lansia dan kelompok rentan.
Selain itu, vaksinasi booster juga akan diutamakan bagi orang yang sudah menerima vaksin dosis kedua lebih dari enam bulan sebelumnya.
Sejauh ini, hanya orang berusia 18 tahun ke atas yang diiizinkan menerima vaksin dosis ketiga.
Badan Pemeriksaan Obat Makanan (BPOM) sendiri telah menerbitkan izin penggunaan lima merk vaksin sebagai booster.
Kelima merek vaksin tersebut yakni Sinovac, Pfizer, AstraZeneca, Moderna dan Zififax.
Masing-masing dikategorikan sebagai homolog, heterolog, atau keduanya.
Homolog artinya jenis vaksin primer atau dua dosis sebelumnya sama dengan jenis vaksin booster.
Sedangkan heterolog maksudnya jenis vaksin primer dan booster yang digunakan berbeda.
Besaran dosis yang diterima akan disesuaikan dengan rekomendasi yang sudah diberikan BPOM.
Rekomendasi kombinasi vaksin booster sesuai merek
Spesialis penyakit dalam, RA Adaninggar,dr,SpPD, mengatakan pemerataan vaksin pada seluruh masyarakat paling penting untuk mencapai herd immunity.
Vaksinasi booster tanpa disertai pemerataan tetap tidak akan memberikan perlindungan optimal terhadap Covid-19.
"Ingat ya, pemerataan vaksin tetap utama untuk mencapai kekebalan kelompok. Booster tanpa disertai pemerataan vaksinasi tetap tidak akan memberikan perlindungan optimal." tulisnya di unggahan Instagramnya.
Vaksinasi booster sendiri dinilai penting karena antibodi Covid-19 kita yang didapat dari vaksin sebelumnya bisa menurun.
Selain itu, penting untuk mengkombinasikan vaksin dengan booster terbaik untuk memaksimalkan daya tahan tubuh.
Jebolan Universitas Airlangga ini membagikan rekomendasi vaksin booster sesuai dengan dosis sebelumnya yang diterima, yakni:
Sinovac+ Sinovac
Kita yang mendapatkan vaksinasi primer berupa dua dosis Sinovac bisa mendapatkan booster dari merek yang sama.
Efek samping yang paling banyak dirasakan dari kombinasi ini adalah reaksi lokal berupa nyeri dan kemerahan di tempat suntikan.
Titer antibodi netralisasi booster Sinovac disebut dapat meningkat 25-35 kali dalam delapan hari setelah vaksinasi.
Pfizer+ Pfizer
Jika kita sebelumnya mendapatkan vaksinasi primer dengan merek Pfizer maka bisa menggunakan jenis yang sama sebagai booster.
Kombinasi ini disebut memicu efek samping nyeri, kemerahan di tempat suntikan, demam, pusing dan nyeri otot.
Titer antibodi netralisasi booster Pfizer akan meningkat 3,3 kali dalam sebulan setelah vaksinasi ketiga.
AstraZeneca+ AstraZeneca
Pengguna vaksin AstraZeneca sebelumnya bisa kembali menggunakan buatan ilmuwan Inggris ini sebagai booster.
Efek sampingnya tergolong ringan 55 persen dan sedang 37 persen.
Sedangkan titer antibodinya dilaporkan meningkat 3,5 kali setelah vaksinasi booster.
Moderna+ Moderna setengah dosis
Kita yang mendapatkan vaksinasi primer Moderna hanya dianjurkan mendapatkan setengah dosis merek ini sebagai booster.
Namun, titer antibodi netralisasi kombinasi vaksin ini akan meningkat 13 kali setelah vaksin booster.
Kombinasi merek berbeda
Kombinasi vaksin booster dari merek yang berbeda dari jenis vaksinasi sebelumnya juga dimungkinkan.
Dokter Ning membagikan sejumlah rekomendasi yang sudah dibuktikan keamanan dan efektivitasnya.
Misalnya dua dosis AstraZeneca atau Pfizer dengan booster berupa Moderna setengah dosis.
Bisa juga dosis pertama Johnson & Johnson dengan vaksin kedua berupa Moderna setengah dosis.
"Imunogenesitas: titer antibodi netralisasi meningkat 13x setelah vaksin booster" tulisnya, soal rekomendasi tersebut.
Kombinasi vaksinasi booster lain yang disarankan adalah dua dosis Sinovac dengan dosis ketiga dari merek Zififax.
Sedangkan kita yang mendapatkan vaksin primer berupa Sinopharm juga disarankan melengkapinya dengan Zifivax.
Kombinasi merek tersebut bahkan disebut meningkatkan titer antibodi netralisasi 30 kali setelah vaksinasi booster.
https://lifestyle.kompas.com/read/2022/01/11/171702720/rekomendasi-vaksin-booster-sesuai-merek-yang-digunakan-sebelumnya