Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ingin Vaksinasi Booster tapi Masih Takut Jarum Suntik? Ini Solusinya

KOMPAS.com - Pemerintah Indonesia memberikan vaksin Covid-19 booster alias dosis ketiga secara gratis untuk seluruh masyarakat.

Pelaksaan vaksinasi booster akan mulai dilakukan hari ini, Rabu (12/02/2021).

Namun vaksinasi akan diutamakan bagi lansia dan kelompok rentan, seperti orang dengan komorbid.

Selain itu, vaksin booster akan diberikan terlebih dulu kepada orang yang sudah melengkapi vaksinasi primer minimal enam bulan sebelumnya.

Minat masyarakat untuk mendapatkan vaksin booster tergolong tinggi, khususnya dengan munculnya varian Omicron belum lama ini.

Namun ada orang yang cemas karena harus kembali menjalani vaksinasi dan disuntik untuk meningkatkan imunitasnya.

Fobia disuntik tapi tetap ingin dapatkan vaksin booster

Orang yang fobia jarum suntik atau disebut dengan trypanophobia sebenarnya cukup sering kita jumpai.

Bukan hanya anak-anak, ketakutan berlebihan akan jarum suntik ini juga dialami banyak orang dewasa.

Orang yang menderita fobia ini akan merasakan ketakutan berlebihan terhadap tindakan medis yang berkaitan dengan jarum suntik, termasuk vaksinasi.

Banyak orang mati-matian melawan ketakutannya ini saat mendapatkan dosis pertama dan kedua vaksin Covid-19.

Pasalnya, tak ada pilihan lain untuk meningkatkan kekebalan tubuh melawan virus Corona selain vaksin.

Kini, vaksinasi booster sebenarnya bukan kewajiban khususnya untuk orang yang tergolong sehat dan bukan lansia.

Namun kita tentu tahu bahwa dosis ketiga vaksin Covid-19 akan berdampak baik untuk tubuh dan meningkatkan imunitas.

Jadi, solusi apa yang sebaiknya diambil orang yang masih takut jarum suntik?

Karena sadar pentingnya vaksin Covid-19, banyak penderita fobia jarum suntik tetap menghadapi ketakutannya sambil merasakan kecemasan dan gejalanya.

Psikiater dr.Santi Yuliani,SpKJ menjelaskan, fobia jarum suntik menyebabkan seseorang merasakan jantungnya berdebar, tangan gemetar, napas terengah-engah dan keringat dingin.

Keluhan lainnya juga termasuk tensi darah meningkat, pusing, lemas, gelisah, cemas, bahkan pingsan.

"Gejalanya sering dianggap efek samping vaksin, padahal bukan," tulisnya via unggahan Instagramnya.

Pengalaman tersebut tentunya sangat tidak menyenangkan sekaligus memicu kecemasan ketika harus diulang kembali ketika vaksinasi booster.

Dokter Santi menyarankan teknik desensitisasi alias paparan untuk mengurangi ketakutan kita.

Caranya, kita secara sengaja memaparkan diri dengan jarum suntik termasuk lewat video, gambar atau secara langsung.

Jika dilakukan secara terus-menerus dan bertahap, tubuh dan otak akan berusaha membiasakan sehingga sensivitas terhadap pemicu fobia akan menurun.

Cara menghadapi fobia jarum suntik lainnya yakni dengan sugesti diri sendiri lewat meditasi.

Kita bisa melakukannya sebelum jadwal menerima vaksin booster untuk mempersiapkan diri.

Duduk nyaman dan tenang dengan tubuh tegak serta letakkan tangan di atas paha.

Atur napas hingga benar-benar teratur selama kurang lebih satu menit.

Tarik napas dengan hidung empat hitungan, tahan dengan hitungan yang sama dan hembuskan dari mulut juga dengan empat hitungan.

Lakukan selama 15 menit dan tanamkan pada pikiran bahwa kita bisa mengatasinya dan akan tetap baik-baik saja.

"Lakukan setiap hari selama setidaknya 12 hari," tulis psikiater yang aktif berbagi di media sosial ini.

Dengan berbagai metode tersebut, kita bisa menjadi lebih tenang ketika jadwalnya vaksin booster tiba.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/01/12/135649020/ingin-vaksinasi-booster-tapi-masih-takut-jarum-suntik-ini-solusinya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke