Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Punya Rekan atau Keluarga yang Narsis? Berikut Tips Menghadapinya

DI LINGKUNGAN pertemanan, pasti kita memiliki teman yang gemar berswafoto hingga dilabeli sebagai orang narsis.

Biasanya, ia senang untuk mengekspresikan diri dan mengunggahnya di media sosial.

Akan tetapi, pelabelan tersebut tidak selamanya bukan hal yang tepat. Istilah narsis yang sebenarnya justru jauh lebih dalam daripada itu.

Merujuk artikel Psychology Today, istilah narsis berasal dari tokoh mitos Yunani, yaitu Narcissus. Narcissus merupakan pribadi yang sangat tampan.

Pada suatu hari, ia berjalan-jalan di hutan lalu menemukan sungai yang airnya tenang.

Kemudian, ia melihat refleksi wajah tampannya di permukaan sungai dan sangat mencintai apa yang ia lihat.

Ia tidak berhenti melihat refleksi ketampanannya. Meskipun kehausan, Narcissus tidak ingin merusak refleksinya sehingga berakhir mati kehausan di pinggir sungai.

Dari situ, istilah narsisme mulai dikenal sebagai tindak laku mencintai diri sendiri.

Di era modern, istilah narsis–yang kemudian secara teoritis disebut narsisme–adalah perasaan cinta kepada diri sendiri secara berlebihan.

Secara perkembangan manusia, dilansir dari Britannica, Sigmund Freud mengungkapkan bahwa narsisme adalah fenomena normal di perkembangan anak-anak, tetapi menjadi suatu gangguan ketika sudah melewati masa pubertas.

Apabila sifat narsisme tidak dikendalikan dengan baik, dikhawatirkan akan membuat seseorang mengalami Narcissistic Personality Disorder (NPD).

Mengutip artikel yang dipublikasi Mayo Clinic, NPD merupakan gangguan kepribadian tentang kecenderungan untuk memiliki perasaan kekaguman yang berlebih terhadap diri sendiri hingga akhirnya haus akan atensi.

Kemudian, dari kecenderungan tersebut, penderita NPD umumnya akan mengalami masalah dalam hubungan karena kurangnya empati kepada sesama.

Akan tetapi, di balik gangguan kepribadian yang ekstrem ini, sebenarnya terdapat harga diri yang rapuh.

Ketika berhadapan dengan orang yang mengalami NPD, energi yang kita gunakan akan banyak terkuras karena sifat dominan para penderitanya.

Lantas, apa yang bisa kita lakukan ketika menghadapi penderita NPD? Berikut tips yang dapat dilakukan.

Mengatur batas ruang relasi

Hal ini diperlukan agar kita tetap bisa berelasi tanpa adanya perasaan negatif dengan penderita.

Kita bisa memilah cerita yang ingin dibagikan, mengatur apa yang ingin diberikan dan dapatkan, serta menjaga kesehatan mental agar tidak kelelahan dengan dominasi energi yang penderita miliki.

Jika situasi semakin buruk, maka ambillah jarak untuk mengistirahatkan diri sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Jangan ambil sesuatu secara personal

Dilansir dari Forbes Health, jangan lupa bahwa seseorang yang menderita NPD memerlukan penanganan khusus.

Maka dari itu, kita juga dapat memahami apa yang harus kita lakukan pada saat berinteraksi dengannya.

Hal penting yang harus dipahami adalah penderita NPD memiliki kecenderungan untuk tidak bisa dikritik dan akan mendominasi sesuatu.

Jadi, bersikaplah secara bijak dengan tak terlalu ambil pusing terhadap apa yang ia ucapkan.

Ingatkan mengunjungi profesional

Meskipun penanganan NPD tidak sekompleks penderita depresi dan gangguan kepribadian lainnya, mereka haruslah tetap dirujuk ke profesional apalagi ketika situasi sudah semakin buruk.

Akan tetapi, membujuk mereka menemui profesional bukanlah hal yang mudah. Sering kali penderita merasa dirinya baik-baik saja sehingga pergi menemui profesional bukanlah suatu urgensi.

Oleh karena itu, pendekatan persuasif secara asertif harus bisa dilakukan untuk melembutkan hatinya.

Pahami tidak terdapat penderita lainnya

Mengutip situs Mayo Clinic, kausalitas dari NPD masih belum diketahui secara umum, bahkan belum ada metode yang bisa digunakan untuk mencegahnya.

Hal ini juga diperkuat dengan berbagai studi yang belum sepakat menyatakan alasan utama seseorang mengidap NPD.

Akan tetapi, dalam beberapa kasus, NPD muncul akibat masa kanak-kanak yang mengalami pengalaman traumatis.

Penyebab lainnya adalah orangtua yang berlebihan memanjakan anak-anaknya. Selain itu, NPD juga diduga muncul akibat faktor genetik dan reaksi kimia di otak manusia.

Dengan memahami penderita dan penyebab yang muncul, kita dapat lebih bijak menanggapi mereka dan merangkulnya untuk pemulihan. NPD bisa dialami oleh siapa saja, termasuk orangtua.

Dalam siniar Anyaman Jiwa episode “Mengenali Narcissistic Parents”, secara lebih lanjut fenomena narsistik ini dibahas dalam lanskap personal, yaitu orangtua dan implikasinya kepada anak.

Dengarkan episode selengkapnya dengan mengakses tautan berikut https://spoti.fi/33OGcdM.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/01/28/070000520/punya-rekan-atau-keluarga-yang-narsis-berikut-tips-menghadapinya

Terkini Lainnya

Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Prediksi Shio Kuda Api 2026, Disebut Penuh Peluang Besar
Prediksi Shio Kuda Api 2026, Disebut Penuh Peluang Besar
Wellness
Kebutuhan Psikologis Anak 5-12 Tahun, dari Bermain hingga Rasa Aman
Kebutuhan Psikologis Anak 5-12 Tahun, dari Bermain hingga Rasa Aman
Parenting
Rasa Bersalah Ibu pada Anak, Kapan Masih Wajar dan Kapan Perlu Diwaspadai?
Rasa Bersalah Ibu pada Anak, Kapan Masih Wajar dan Kapan Perlu Diwaspadai?
Parenting
Cinta Laura Ajak Konsisten Hidup Sehat, Mulai dari Langkah Kecil
Cinta Laura Ajak Konsisten Hidup Sehat, Mulai dari Langkah Kecil
Wellness
Perjalanan Cinta Tiffany Young dan Byun Yo Han, Sudah Ada Rencana Menikah
Perjalanan Cinta Tiffany Young dan Byun Yo Han, Sudah Ada Rencana Menikah
Wellness
Momen Taylor Swift Telepon Travis Kelce di Eras Tour, Saling Dukung Meski LDR
Momen Taylor Swift Telepon Travis Kelce di Eras Tour, Saling Dukung Meski LDR
Relationship
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com