Puasa di Australia, Iqbaal Ramadhan 'Curhat' Kangen Gorengan

Ya, pemuda berusia 22 tahun itu masih harus menempuh pendidikannya di Monas University, Australia.

Hidup dan berpuasa di negeri orang tentu memiliki tantangan tersendiri karena jauh dari keluarga.

Apalagi, menurut Iqbaal, Australia tak memberi suasana bulan Ramadhan seperti di Indonesia.

"Di sini kan Muslim minoritas. Jadi ya tantangannya itu vibes puasanya nggak berasa, jadi saya menyibukkan diri dengan kuliah dan kerjaan biar nggak lihat jam terus."

Demikian penuturan Iqbaal dalam webinar Share More Kindness with The Body Shop Green Ramadan, Jumat (8/4/2022) kemarin.

Iqbaal melanjutkan ceritanya dengan mengatakan bahwa dia kangen akan suasana berbuka puasa bersama teman dan keluarganya di Indonesia.

Bahkan, Iqbaal mengaku merindukan beberapa makanan takjil ala Indonesia yang sulit ditemukan di Australia, seperti kolak, gorengan, dan tahu jeletot.

"Kalau yang dikangenin dari makanannya sih kolak, gorengan. Di Indonesia kan bisa dimakan kapan saja. Nah kalo di sini, tahu isi, tahu jeletot gitu kan enggak ada," ujar Iqbaal.

Iqbaal juga mengatakan, jarak yang memisahkannya dengan keluarga dan teman-teman terdekatnya di Indonesia bukan halangan untuk terus berbagi kebahagiaan selama Ramadhan dan lebaran.

Untuk itu, ia mengirim bingkisan.pada orang-orang terdekatnya.

"Sejak tahu kalau kecil nih kemungkinannya untuk kembali ke Indonesia buat lebaran berbagi bingkisan bisa jadi jalan untuk tetap berbagi kebahagiaan buat teman-teman dan keluarga di Indonesia," ujar Iqbaal.

"Saya yakin banget sih, jarak dan waktu tidak menghalangi keinginan saya untuk berbagi kebahagiaan," cetus dia.