Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

6 Cara Bantu Anak agar Tak Pandang Negatif Makanan dan Berat Badan

KOMPAS.com – Beberapa anak mempunyai masalah dengan rasa kepercayaan diri karena bentuk dan berat badannya yang tidak ideal.

Hal itu dapat terjadi karena -salah satunya- sebagian orangtua masih menanamkan pemahaman, badan yang ramping adalah menyehatkan dan proporsional.

Walau orangtua punya niat baik agar anaknya selalu sehat, sebenarnya pola pikir seperti itu perlu dicermati kembali.

Sebab, ada risiko anak menjadi tidak mencintai badannya dan terobsesi menurunkan berat dengan menghindari makanan-makanan tertentu.

Supaya stigma satu ini tidak berlanjut, orangtua perlu membantu anak agar tidak lagi memandang negatif makanan dan berat badan.

Tapi, bagaimana caranya?

1. Menghargai nafsu makan anak

Menambah porsi makanan seringkali dikaitkan dengan kebiasaan makan yang rakus dan bisa menambah berat badan anak.

Alih-alih melarang, orangtua sebaiknya menghargai nafsu makan anak, sambil mengajari soal batasan antara rasa lapar dan kenyang, supaya tak kebablasan.

Apabila anak ingin menambah porsi makanan, jangan langsung melarang.

Orangtua dapat memberikan pengertian, dengan kalimat yang memuji selera makannya, namun tak lantas membiarkan anak makan berlebih. 

2. Ajari anak mencintai kondisi badannya

Anak mungkin merasa insecure apabila bentuk badannya melebar karena kelebihan berat saat berkaca di depan cermin.

Tidak mengherankan apabila anak ingin berat badannya turun, supaya tidak dicibir oleh orang-orang di sekitarnya.

Nah, ketimbang mengkritik, orangtua bisa mencoba memberi pujian yang pantas terhadap bentuk badan anak tersebut. Selain itu, tanyakan juga bagian tubuh mana yang anak sukai.

3. Bebaskan anak memilih makanan

Sebagian orangtua melarang anaknya untuk membeli banyak makanan asin, manis, atau berlemak tinggi.

Benar. Makanan-makanan tersebut tidak sesuai dengan tujuan penurunan berat badan atau pola makan yang sehat menurut orangtua.

Meski ada niat mulia di balik larangan itu, namun ada baiknya orangtua memberi mencoba kebebasan anak untuk membeli makanan.

Kalau pun si kecil meminta sejumlah makanan yang selama ini dianggap tidak sehat, ada kalanya perlu untuk membiarkannya dalam porsi terbatas.

Lagipula, makanan itu tidak ada salahnya dimakan sesekali -dengan catatan pola makan anak tetap dibarengi dengan sayur, buah-buahan, dan biji-bijian.

Tips yang satu ini memungkinkan anak untuk mencoba makanan dengan rasa dan tekstur yang berbeda, sehingga dia pun akan paham mana yang harus dimakan. Tentu dengan penjelasan proporsional dari orangtua.

4. Mencari sisi positif

Beberapa tayangan di TV atau YouTube seringkali memandang orang dengan kelebihan berat badan sebagai bahan lelucon dan ejekan.

Tentu tontonan tersebut tidak baik bagi anak, jadi orangtua harus mencari sisi positif anak daripada mengomentari kelebihan berat badan.

Misalnya dengan memuji karakter dalam tayangan sebagai sosok yang pemberani, baik hati, dan sisi positif lainnya yang dapat diulik.


5. Tidak memusuhi makanan

Beberapa orangtua sering mengungkapkan penyesalan dan menyalahkan diri sendiri karena melahap makanan yang selama ini dihindari.

Anak yang mendengar perkataan itu tentu akan mengasosiasikan makanan yang telanjur dilahap tidak baik bagi dirinya.

Lebih baik, kebiasaan itu dihentikan, karena kesempatan untuk menikmati makanan menjadi berkurang.

Kalau pun anak bersama orangtua berada dalam sebuah pesta atau sedang berlibur, nikmati saja makanan yang disajikan. Lagi-lagi, dengan pemahaman yang benar soal porsi dan kandungan di dalamnya.

6. Buat olahraga terasa bahagia

Anak kemungkinan termotivasi untuk berolahraga karena ingin membakar lemak dari makanan yang sudah dimakan.

Pola pikir seperti itu bisa saja menurun dari orangtua, karena memiliki tujuan olahraga yang sama.

Namun, ada baiknya pemahaman tersebut dikesampingkan dan orangtua memberi tahu anak bahwa olahraga adalah aktivitas fisik yang menyenangkan.

Katakan juga kepada anak, olahraga mampu menguatkan tubuh dan membuat si kecil merasa bahagia.

Dengan begitu, anak akan terdorong berolahraga dengan motivasi lain. Lantas, pada gilirannya diharapkan anak juga bisa olahraga sendiri tanpa didampingi orangtuanya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/05/18/063439520/6-cara-bantu-anak-agar-tak-pandang-negatif-makanan-dan-berat-badan

Terkini Lainnya

Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Prediksi Shio Kuda Api 2026, Disebut Penuh Peluang Besar
Prediksi Shio Kuda Api 2026, Disebut Penuh Peluang Besar
Wellness
Kebutuhan Psikologis Anak 5-12 Tahun, dari Bermain hingga Rasa Aman
Kebutuhan Psikologis Anak 5-12 Tahun, dari Bermain hingga Rasa Aman
Parenting
Rasa Bersalah Ibu pada Anak, Kapan Masih Wajar dan Kapan Perlu Diwaspadai?
Rasa Bersalah Ibu pada Anak, Kapan Masih Wajar dan Kapan Perlu Diwaspadai?
Parenting
Cinta Laura Ajak Konsisten Hidup Sehat, Mulai dari Langkah Kecil
Cinta Laura Ajak Konsisten Hidup Sehat, Mulai dari Langkah Kecil
Wellness
Perjalanan Cinta Tiffany Young dan Byun Yo Han, Sudah Ada Rencana Menikah
Perjalanan Cinta Tiffany Young dan Byun Yo Han, Sudah Ada Rencana Menikah
Wellness
Momen Taylor Swift Telepon Travis Kelce di Eras Tour, Saling Dukung Meski LDR
Momen Taylor Swift Telepon Travis Kelce di Eras Tour, Saling Dukung Meski LDR
Relationship
Pemicu Ibu Sering Merasa Bersalah dalam Mengasuh Anak Menurut Psikolog
Pemicu Ibu Sering Merasa Bersalah dalam Mengasuh Anak Menurut Psikolog
Wellness
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com