Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Apa yang Membuat Jam Tangan Skeleton Layak Dikoleksi?

KOMPAS.com - Jam tangan skeleton, atau jam tangan dengan dial transparan ditujukan untuk mereka yang menghargai kerumitan dan ketelitian para pengrajin dalam menciptakan penunjuk waktu.

Karena tidak ada dinding atau sekat yang memisahkan jarum jam dan bagian mesin, pengguna jam tangan skeleton dapat menyaksikan indahnya gerakan mesin dari bagian dial.

Tentu saja, hampir semua proses pengerjaan skeleton watch melibatkan sentuhan tangan pengrajin, jarang menggunakan mesin.

Lalu, "jantung" atau mesin yang disematkan untuk menggerakkan arloji umumnya adalah mesin mekanis dengan banyak komponen yang kompleks.

Meski demikian, ada juga jam tangan skeleton yang memamerkan mesin kuarsa di bagian dalam cangkang.

Daya tarik jam tangan skeleton

Kaum adam --khususnya penggemar otomotif-- cenderung mempunyai kebiasaan mengangkat kap mobil atau membongkar motor untuk menatap mesin kendaraan.

Tujuannya jelas: untuk melihat kompleksitas dan kerumitan setiap komponen mesin yang ditanamkan dalam kendaraan kesayangan mereka.

Ketertarikan yang tinggi untuk menyaksikan jeroan mesin turut merambah industri elektronik.

Saat ini, banyak merek menciptakan casing transparan untuk komputer, speaker, hingga ponsel demi "memuaskan" hasrat konsumen.

Kondisi itu rupanya juga berlaku di industri jam tangan.

Sederet pembuat jam ternama merancang timepiece sedemikian rupa agar pengguna bisa melihat seperti apa mesin yang menggerakkan jam tangan tersebut.

Kalaupun sebuah arloji tidak memiliki dial transparan, pembuat jam akan memberikan jendela (window) di bagian cangkang belakang untuk mengungkap gerakan mesin.

Bahkan, beberapa arloji dilengkapi dial skeleton dan jendela di bagian cangkang belakang, sehingga pengguna dapat mengapresiasi keindahan mesin hasil sentuhan pengrajin jam dari kedua sisi.

Tidak sepenuhnya ketinggalan zaman

Ide atau gagasan untuk membuat bagian dial menjadi transparan bukanlah sesuatu yang baru.

Sekitar tahun 1769, pembuat jam Perancis, Andre-Charles Caron pertama kali mendesain ulang jam sakunya, dan memamerkan mesin yang biasanya disembunyikan di bagian bawah dial.

Pada periode 1960-an, industri jam tangan Swiss harus menghadapi gempuran arloji bermesin kuarsa yang rata-rata dibawa oleh pembuat jam dari Asia --termasuk Jepang.

Pembuat jam Swiss menghidupkan kembali desain arloji skeleton yang sejak lama dipandang terlalu aneh di mata masyarakat.

Arloji skeleton inilah yang membuat sebagian watchmaker Swiss dapat bertahan dari serangan para pembuat jam asal Negeri Sakura.

Bagi penyuka tampilan modern, minimalis, dan terbiasa memakai jam tangan yang mengutamakan fungsi, jam tangan skeleton bukanlah sesuatu yang mereka cari.

Sebaliknya, jam tangan skeleton dirancang bagi mereka yang menghargai keindahan mesin yang dibuat pengrajin secara hati-hati dan teliti, seperti yang sudah disinggung di paragraf pertama artikel ini.

Kebangkitan jam tangan skeleton

Selama beberapa tahun terakhir, industri jam tangan Swiss sudah menerapkan desain dial skeleton penuh pada semua model arloji, baik model klasik maupun model yang modern seperti jam tangan olahraga (sports watch).

Mungkin sekitar 10 tahun yang lalu, pecinta horologi akan menganggap jam tangan olahraga dengan dial skeleton adalah hal yang tidak masuk akal.

Namun lihatlah Bell & Ross BR05 Skeleton atau Audemars Piguet Royal Oak Skeleton.

Pemberian dial skeleton pada kedua sports watch itu tidak buruk-buruk amat, justru bisa dibilang keren.

Dengan inovasi tersebut, industri jam tangan Swiss yang selama ini dikenal kolot tampaknya berubah menjadi sedikit provokatif dan liar. Arloji skeleton dipandang sebagai sebuah karya seni, bukan hanya alat untuk menunjukkan waktu.

Perkembangan teknologi, serta kemunculan perangkat lunak seperti 3D CAD membuat arloji skeleton menjadi lebih terjangkau, dapat diakses lebih banyak orang.

Desain dial skeleton memicu pro dan kontra

Sayangnya, tidak semua watchmaker "membanggakan" desain dial skeleton.

Beberapa pembuat jam berpendapat, dial skeleton akan mengurangi integritas struktural arloji, yang akhirnya dapat berdampak negatif pada daya tahan dan ketepatan waktu arloji tersebut.

Anggapan lain yang muncul, ketika semakin banyak arloji menerapkan dial skeleton, maka akan semakin sedikit arloji yang memiliki bentuk yang jelas dan solid.

Adapun segelintir pihak yang menilai jika desain arloji skeleton cenderung terlalu mencolok.

Mungkin, itu sebabnya beberapa pembuat jam merancang arloji dengan dial berkonsep "open worked".

Berbeda dari dial skeleton yang menampilkan seluruh komponen mesin, konsep open worked ini hanya menyoroti satu atau dua detail utama dari mesin jam, seperti mainspring.

Rekomendasi jam tangan skeleton keren

Bagi yang tertarik untuk memakai jam tangan skeleton, ada sejumlah model yang bisa dipertimbangkan:

1. Roger Dubuis Titanium Excalibur

Salah satu kreasi perusahaan itu, Titanium Excalibur menampilkan dial transparan dengan jembatan (bridge) berpola bintang yang mencolok.

2. Cartier Santos De Cartier Skeleton

Cartier Santos De Cartier Skeleton merupakan contoh arloji yang terinspirasi dari desain klasik.

Oleh pembuat jam, gaya klasik itu dipadukan dengan dial skeleton dan jendela di bagian cangkang belakang.

Melalui sisi depan dan belakang arloji, pengguna bisa menyaksikan 138 komponen mesin manual yang menggerakkan arloji ini.

3. Tissot Chemin Des Tourelles Squelette

Detail menarik yang disajikan adalah beberapa roda gigi berbahan kuningan yang terpampang di bagian tengah.

4. Hamilton Jazzmaster Open Heart

Hamilton Jazzmaster Open Heart dapat dipakai untuk kebutuhan sehari-hari dan dibanderol dengan harga yang terjangkau.

5. Swatch SUOZ147

Alih-alih menampilkan mesin mekanis yang rumit, Swatch SUOZ147 ini justru dibekali mesin kuarsa yang lebih sederhana.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/05/25/142019220/apa-yang-membuat-jam-tangan-skeleton-layak-dikoleksi

Terkini Lainnya

Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Prediksi Shio Kuda Api 2026, Disebut Penuh Peluang Besar
Prediksi Shio Kuda Api 2026, Disebut Penuh Peluang Besar
Wellness
Kebutuhan Psikologis Anak 5-12 Tahun, dari Bermain hingga Rasa Aman
Kebutuhan Psikologis Anak 5-12 Tahun, dari Bermain hingga Rasa Aman
Parenting
Rasa Bersalah Ibu pada Anak, Kapan Masih Wajar dan Kapan Perlu Diwaspadai?
Rasa Bersalah Ibu pada Anak, Kapan Masih Wajar dan Kapan Perlu Diwaspadai?
Parenting
Cinta Laura Ajak Konsisten Hidup Sehat, Mulai dari Langkah Kecil
Cinta Laura Ajak Konsisten Hidup Sehat, Mulai dari Langkah Kecil
Wellness
Perjalanan Cinta Tiffany Young dan Byun Yo Han, Sudah Ada Rencana Menikah
Perjalanan Cinta Tiffany Young dan Byun Yo Han, Sudah Ada Rencana Menikah
Wellness
Momen Taylor Swift Telepon Travis Kelce di Eras Tour, Saling Dukung Meski LDR
Momen Taylor Swift Telepon Travis Kelce di Eras Tour, Saling Dukung Meski LDR
Relationship
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com