Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

"Invasi Seleb" ke Citayam Fashion Week, Ridwan Kamil Pun Bersuara

Berbagai pandangan terus bergulir, berawal dari fenomena Citayam Fashion Week yang semakin populer menjadi budaya subkultur remaja dari penyangga ibu kota.

Seketika kawasan Stasiun MRT Dukuh Atas, Sudirman, Jakarta dijejali para pemburu konten. Sebut saja artis, YouTuber, merek fesyen, model profesional sampai influencer hadir di sana.

Kehadiran mereka ini dinilai warganet telah merenggut bahkan numpang "eksis" di ruang berekspresi bagi remaja SCBD (Sudirman, Citayam, Bojonggede, Depok) yang sudah nongkrong di kawasan itu setahun belakangan.

"Tidak ada tempat untuk orang kaya di sini lu pada ga keterima Jakarta Fashion Week apa gimana, tinggalkan anak-anak Citayam itu sendiri!!! Kemarin saja ngatain alay & norak," komentar pengguna Twitter @bataldemihoekum.

"Nah kan mulai, yang emang profesinya jadi model ikutan numpang tenar. Udahlah kalian di tempat kalian, SCBD buat mereka-mereka yang ingin menjadi kebahagiaan di jalanan," kata warganet yang lain.

Melalui laman Instagram-nya @ridwankamil, dia memberi gambaran tentang apa yang terjadi pada fenomena Citayam Fashion Week ini.

Dia menilai ada tujuan komersil atas insiasi Baim Wong yang mendaftarkan Citayam Fashion Week ke HaKI (Hak Kekayaan Intelektual).

"Dear Baim Wong dkk, nasihat saya, tidak semua urusan di dunia ini harus selalu dilihat dari sisi komersial."

"Fenomena #CitayamFashionWeek itu adalah gerakan organik akar rumput yang tumbuh kembangnya harus natural dan organik pula."

"Sekalinya diformalkan dan dimewahkan, apalagi oleh orang luar, malah akan hilang tujuan dan maksudnya. Dan biasanya gerakannya malah akan mati muda," cetus Ridwan Kamil.

Ridwan Kamil menambahkan, biarkan fenomena ini jadi cerita bahwa fashion jalanan (street style) tetap ada. Bukan di Sarinah, bukan di Podcast, bukan pula harus ke ranah Internasional.

"Biarkan tetap slebew bukan haute couture," kata dia.

Menurut dia, ada kalanya anak-anak Citayam ini hanya membutuhkan ruang berekspresi. Dan tidak perlu negara turut campur terlalu jauh.

Tidak perlu pula individu-individu di luar komunitasnya ikut-ikutan mengatur-ngatur.

"Jika pun ingin diorganisasikan lebih baik, biarlah mereka sendiri yang mengurusnya melalui komunitasnya. Oleh mereka bukan Anda."

"Anda dan istri sudah hebat punya kerja-kerja luar biasa. Lanjutkan. Tapi bukan untuk inisiatif yang ini."

"Saran saya, pendaftaran HAKI ke Kemenkumham dicabut saja. Terima kasih jika bisa memahaminya," sambung pria kelahiran 1971 ini.

Tidak sedikit warganet yang mengaku sepakat dengan apa yang disampaikan Ridwan Kamil di media sosialnya.

Apakah ini pertanda suara-suara mereka terwakilkan dari pandangan Ridwan Kamil? Berikut beberapa tanggapan yang terlihat di kolom komentar unggahan tersebut.

"Penjelasan terbaik di internet. Terima kasih pak Gub!" papar Jovial da Lopez, YouTouber Tanah Air.

"Kreativitas dan kebahagiaan Wong Cilik diakuisisi Baim Wong," kata @uyung_aria.

"Setuju Pak, gak semuanya soal uang dan ga semuanya harus diuangkan," kata Mesty Ariotedjo.

Dia pun memberikan penjelasan terkait langkah yang dia ambil. Menurut Baim, tujuannya tak lain karena ingin melihat perkembangan industri fashion Indonesia agar lebih dilirik di mata dunia.

Gagasan itu pun tergerak karena istrinya, Paula Verhoeven merupakan seorang model yang juga mengerti banyak hal soal fesyen.

"Citayam Fashion Week ini bukan milik saya. Ini milik mereka semua, milik Indonesia."

"Saya hanyalah orang yang punya visi menjadikan Citayam Fashion Week sebagai ajang untuk membuat tren ini menjadi wadah yang legal, dan ga musiman."

"Dan yang paling penting, bisa memajukan fashion Indonesia di mata dunia," kata Baim Wong melalui akun Instagram-nya.

Dia merasa bahwa orang-orang dengan mimpi yang besar harus membantu mereka, bukan karena kepentingan bisa dapat berapa, visinya akan dibawa sejauh mana.

Tetapi kata Baim, semua ini harus dilihat akan manfaatnya bagi banyak orang. Terlalu banyak risiko ketika mempunyai tujuan yang besar.

Sebab, kata dia, membuat sesuatu yang menjadi besar pasti memerlukan biaya.

"Citayam Fashion Week ini adalah gerakan di mana orang-orang sudah mempedulikan fashion. Dan ternyata di Indonesia, fashion nggak harus mahal, dan mereka bangga memakainya."

"Kebanggaan itu adalah achievement yang penting, dan itu harus dibudidayakan," lanjut dia.

"Hasil dari sini saya belum tahu ada atau enggak, tapi kalau pun ada, itu akan menjadi milik kalian juga."

"Dan bukan cuma itu, inget ada nama Citayam di depannya. Ini juga milik mereka, ini benar-benar milik Indonesia."

Menurut Baim, wacana itu pun sudah disampaikan pada remaja-remaja SCBD yang menjadi ikon Citayam Fashion Week, seperti Bonge, Kurma, Roy Citayam, dan Jeje "Slebew" dan semua itu akan diserahkan kepada mereka.

"Dengan tangan kalian (Bonge, Roy, Jeje dan Kurma) kalian bangun Citayam menjadi daerah yang hebat dengan uang ini."

"Saya hanya bagian dari kalian untuk bisa meraih mimpi ini. Saya hanya butuh kepercayaan kalian," tulis Baim.

Di akhir pesannya, Baim kembali menegaskan tujuannya tak lain untuk menjadikan budaya subkultur ini agar lebih maju.

"Tujuan besarnya lebih untuk kalian. Lebih untuk Indonesia. Saya peduli dengan negara saya. Sebisa mungkin saya melakukan yang menurut saya bisa saya lakukan."

"Kalau kalian mempunyai rasa yang sama, mungkin kalian melakukan hal yang sama dengan saya."

"Selalu berpikir bagaimana menjadikan Indonesia lebih maju. Tetapi maaf kalau jadi meresahkan kalian, Insya Allah tujuan kita sama," kata Baim.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/07/25/151733720/invasi-seleb-ke-citayam-fashion-week-ridwan-kamil-pun-bersuara

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke